Menteri Teten Ingin Homestay Jadi Bagian dari Pengembangan Danau Toba

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung pengembangan lima produk destinasi wisata, salah satunya homestay

oleh Tira Santia diperbarui 26 Agu 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2020, 11:00 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meninjau penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/6/2020). (Maulandy)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meninjau penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk para pedagang di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (23/6/2020). (Maulandy)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung pengembangan lima produk destinasi wisata, salah satunya homestay di Parapat Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebagai pendukung destinasi wisata Danau Toba.

"Kami mendapat tugas dari Presiden untuk menyiapkan lima produk wisata yang banyak melibatkan UMKM, salah satunya adalah homestay, dan di Parapat ini homestay sangat potensial sebagai bagian dari destinasi wisata Danau Toba," kata Teten Masduki, dalam kunjungan kerjanya di Parapat Kab Simalungun Sumut, Selasa (25/8/2020).

Selain homestay, produk wisata lain yang disiapkan adalah kuliner, oleh-oleh, wisata alam dan supply terhadap kebutuhan keempat produk wisata itu.

Teten menilai dalam dialog dengan pelaku UMKM di Parapat, sudah ada perkembangan yang bagus. Seperti pendekatan pasar dari UMKM disini sudah cukup bagus, market disini adalah menengah kebawah, sehingga harga produk UMKM seperti sovenir, restoran atau cafe juga menyesuaikan sesuai yang bisa terjangkau oleh pasar atau para wisatawan.

Ia menyarankan untuk ke depan masyarakat di sekitar Parapat bisa menyediakan satu atau dua kamar sebagai homestay. Sehingga masyarakat juga bisa menikmati dampak positif dari perkembangan pariwisata khususnya di Danau Toba.

"Saya juga menyarankan agar mereka para pemilik homestay untuk berkoperasi sehingga pendampingan dan pembinaan dari pemerintah akan lebih mudah," ujarnya.

Lebih lanjut Teten mengatakan untuk bisa menjadikan satu tempat sebagai destinasi wisata yang maju, diperlukan kerjasama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (Pemda).

"Tentu kita butuh kerjasama itu. Di Parapat ini menurut saya keterlibatan Pemda dalam estate manajemen saya kira perlu. Misalnya bagaimana penataan UMKM, tempat kuliner, arus lalu lintas dan sebagainya sehingga wilayah ini bisa menjadi destinasi wisata yang menarik," jelasnya.

Ia pun menjanjikan pihaknya dan juga Kementerian/Lembaga di Pusat akan mendukung Pemda dalam memajukan destinasi wisata di wilayahnya masing-masing khususnya di Parapat ini.

"Kami mungkin bisa membantu dari segi pelatihan SDM supaya benar benar penduduk Parapat ini bisa lebih bagus lagi dalam mengelola destinasi wisata. Kami juga akan mengajak Kementerian lain seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian BUMN untuk mensupport Pemda dalam mengelola destinasi wisata," ujar Teten Masduki.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Menteri Teten Gagas Sekolah Ekspor Agar Produk UMKM Bisa Mendunia

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan Sekolah Ekspor. Langkah ini untuk meningkatkan produk ekspor UMKM di Indonesia kedepannya.

“Soal sekolah ekspor kebetulan waktu itu kita coba-coba ekspor kerupuk ke China. Tapi dari situ kita punya pengalaman ternyata tidak mudah, kemudian muncul ide buat sekolah ekspor,” kata Teten dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).

Dirinya menilai konsep yang diusung dalam Sekolah Ekspor ini bukan sekedar pelatihan-pelatihan saja, melainkan bagaimana menghubungkan dengan akses tempat kerja, dengan bea cukai, Diaspora, dan lainnya.

“Inilah target kita memang menaikkan volume ekspor kita yang baru 14 persen menjadi dua kali lipat, cuma gara-gara pandemi kita mengukur lagi target-target kita dengan target yang lebih realistis,” ujarnya.

Pasalnya ia melihat ekspor produk UMKM Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Maka hal itu merupakan tantangan Bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian lain, khususnya Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor produk UMKM.

“Yang mengurus kementerian Koperasi dan UKM itu ada 18 Kementerian dan 43 lembaga, tapi kita akan fokus di sektor-sektor yang permintaaan luar negerinya banyak, kalau sudah masuk (permintaan) kita bisa menawarkan produk yang lain,” ujarnya.

Dirinya optimis, karena produk UMKM itu banyak diantaranya sektor pertanian dan perikanan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Jika dilihat dari data FAO konsumsi ikan tumbuh 3,1 persen lebih tinggi daripada protein lainnya yang hanya 2 persen. Maka dari itu, pihaknya akan mengembangkan produk UMKM di sektor perikanan untuk diekspor nantinya.

“Kami harapkan dengan sekolah ekspor akan makin banyak ahli-ahli di dunia usaha untuk membantu dan berkomitmen agar UMKM tumbuh lebih cepat dan mendorong ekspor. Saya diminta oleh presiden mengurus UMKM bukan hanya pembiayaannya saja tapi juga harus urusin market demand-nya,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya