Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan menyasar ekspor produk furnitur ke Azerbaijan dan Eropa Timur. Langkah ini merupakan upaya untuk menjaga neraca perdagangan di tengah pandemi Covid-19.
"Kementerian Perdagangan terus melakukan langkah-langkah konkret untuk mendorong ekspor produk lokal, khususnya produk furnitur ke pasar Azerbaijan dan Eropa Timur. Di tengah pandemi Covid-19, pemerintah terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menjaga keseimbangan neraca perdagangan," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).
Baca Juga
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menambahkan, Kementerian Perdagangan melakukan beberapa strategi untuk menggenjot ekspor furnitur ke pasar global. Terlebih pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Advertisement
Beberapa strategi untuk menggenjot ekspor produk furnitur ke pasar global, yaitu fokus terhadap produk dan pasar, relaksasi ekspor dan impor untuk tujuan ekspor, peningkatan daya saing produk, penguatan akses pasar, optimalisasi niaga elektronik (e-commerce).
Kemudian, penguatan usaha kecil menengah (UKM) berorientasi ekspor melalui program penampungan ekspor (export coaching program), serta peningkatan ekspor di kawasan ekonomi khusus (KEK) dan pos lintas batas negara.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Fokus Eropa Timur
Menurut Kasan, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor furnitur ke kawasan Eropa Timur, khususnya untuk produk furnitur kayu dan komponen furnitur. Fokus pasar furnitur di Eropa Timur diarahkan ke pasar Polandia, Rusia, Slovenia, Romania, dan Kroasia.
Sementara untuk pasar Eropa Timur, fokusnya yaitu mempertahankan produk furnitur yang memiliki kekuatan pasar di negara tujuan ekspor. Contohnya furnitur kayu (pangsa 41,15 persen), kursi rangka kayu (20,35 persen), furnitur kayu untuk kamar (8,11 persen), furnitur kayu untuk dapur (5,45 persen), dan kursi rotan (3,77 persen).
"Apalagi, aturan ekspor ke wilayah Eropa Timur tidak terlalu rumit, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini. Selain itu, juga perlu menentukan akses pintu masuk pasar ke wilayah Eropa Timur yang strategis seperti melalui Turki, Rusia, dan Azerbaijan," tukasnya.
Reporter:Â sulaeman
Sumber: Merdeka.Com
Advertisement