Liputan6.com, Jakarta PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND, memiliki peran strategis dalam menyalurkan bantuan sosial (bansos) Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial. Salah satu penyaluran bansos ini dilakukan di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada penyaluran Triwulan I Tahun 2025, penyaluran di Mataram tercapai 99 persen.
“Untuk di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, kita mendapatkan alokasi penyaluran sebanyak 53.722 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Dan Alhamdulillah sampai posisi saat ini kita berhasil menyalurkan kepada 53.275 KPM. Jadi kurang lebih tercapai atau presentasi kinerja ada di angka 99 persen,” kata Ketua Tim Pelaksana Penyaluran Bantuan Sosial Tahun 2025 dari PT Pos Indonesia (Persero) Andi Rosa Muhammad Ramdan dikutip Senin (24/3/2025).
Baca Juga
Sukses penyaluran bansos ini layak diapresiasi. Mengingat beberapa wilayah di NTB termasuk dalam kategori 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Tentunya menyalurkan bansos di wilayah 3T tak semudah di kota yang akses infrastrukturnya memadai.
Advertisement
“Wilayah di Nusa Tenggara Barat ini kan mempunyai tantangan tersendiri ya. Karena juga masuk kategori wilayah 3T ya, karena juga ada kepulauan-kepulauan yang masyarakatnya membutuhkan bantuan ini. Untuk kelancara proses penyaluran, pertama kita memang melakukan koordinasi dulu dan kolaborasi tentunya dengan pemerintah daerah tempat. Dalam hal ini kami sangat dibantu oleh Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat, beserta para pilar sosial,” kata Muhammad Ramdan.
Selain itu pihaknya melakukan penyaluran bansos dengan tiga metode. “Saat ini juga kita melakukan berbagai percepatan dengan menjalani tiga mekanisme di PT Pos. Yang pertama, kita melakukan penyaluran di Kantorpos. Kedua, kita melakukan penyaluran bantuan di komunitas, dan terakhir kita lakukan antaran langsung atau disebut door to door ke rumah KPM. Door to door ini untuk KPM yang berusia lanjut, sedang sakit, maupun disabilitas,” ujarnya.
Pemanfaatan Inovasi Teknologi PGC
Dalam penyaluran bansos di seluruh Tanah Air, PosIND menggunakan aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk memastikan transparansi dan akurasi data. Setiap petugas juru bayar yang melakukan penyaluran dipastikan melakukan perekaman data KPM menggunakan PGC. Apalagi aplikasi PGC ini telah dilengkapi fitur pendukung berupa geotagging, foto rumah, dan foto penerima bantuan.
Aplikasi ini pun dirancang adaptif dengan kondisi tanpa jaringan internet. Dengan demikian petugas juru bayar tetap bisa melakukan penyaluran dan perekaman data KPM hingga ke daerah terpencil, meski ketiadaan sinyal. Nanti setelah petugas kembali mendapatkan sinyal internet, secara otomatis semua data yang telah dikumpulkan sebelumnya akan langsung terunggah realtime.
“Kita yang di wilayah 3T tanpa jaringan internet ataupun offline, kita menggunakan perekaman mode offline. Jadi pada saat kita ada di conference area yang ada jaringan internet, barulah kita naikkan data KPM yang sudah kita rekam tadi,” kata Muhammad Ramdan.
Petugas Jalan Kaki 10 Km demi Antar Bansos
Menyalurkan bansos, terutama di wilayah 3T, penuh tantangan. Beberapa hal yang dihadapi petugas juru bayar yaitu kondisi geografis yang tidak bisa diakses kendaraan, kendala cuaca buruk berupa hujan dan ombak tinggi.
“Jika kita lihat secara geografis untuk wilayah Mataram memang lebih banyak pegunungan-pegunungan. Jadi kalau kita mengantarkan bansos secara door to door apalagi sekarang di bulan suci Ramadan ini memang agak berat ya, karena petugas-petugas kami juga berpuasa. Pembayaran secara door to door itu rumah-rumah KPM ada di atas gunung. Khususnya di daerah Lombok Barat, Lombok Utara. Kalau tantangan sendiri lebih ke akses karena memang ada beberapa lokasi di Lombok Utara, Lombok Barat yang aksesnya belum bisa menggunakan kendaraan bermotor. Jadi, kita harus berjalan kaki sekian kilometer (km). Kemarin terinfo itu sekitar 10 km kita berjalan kaki, karena akses jalan sangat terjal sehingga tidak bisa dilalui kendaraan bermotor,” tuturnya.
Meski kerap menghadapi tantangan dalam proses penyaluran bansos, Pos Indonesia selalu siap menjalankan amanah penyaluran bansos dari stakeholder, dan tentunya berupaya memberikan layanan terbaik kepada masyarakat khususnya penerima bantuan, melalui penyaluran bansos yang cepat, tepat, efisien, akuntabel, dan tanpa potongan sepeser pun.
Tantangan Penyaluran Door to Door
Petugas Juru Bayar dari Kantorpos Mataram, Julkardiman, menuturkan dirinya memulai proses penyaluran dengan mengumpulkan daftar nama KPM.
“Kemudian, kami persiapkan danom dan dihitung berapa jumlah KPM yang akan dikunjungi. Jumlah uang yang kami bawa dipastikan sesuai dengan jumlah yang ada di KPM tersebut. Satu hari penyaluran itu bergantung banyaknya KPM yang belum disalurkan. Kami juga koordinasi dengan pihak PSM atau Pendamping PKH,” kata Julkardiman.
Dalam melakukan pengantaran bansos ke rumah KPM, petugas juru bayar kerap berhadapan dengan beragam tantangan. Salah satunya cuaca ekstrem.
“Kalau tantangan sih, hujan. Terus kedua, pas kita sampai di tempat yang dikunjungi atau rumah KPM yang didatangi, orangnya kadang ada yang di rumah, juga ada yang enggak ada di rumah. Kadang kita datangi ke rumahnya, dia pergi berjualan. Dan ada juga yang pergi ke ladang, ada yang bekerja. Jadi kita tanya ke warga tersebut atau pihak yang bersangkutan. Ternyata ada yang bisanya sore, ada yang bisanya pagi, ada juga yang bisanya siang. Beda-beda deh,” katanya.
Advertisement
Penyaluran Bansos
Lebih lanjut Julkardiman mengungkapkan suka dan duka yang dialaminya selama menjalani tugas penyaluran bansos secara door to door. “Kalau dukanya, ada yang rumahnya sudah mau roboh. Ada yang rumahnya enggak layak huni. Ada juga yang di dalam satu KPM itu rumahnya ditempati tiga kepala keluarga,” ucapnya.
“Nah, kalau sukanya, kita senang bisa ikut membantu menyalurkan, karena yang dapat ini kan warga-warga yang kurang mampu. Pas kita anterin undangan sama mengasih bantuan tersebut, mereka senang. Kita juga senang melihatnya karena ikut membantu. Dari pihak Pos mempermudah masyarakat untuk mengambil bantuan ini, tanpa dipersulit, dan tidak dipungut biaya apapun,” ucapnya.
KPM Berharap Tetap Dapat Bansos
KPM asal Lombok, Jumanah, telah menerima bansos sembako dan PKH dengan cara door to door, yaitu bansos diantarkan langsung oleh petugas Pos ke rumah. Perempuan paruh baya ini senang bisa menerima bansos dengan diantarkan langsung.
“Saya dapat bantuan Rp450 ribu. Bantuan ini bermanfaat buat anak sekolah, beli baju, beli tas,” kata Jumanah.
Ia berharap dapat terus menerima bantuan karena keluarganya masih sangat membutuhkan.
“Semoga bantuan ini lancar, nominalnya ditambah, dan enggak telat. Terima kasih pemerintah, terima kasih Pos Indonesia sudah mengantarkan bantuan ini,” tuturnya.
