Strategi Pemerintah Serap Anggaran Penanganan Corona 100 Persen

Pemerintah mengupayakan dana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) sebesar Rp 695,23 triliun dapat terserap 100 persen

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Sep 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2020, 16:00 WIB
FOTO: Kesibukan Tim Medis Bawa Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengupayakan dana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,23 triliun dapat terserap 100 persen hingga akhir 2020.

Diantaranya dengan cara merelokasi sisa dana dari program-program yang berpotensi tidak terserap ke program lain yang sudah berjalan dengan baik.

“Kita sadar bahwa kita mau menyerap seluruh anggarna ini. Jadi anggaran pemerintah Rp 695 triliun ini kita nggak mau tinggalkan sepeserpun. Kenapa? karena kita lihat mungkin kita perlu realokasi anggaran ini terutama untuk pemberian bantuan sosial perlindungan sosial itu kita tambah,” ujar Sekretaris Eksekutif I Komite PCPEN, Raden Pardede dalam diskusi virtual Arah Kebijakan Pemerintah : Keseimbangan Antara Kesehatan Dan Ekonomi, Rabu (23/9/2020).

Upaya ini, kata Raden, untuk memastikan masyarakat menengah kebawah tetap bisa memenuhi kebutuhan esensial mereka di tengah tekanan pandemi. Disaat yang bersamaan, juga sebagai pengungkit jalannya roda perekonomian Indonesia yang didominasi dari konsumsi rumah tangga.

Daya beli masyarakat menengah kebawah yang senantiasa terjaga, akan menciptakan permintaan. Jika permintaan naik, jelas Raden, maka produksi juga kan naik, termasuk yang melibatkan tenaga kerja.

“Dengan mereka belanja barang maka kemudian permintaan barang dalam negeri tentu akan naik. Kalau permintaan barang dalam negeri naik maka penciptaan kerja bisa terjadi dan selanjutnya ekonominya bisa bergerak,” kata Raden.

Dengan begitu, lanjut dia, selain untuk melindungi masyarakat menengah kebawah, juga sekaligus untuk menggerakkan ekonomi.

“Itu sebabnya kita realokasi sekarang ini dana-dana pen ini yang semula di tempat lain kita masukkan pada pipa pipa yang bisa berjalan dengan lancar yaitu perlindungan sosial utamanya di situ,” kata dia.

Adapun program PEN yang sisa dananya dialokasikan antara lain; anggaran kesehatan, anggaran sektoral kementerian lembaga dan Pemda, serta anggaran untuk pembiayaan korporasi. Dimana dari program-program tersebut direalokasikan untuk subsidi gaji, subsidi gaji guru honorer, subsidi kuota internet, perpanjangan diskon listrik, dan tambahan LPDB.

Wamenkeu Pede Realisasi Dana PEN Capai 100 Persen di Desember, Ini Alasannya

Tokoh hingga Aktris Hadiri Forum Dialog Kesetaraan Gender
Wakil Menkeu Suahasil Nazara memberi sambutan dalam forum dialog Summit on Girls Getting Equal: Let's Invest in Girls di Jakarta, Selasa (10/12/2019). Pemerintah dukung untuk berinvestasi pada gender perempuan lewat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara optimis realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa mencapai 100 persen pada akhir tahun ini dari total pagu anggaran Rp695,2 triliun. Mengingat pembiayaan berbagai program yang ada dilakukan secara berkala.

"Apakah mungkin sampai desember nanti (PEN) realisasi 100 persen? Jawabannya sangat mungkin. Kenapa? Karena memang beberapa program itu dibayarkan secara bulanan," jelas dia dalam webinar bertajuk 'Dualisme Peran UMKM di Tengah Krisis Ekonomi Nasional', Sabtu (19/9/2020).

Menurut Suahasil sistem pembiayaan program PEN secara berkala sengaja dirancang sedemikian rupa oleh Pemerintah. Tujuannya untuk melindungi daya beli masyarakat selama pandemi Corona berlangsung.

"Jadi, memang kalau bikin anggaran PEN itu tidak berati bahwa sebulan pertama dilaksanakan penyaluran semua digelontorkan. Ada yang seperti PKH atau program Kartu Sembako dibayarkan tiap bulan. Supaya kelompok masyarakat penerima bantuan tersebut memang punya income atau daya beli terus sampai dengan akhir tahun," paparnya.

Kemudian, pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional juga ada yang dilakukan secara siklus. Misalnya program Kartu Prakerja, yang pembiayaan direalisasikan per batch.

"Ada juga (pembiayaan) yang masuk siklus setiap bulannya, seperti Kartu Prakerja yang dilakukan secara per batch," ujar dia.

Oleh karena itu, dia optimis realisasi anggaran PEN akan terus meningkat setiap bulannya. Seiring terpukulnya kegiatan ekonomi akibat dampak krisis pandemi Corona.

"Karena kan seperti cerita kita di awal tadi, krisisnya adala krisis kesehatan tapi berdampak ke perekonomian, penerimaan turun, revenue turun, dan kegiatan ekonomi turun. Karena itu masyarakat kekurangan income. kalau kekurangan income maka diberikan support suplemen income secara bulanan. Jadi dari realisasi 36 persen lebih saat ini, bisa Desember nanti menciptakan 100 persen (realisasi) imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya