Melesat 58 Persen, BNI Syariah Cetak Laba Rp 214 Miliar di Kuartal I 2020

Tercatat hingga Maret 2020 terdapat peningkatan aset BNI Syariah sebesar 16,2 persen menjadi Rp 51,1 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Mei 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 16:00 WIB
20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan pada kuartal I-2020 mencatat pertumbuhan labanya mencapai 58,1 persen YoY.

“Alhamdulillah di Maret ini Rp 214 miliar atau naik 58,1 persen yoy, memang secara bottom line dampak dari covid-19 belum begitu terasa tapi kami sudah mengantisipasi di kuartal-kuartal berikutnya tentu dampak ini akan terasa baik secara bisnis maupun kualitas aset,” kata Abdullah dalam Konferensi Pers Kinerja BNI Syariah TW1 Tahun 2020, Kamis (28/5/2020).

Tercatat hingga Maret 2020 terdapat peningkatan aset 16,2 persen menjadi Rp 51,1 triliun dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 44 triliun atau hanya sekitar 14,2 persen.

Kemudian laba bersih pada Maret 2020 mencapai Rp 214 miliar, naik 58,1 persen dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 135,35 miliar atau hanya 43,3 persen, begitupun dengan sisi modal juga naik menjadi 18,5 persen dari sebelumnya hanya 12,2 persen.

Begitupun dengan setoran modal inti per Maret juga naik, semula dari Desember hanya Rp 4,5 triliun menjadi Rp 5 triliun per Maret 2020.

“Kita bisa mencapai modal Rp 5 triliun ini karena faktor fundamental kita memiliki kinerja yang cukup baik, mudah-mudahn dampak ini bisa kita minimalis sehingga sampai akhir tahun kita bisa making provit harapan kami seperti itu,” ujarnya.

 

Market Share

20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Aktivitas perbankan syariah di BNI Syariah Jakarta, (10/10). Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54% (YOY), dari Rp 216 triliun (Juli 2015) menjadi Rp 243 triliun (Juli 2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bahkan ia juga menyebut, Market Share perbankan syariah menembus 6 persen yang terus meningkat. Dilihat dari tahun 2016 market share mencapai 7,87 persen, 2017 mencapai 8,21 persen, 2018 mencapai 8,60 persen, llau 2019 mencapai 9,54 persen, dan tahun 2020 mencapai 9,86 persen.

“Alhamdulillah kita terus mengalami peningkatan market share BNI syariah dari tahun 2020 capai 9,86 persen, ini sebuah kinerja yang menggembirakan bagi kami. Per Februari kita sudah masuk urutan kedua perbankan syariah, saya mengucapkan apresiasi pada jajaran manajemen,” ungkapnya.

Abdullah juga mengatakan bahwa secara ratio BNI syariah juga naik secara signifikan, ROE (Return On Equity) desember 2019 hanya 13,54 persen naik menjadi 17,95 persen per Maret 2020.

“Secara ratio, ROE kita naik secara signifikan 17,95 persen, ROA kita juga naik di atas 2 persen. Per Maret ini merupakan berkah, kita masih bisa memiliki rasio Return on assets (ROA) cukup tinggi di atas rata-rata industri,” ujarnya.

Oleh karena itu, dengan adanya kenaikan tersebut menjadi tantangan bagi BNI Syariah untuk lebih fokus ke depannya.    

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya