Sri Mulyani: Islamic Development Bank Siap Kucurkan Dana ke Indonesia Rp 3,8 T

Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IsDB) siap memberikan dana darurat untuk mengatasi dampak wabah Virus Corona.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Apr 2020, 13:15 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2020, 13:15 WIB
Rapat Kerja
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019). Pemerintah bersama Komisi XI DPR RI kembali melakukan pembahasan mengenai asumsi dasar makro dalam RAPBN 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa Bank Pembangunan Islam atau Islamic Development Bank (IsDB) siap memberikan dana darurat untuk mengatasi dampak wabah Virus Corona baru atau Covid-19.

Bantuan yang siap diberikan mencapai USD 250 juta atau mencapai Rp 3,89 triliun (estimasi kurs 15.591 per dolar AS)

"Dana darurat Covid-19 dari IsDB dalam proses negosiasi berkisar antara USD 200-250 juta," kata Sri Mulyani, dikutip dari Antara, Senin (27/4/2020).

Sri Mulyani mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu hasil pembicaraan virtual dengan Presiden IsDB Bandar Hajjar mengenai langkah pemerintah dalam bidang kesehatan, bantuan sosial, maupun insentif dunia usaha.

Dalam kesempatan itu ia memastikan Islamic Development Bank akan memberikan dukungan bersama dengan lembaga multilateral lain seperti Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) untuk mengatasi COVID-19

"IsDB meluncurkan program 3 R (Respons, Restore, Restart)," kata Sri Mulyani.

 


Efisiensi

Sri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 TSri Mulyani Mencatat, Defisit APBN pada Januari 2019 Capai Rp 45,8 T
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya pemerintah memastikan akan mengandalkan pinjaman dari lembaga multilateral untuk mendukung pembiayaan berbagai program stimulus.

Namun pembiayaan dari lembaga multilateral ini bukan merupakan langkah mendesak yang akan dimanfaatkan untuk penanganan Corona.

Langkah yang paling utama dilakukan pemerintah adalah melakukan sejumlah realokasi atau refocusing belanja APBN yang tidak mendesak seperti perjalanan dinas atau pertemuan rapat.

Selain itu pemerintah juga akan mengandalkan pembiayaan penerbitan surat utang seperti pandemic bonds untuk mendukung pelebaran defisit anggaran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya