Liputan6.com, Jakarta Memiliki beberapa waralaba video game terlaris dan paling populer di dunia, Activision dan anak usahanya, Blizzard Entertainment menghasilkan banyak sekali keuntungan. Ironisnya, sebagian pegawai di Blizzard, justru mengaku tak makan agar bisa membayar sewa tempat tinggal.
Blizzar sendiri merupakan studio yang bertanggungjawab atas World of Warcraft dan Overwatch. Melansir laman Business Insider, Rabu (5/8/2020), para pegawai tersebut mengaku dibayar dengan upah yang sangat rendah hingga hanya mampu mendapatkan kopi gratis yang tersedia di kantor.
Baca Juga
Parahnya lagi, mereka memilih tidak memiliki anak dulu lantaran merasa tidak akan mampu menanggung biaya hidupnya.
Advertisement
Bloomberg melaporkan, para karyawan Blizzard tersebut baru-baru ini mengedarkan dokumen pembayaran gajinya yang sekaligus menunjukkan besarnya disparitas gaji antara karyawan dan atasan di perusahaan tersebut. Jumlah gaji terbesar diperoleh CEO Activision Bobby Kotick.
Sepanjang 2019, ia membawa pulang uang senilai USD 40 juta atau setara Rp 586,9 miliar (USD 1 = Rp 14.675). Meski beberapa posisi di perusahaan tersebut menawarkan gaji dalam jumlah besar, menurut laporan Bloomberg, customer service dan beberapa posisi lain di bayar dengan upah jauh lebih rendah.
Namun dalam pernyataan berbeda, juru bicara Activision Jessica Taylor menegaskan pihaknya membayar karyawan dengan adil dan kompetitif.
"Kami secara konstan mengkaji filosopi kompensasi agar lebih baik dalam mengenali bakat dari karyawan dengan performa kerja terbaik dan menjaga agar kami tetap kompetitif dalam industri ini," jelas Taylor.
Ia menjelaskan bahwa tahun ini, para pegawai dengan kinerja terbaik mendapatkan kenaikan gaji sebesar 20 persen lebih besar dari tahun sebelumnya. Investasi gaji secara keseluruhan dilakukan secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir.
"Lebih dari itu, lebih banyak orang yang mendapatkan promosi tahun ini dibandingkan tahun-tahun lalu," tandasnya.
Saksikan video di bawah ini:
Orang Terkaya Dunia Sarankan Tegur Saja Orang yang Tak Bermasker, Tapi Begini Kata Ahli
Saat para pakar kesehatan terus menganjurkan masyarakat untuk mengenakan masker untuk membantu memperlambat penyebaran Covid-19, orang terkaya dunia Bill Gates justru mengajak masyarakat menggunakan cara yang berbeda.
Ia menyarankan masyarakat untuk berani menegur siapa saja yang dilihatnya tidak mengenakan masker. "Daripada memaksa orang memakai masker, yang perlu Anda lakukan saat berada di luar rumah dan melihat orang tak mengenakan masker, tegur saja langsung, bahwa itu salah," ungkap miliarder Gates seperti dikutip dari CNBC, Senin (3/8/2020).
Menurut miliarder ini, membuat orang lain paham bahwa kita harus menghadapi virus ini bersama akan lebih berhasil dibandingkan memberi sanksi atau denda.
"Anda harus menyampaikan pesan ini pada siapa saja dan sayangnya Amerika Serikat belum sampai ke sana," katanya.
Namun demikian, pakar epidemiologi dan profesor di Harvard Medical School Julia Marcus memperigatkan cara tersebut sebagai jalan yang kurang tepat.
Menurut peneliti di pusat penelitian HIV ini, menegur orang lain di mana saja justru dapat menjadi tindakan yang kurang bertanggungjawab atau egois.
"Walau sah-sah saja meminta orang lain mengenakan masker jika Anda memang tidak dapat berjauhan, saya rasa perlu hati-hati menegur orang lain, yang justru bisa jadi membuat orang tersebut semakin abai dan acuh," terang Marcus.
Menurut dia, membuat orang merasa malu setelah ditegur dapat menjadi penghalang yang sangat besar dalam urusan kesehatan publik. Dibandingkan menegur dan mempermalukan orang yang tidak mengenakan masker, Marcus menyarankan cara lain.
"Anda bisa berkata seperti, tolong memakai masker jika Anda berada di sekitar saya," ujarnya.
Itu merupakan salah satu taktik yang juga digunakannya saat mengingatkan orang untuk menggunakan kondom saat krisis AIDS.
Taktik lain yang digunakan adalah dengan memastikan masker selalu tersedia di berbagai tempat seperti toko atau bandara kapanpun masyarakat membutuhkannya.
Sementara itu, profesor hukum yang fokus pada hukum yang menyangkkut kesehatan publik Aziza Ahmed mengatakan, tak apa memberikan sedikit tekanan sosial pada masyarakat. Namun tidak harus begitu pada orang asing yang tak kenal.
"Gagasan yang baik untuk mengingatkan tetangga dan teman memakai masker dan menjaga jarak. Tapi menegur orang lain yang tak dikenal adalah hal berbeda. Orang yang dikenal jelas akan cenderung mendengarkan," tutur Ahmed.
Advertisement