Kimia Farma Setop Sementara Distribusi Alat Rapid Test Biozek

Kimia Farma meminta klarifikasi kepada Inzek International Trading BV Belanda atas pemberitaan alat rapid test Biozek memiliki akurasi yang rendah.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Mei 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2020, 18:10 WIB
Penumpang KRL di Stasiun Bojonggede Tes Swab Massal
Paramedis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab di Stasiun Bojonggeder, Jawa Barat, Senin (11/05/2020). Pemkab Bogor melakukan tes swab dan rapid test bagi penumpang KRL Commuter Line dilakukan secara massal. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma (Persero) menghentikan sementara distribusi alat rapid test Biozek yang ke fasilitas layanan kesehatan, jejaring laboratorium pemeriksaan dan Dinas Kesehatan Provinsi, Kota dan Kabupaten. Alat ini diproduksi oleh manufaktur Inzek International Trading BV Belanda.

Hal ini dilakukan karena terdapat temuan dari Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menyebutkan bahwa alat rapid test Biozek memiliki akurasi yang rendah.

"PT Kimia Farma Tbk telah melakukan langkah–langkah, yakni meminta klarifikasi kepada Inzek International Trading BV Belanda atas pemberitaan tersebut (dan) melakukan penghentian sementara distribusi Rapid Test sambil menunggu hasil klarifikasi dari produsen," terang pernyataan resmi perusahaan, sebagaimana dikutip Liputan6.com, Rabu (13/5/2020).

Adapun, PT Kimia Farma Tbk melakukan impor rapid test dari Inzek International Trading BV Belanda sejak pertengahan April 2020. Produk ini diklaim telah memiliki sertifikat Conformite` Europeenne (CE) untuk dapat diperdagangkan di pasar Eropa.

Lebih lanjut, produk ini juga diklaim dengan dokumen uji mutu berupa hasil uji Sensitivitas Relatif Rapid Test BNCP–402 dan BNCP–402S lebih dari 99,9% untuk IgG dan 85% untuk IgM, sedangkan Spesivitas Relatif Rapid Test adalah 98% untuk IgG dan 96% untuk IgM dibandingkan dengan hasil PCR.

Hasil uji klinik yang dilakukan oleh CNR Virus des Infections Respiratoires Institut Pasteur Perancis juga menunjukkan hasil yang baik pada Rapid Test Biozek BNCP–402 dan dokumen pendukung lainnya.

"Perseroan senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan solusi kesehatan yang terbaik bagi masyarakat serta menjalankan prosedur sesuai dengan ketentuan, regulasi dan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance)," demikian bunyi keterangan tersebut.

 

Permintaan Rapid Test Covid-19 Melonjak Selama Pandemi

Penumpang KRL di Stasiun Bojonggede Tes Swab Massal
Paramedis mengambil sampel penumpang KRL Commuter Line saat tes swab di Stasiun Bojonggeder, Jawa Barat, Senin (11/05/2020). Pemkab Bogor melakukan tes swab dan rapid test bagi penumpang KRL Commuter Line dilakukan secara massal. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, permintaan alat rapid test Covid-19 melonjak selama pandemi virus corona. Hal ini salah satunya dialami oleh alat rapid test Biozek Covid-19 IgG/IgM asal Belanda.

"Kami telah melihat peningkatan sangat tajam dalam permintaan dan penjualan Speedtests Corona di seluruh dunia," ungkap CEO MACH-E BV distributor eksklusif produk Biozek di Indonesia, Erro Verschoor, dalam keterangan tertulis di Jakarta, pada Selasa 12 Mei 2020.

Saat ini, lanjut dia, Rapid Test Biozek Covid-19 IgG/IgM/Mach-E telah diakui di Eropa dan digunakan di banyak negara. Di antaranya Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, Jerman, Rusia, Swiss, Belanda, Amerika Serikat, India, Kuwait, Israel dan Arab Saudi. 

PT Kimia Farma sendiri telah memutuskan untuk menggunakan Rapid Test Biozek Covid-19 IgG/IgM/Mach-E untuk pasar Indonesia dan berharap dapat berkolaborasi jangka panjang guna membantu menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.

Rapid Test ini juga telah dikembangkan dan diproduksi di bawah regulasi Uni Eropa dan Belanda yang sangat ketat.

"Peraturan ini tidak memberikan ruang untuk kesalahan dan dengan demikian membuat produk ini sangat handal dan aman," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya