Rupiah Berpeluang Menguat Usai Debat Perdana Capres AS

Rupiah dibuka di angka 14.857 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 30 Sep 2020, 10:42 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 10:41 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpeluang menguat pada perdagangan Rabu pekan ini. Meski demikian, rupiah masih tertekan mendekati 15.000 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Rabu (30/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.857 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.895 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah kembali tertekan ke 14.890 per dolar AS.

Sejak pagi hingga pukul 10.30 WIB, rupiah bergerak di kisaran 14.857 per dolar AS hingga 14.890 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 7,38 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.918 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.920 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah berpotensi menguat hari ini seiring debat perdana calon presiden (capres) Amerika Serikat yang baru saja usai.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penilaian pasar terhadap debat capres AS tersebut akan mempengaruhi mata uang Garuda.

"Menurut saya bila terlihat ada potensi pergantian kepemimpinan di AS, pasar akan merespon positif dan aset berisiko termasuk rupiah bisa menguat," ujar Ariston dikutip dari Antara, Rabu (30/9/2020).

Sementara itu, data Indeks aktivitas manufaktur China pada September yang baru saja dirilis lebih bagus dari proyeksi bisa memberi sentimen positif ke aset berisiko pagi ini termasuk Rupiah.

"Dolar AS juga masih terlihat melemah pagi ini terhadap nilai tukar lainnya dan ini bisa menambah potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Pada Selasa (29/9) kemarin, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.895 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sri Mulyani Prediksi Rupiah di Kisaran 15.300 per Dolar AS pada 2021

Jangan dulu senang, Rupiah Masih Harus Tetap Waspada
Kurs rupiah yang sejak Rabu lalu menguat drastis, tak bisa menjadi alasan buatmu untuk tetap tenang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menunjukkan penguatan. Ia pun memperkirakan rupiah bakal berada di kisaran 14.500 per dolar AS hingga 15.500 per dolar AS di 2020 dan terus menguat ke 14.900 per dolar AS hingga 15.300 per dolar AS di 2021.

Sri Mulyani menjelaskan, sejak awal tahun hingga hari ini nilai tukar rupiah sudah terdepresiasi 8,9 persen. Namun dalam catatan dia, gerak nilai tukar pada minggu kedua April ini masih lebih kuat jika dibandingkan dengan posisi Maret lalu.

“Tentu karena kita semua tahu bahwa kondisi ini masih sangat tidak pasti maka kisaran proyeksi akan terlihat akan sangat bervariasi dari institusi ke institusi untuk nilai tukar rupiah kami perkirakan untuk 2021 ada di kisaran 14.900 per dolar AS hingga 15.300 per dolar AS,” kata Sri dalam Rapat kerja Komisi XI DPR membahas Asumsi Dasar dalam KEM PPKF RAPBN 2021, Senin (22/6/2020).

Lebih lanjut, ia mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari negara-negara lain, maka nilai tukar rupiah akan cenderung menguat. Hal tersebut terjadi karena pemulihan ekonomi yang baik akan menarik arus modal masuk.

Namun, ia juga tak memungkiri bahwa pemulihan ekonomi negara maju khususnya Amerika Serikat akan menentukan likuiditas dolar AS di pasar global.

“Kondisi saat ini rupiah jauh lebih kondusif dibandingkan Februari-Maret 2020 ketika terjadi volatilitas yang sangat tinggi. Proyeksi nilai tukar dalam dokumen KEM PPKF perlu disesuaikan,” ujarnya.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya