Usai Lakukan Stress Test, BNI Syariah Yakin Mampu Hadapi Dampak Pandemi

BNI Syariah membuat 3 skenario dalam melakukan stress test dari kondisi ringan, sedang hingga berat.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mei 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 18:45 WIB
20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT BNI Syariah telah melakukan stress test atau uji daya tahan di tengah pandemi Virus Corona. Dari hasil stress test, BNI Syariah yakin kuat menghadapi tantangan dan risiko pasar.

"Kita sudah membuat stress test ke BNI Syariah. Kalau kita lihat secara risiko likuiditas, BNI Syariah masih kuat, tak ada masalah. demikian juga dengan risiko pasar," kata Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto, dalam diskusi daring, Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Wahyu mengatakan, pihaknya membuat 3 skenario dalam melakukan stress test dari kondisi ringan, sedang hingga berat. Namun diakui, dari tiga skenario tersebut pembiayaan menjadi sektor yang paling banyak terpengaruh.

"Mungkin kita akan kena di risiko pembiayaan. Kita sudah membuat simulasi untuk skenario ringan, sedang dan berat. Sampai saat ini dampaknya masih ringan dan sedang. Perkiraan kami, NPF masih bisa di bawah 4 persen," katanya.

Secara tahunan dia memprediksi, laba BNI Syariahtidak akan tercapai seperti yang sudah ditargetkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pada awal tahun sebelum Virus Corona masuk ke Indonesia. Meski demikian, perusahaan optimis masih mendapat untung.

"Laba tak bisa mencapai target yang kita canangkan dalam RBB, tapi masih menghasilkan keuntungan yang cukup lah bagi perusahaan tergantung seberapa lama efek Covid-19 ini terjadi," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

BNI Syariah Cetak Laba Rp 214 Miliar di Kuartal I 2020

20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Aktivitas perbankan syariah di BNI Syariah Jakarta, (10/10). Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54% (YOY), dari Rp 216 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 243 triliun (Juli 2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan pada kuartal I-2020 mencatat pertumbuhan labanya mencapai 58,1 persen YoY.

“Alhamdulillah di Maret ini Rp 214 miliar atau naik 58,1 persen yoy, memang secara bottom line dampak dari covid-19 belum begitu terasa tapi kami sudah mengantisipasi di kuartal-kuartal berikutnya tentu dampak ini akan terasa baik secara bisnis maupun kualitas aset,” kata Abdullah dalam Konferensi Pers Kinerja BNI Syariah TW1 Tahun 2020, Kamis (28/5/2020).

Tercatat hingga Maret 2020 terdapat peningkatan aset 16,2 persen menjadi Rp 51,1 triliun dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 44 triliun atau hanya sekitar 14,2 persen. 

Kemudian laba bersih pada Maret 2020 mencapai Rp 214 miliar, naik 58,1 persen dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 135,35 miliar atau hanya 43,3 persen, begitupun dengan sisi modal juga naik menjadi 18,5 persen dari sebelumnya hanya 12,2 persen.

Begitupun dengan setoran modal inti per Maret juga naik, semula dari Desember hanya Rp 4,5 triliun menjadi Rp 5 triliun per Maret 2020.

“Kita bisa mencapai modal Rp 5 triliun ini karena faktor fundamental kita memiliki kinerja yang cukup baik, mudah-mudahn dampak ini bisa kita minimalis sehingga sampai akhir tahun kita bisa making provit harapan kami seperti itu,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya