Kucurkan Beras Bansos untuk 10 Juta Keluarga, Bulog Bisa Refreshing Stok

Perum Bulog menyatakan akan segera menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras kepada 10 juta keluarga penerima manfaat

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Agu 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2020, 20:27 WIB
FOTO: Bantuan Sosial Pemerintah Pusat Siap Disalurkan
Pekerja memindahkan paket bansos di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah menyalurkan paket bansos sebesar Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menyatakan akan segera menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Dalam program ini, setiap KPM akan mendapatkan 15 kg beras per bulan selama 3 bulan.

Direktur Operasi Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengungkapkan rasa senang atas penugasan tersebut. Sebab, itu bakal mempermudah misi perseroan untuk pendistribusian beras yang total sudah tersimpan di gudang hingga 1,4 juta ton.

Dalam program ini, Tri Wahyudi melanjutkan, Bulog akan mengeluarkan stok 900 ribu ton beras yang terbagi dalam dua tahap, masing-masing 450 ribu ton untuk 3 bulan

"Alhamdulillah dalam waktu dekat kita ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk mengeluarkan stok Bulog untuk bansos dalam rangka pandemi Covid-19 kepada 10 juta KPM. Jadi Insya Allah dalam waktu dekat kami akan bisa mengeluarkan sekitar 450 ton," tuturnya dalam sesi teleconference, Kamis (13/8/2020).

Dia pun mengapresiasi langkah pemerintah yang dianggapnya telah memberi peluang kepada Bulog untuk refreshing stok.

"Kami apresiasi pemerintah telah memberi peluang untuk ini. Sehingga Bulog bisa bisa refreshing stok, yang lama bisa keluar kemudian kami beli lagi yang baru," ujar Tri Wahyudi.

Belum lama ini, Menteri Sosial Juliari P Batubara juga telah memberi sinyal akan segera mendistribusikan bansos beras ini kepada 10 juta KPM program keluarga harapan (PKH).

"Bansos beras didistribusikan seberat 15 kg per bulan untuk setiap KPM selama 3 bulan. Anggaran yang disiapkan untuk bansos beras kepada 10 juta KPM sebesar Rp 5,41 triliun," jelas Juliari.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pengusaha Ritel Sebut Bansos Pemerintah Bantu Warga Lepas dari Kemiskinan

FOTO: Bantuan Sosial Pemerintah Pusat Siap Disalurkan
Paket bansos terlihat di Gudang Food Station Cipinang, Jakarta, Rabu (22/4/2020). Pemerintah menyalurkan paket bansos sebesar Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan untuk mencegah warga mudik dan meningkatkan daya beli selama masa pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, mengapresiasi pemberian stimulus dari pemerintah yang berbentuk bantuan sosial (bansos) selama wabah pandemi Covid-19.

Selain mendongkrak daya beli masyarakat, ia menilai bantuan tersebut juga berperan membuat warga Indonesia lepas dari bayang-bayang kemiskinan selama masa krisis saat ini.

"Pemerintah telah memberikan banyak stimulus, karena bakal banyak kemiskinan jika pemerintah tidak memberikan bantuan sosial (bansos)," kata Roy dalam sesi teleconference, Kamis (13/8/2020).

"Jadi kita tahu situasi saat ini. Kita mengapresiasi pemerintah yang sudah memberikan banyak stimulus kepada kami," dia menambahkan.

Lebih lanjut, Roy juga menyoroti para pelaku ritel tradisional yang wajib berinovasi untuk mempertahankan kegiatan usahanya. Salah satunya dengan cara memperbaiki pelayanan kepada customer dan tetap mengedepankan faktor kesehatan, seperti menyediakan spot delivery service di luar toko.

"Sebanyak 90 persen anggota Aprindo telah mengubah bisnisnya, termasuk omnichannel (model bisnis lintas channel), dan kita juga menyiapkan rencana untuk bangkit," terangnya.

Oleh karenanya, ia berkesimpulan, pelaku usaha dan pelanggan harus mau bersama-sama menjaga faktor kesehatan dan keamanan. Itu disebutnya menjadi kunci untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

"Kesehatan dan keamanan harus diimplementasikan dalam pola pikir kita. Ini penting, dan kedisiplinan pada semua level di lingkungan sosial kita. Ini penting untuk mencegah gelombang kedua pandemi ini," imbuh Roy.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya