Lumbung Pangan Padi di Kalteng Mulai Tanam Penuh pada 2021

Pengembangan lumbung pangan di Kalteng terbagi untuk tanaman padi di lahan aluvial eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG) seluas 165 ribu ha.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Sep 2020, 10:31 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2020, 10:31 WIB
Lumbung Pangan.
Food estate padi di Kalimantan Tengah (Kalteng) seluas 165 ribu ha bisa mulai tanam penuh pada 2021. Dok PUPR

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan lumbung pangan atau food estate padi di Kalimantan Tengah (Kalteng) seluas 165 ribu ha bisa mulai tanam penuh pada 2021.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerangkan, pengembangan lumbung pangan di Kalteng terbagi untuk tanaman padi di lahan aluvial eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG) seluas 165 ribu ha yang dikerjakan Kementerian Pertanian, serta untuk tanaman singkong dengan leading sektor Kementerian Pertahanan seluas 60 ribu ha.

Sebagai tahap awal, ia melanjutkan, akan mulai dikerjakan peningkatan dan rehabilitasi irigasi seluas 32 ribu ha pada Oktober 2020. Itu terdiri dari 30 ribu ha di kawasan dengan kondisi sawah dan irigasi baik, serta 2.000 ha di Kecamatan Dadahup.

"Untuk tanaman padi dimulai dengan perbaikan saluran irigasi dan perbaikan jalan masuk (aksesibilitas) menuju kawasan food estate pada Oktober 2020. Sisanya 133 ribu ha akan dilanjutkan nanti 2021," jelas Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Jumat (4/9/2020).

"Sehingga akhir tahun 2021 kawasan estate padi seluas 165 ribu ditargetkan selesai dikerjakan seluruhnya dan bisa mulai tanam secara utuh pada 2021. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 6,47 triliun," dia menambahkan.

Dalam pengembangan lumbung pangan di berbagai wilayah, Menteri Basuki meneruskan, turut dilakukan kegiatan pengembangan irigasi baru seluas 25 ribu ha di Jambo Aye, Batang Asai, Slinga, Bintang Bano, Tingal, Karau, dan Amandit.

Kemudian rehabilitasi dan peningkatan irigasi 250 ribu ha di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau (Food Estate Kalteng), Cikunten, Manganti, Batang Ilung, dan Batanghari.

"Termasuk irigasi tambak dan jaringan Irigasi Tanah (JIAT) dengan alokasi anggaran sebesar Rp 12,5 triliun," sambung Menteri Basuki.

 

Saksikan video di bawah ini:

Kawasan Industri

Presiden Jokowi meninjau pengembangan Kawasan Industri Batang.
Presiden Jokowi meninjau pengembangan Kawasan Industri Batang.

Menteri Basuki menyampaikan, program prioritas lain Kementerian PUPR pada 2021 mendatang yakni mendukung pengembangan kawasan industri di Batang dan Subang.

Khusus untuk kawasan industri Batang seluas 4.000 ha akan dilakukan beberapa pengerjaan, seperti penyediaan air baku, pembangunan bendungan, drainase utama dan pengaman pantai.

Kemudian pengembangan jaringan jalan dan akses, clearing and grubbing, pembangunan interchange toll, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan jaringan utama, pengolahan sampah, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), dan rumah susun (rusun) pekerja.

"Sedangkan untuk kawasan industri Subang seluas 1.600 ha melalui penyediaan air baku yang didukung oleh pembangunan Bendungan Sadawarna, drainase utama, pengembangan jaringan jalan (jalan kawasan) dan jalan akses, clearing and grubbing, pembangunan interchange toll, Pembangunan IPAL dan jaringan utamanya, pengolahan sampah, SPAM, dan rumah susun pekerja," tutur Menteri Basuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya