Kabar Gembira, Pariwisata Danau Toba Terus Menggeliat di Era Kebiasaan Baru

Kawasan pariwisata Danau Toba mulai menggeliat di era kebiasaan baru ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2020, 13:30 WIB
Danau Toba
Foto udara yang diambil 4 April 2019 ini menunjukkan Danau Toba dari kawasan Sigapitan, Sumatera Utara. Danau terbesar di Asia Tenggara yang dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara tersebut luasnya hampir dua kali ukuran Negara Singapura. (GOH CHAI HIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Divisi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Badan Otorita Pelaksana Danau Toba (BOPDT) Wahyu Dito Galih Indharto mengatakan, kawasan pariwisata Danau Toba mulai menggeliat di era kebiasaan baru ini. Hal ini ditandai oleh peningkatan okupansi hotel hingga mencapai 100 persen, khususnya pada akhir pekan.

"Pariwisata di Danau Toba mulai kembali membaik di era kebiasaan baru ini. Salah satunya okupansi hotel di sekitar Danau Toba sudah mencapai 100 persen pada weekend, dan di weekday juga sudah ada peningkatan secara signifikan," ujar dia dalam webinar bertajuk 'Kajian Kebijakan Perlindungan Konsumen Pariwisata Nasional dalam Masa Pandemi', Rabu (7/10).

Indikasi lainnya, sambung Dito, yakni meningkatnya jumlah penyeberangan menuju ke Samosir sebagai salah satu destinasi favorit di kawasan Danau Toba. "Terutama pada Agustus-September ini jumlah orang yang menyeberang mulai ke arah normal seperti sebelum Covid-19," terangnya.

Kemudian, tingkat pergerakan wisatawan melalui jalur udara juga terus mengalami peningkatan sejak Juli lalu. Citilink mencatat, jumlah kunjungan wisatawan menuju Bandara Silangit rata-rata meningkat hingga 30 persen per bulannya.

"Padahal sejak Maret Sampai Juni, tidak ada maskapai yang beroperasi di Silangit akibat pandemi Covid-19. Namun, sejak diberlakukannya Adaptasi kebiasan baru jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat.

Menyikapi tren positif tersebut, pihaknya terus berupaya mempercepat kesiapan seluruh destinasi dalam melakukan adaptasi kebiasan baru. Antara lain, penyusunan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan atau CHSE dan simulasi protokol CHSE.

Lalu, sosialisasi dan publikasi atas protokol anyar itu. "Khususnya kepada para pelaku usaha, masyarakat domestik, dan internasional melalui berbagai channel," paparnya.

Terakhir, evaluasi uji coba destinasi. "Yang sudah menerapkan protokol CHSE, kapan melakukan pertemuan dengan kementerian/lembaga terkait saat kebijakan PSBB mulia dilonggarkan," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri Teten Ingin Homestay Jadi Bagian dari Pengembangan Danau Toba

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendukung pengembangan lima produk destinasi wisata, salah satunya homestay di Parapat Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebagai pendukung destinasi wisata Danau Toba.

"Kami mendapat tugas dari Presiden untuk menyiapkan lima produk wisata yang banyak melibatkan UMKM, salah satunya adalah homestay, dan di Parapat ini homestay sangat potensial sebagai bagian dari destinasi wisata Danau Toba," kata Teten Masduki, dalam kunjungan kerjanya di Parapat Kab Simalungun Sumut, Selasa (25/8/2020).

Selain homestay, produk wisata lain yang disiapkan adalah kuliner, oleh-oleh, wisata alam dan supply terhadap kebutuhan keempat produk wisata itu.

Teten menilai dalam dialog dengan pelaku UMKM di Parapat, sudah ada perkembangan yang bagus. Seperti pendekatan pasar dari UMKM disini sudah cukup bagus, market disini adalah menengah kebawah, sehingga harga produk UMKM seperti sovenir, restoran atau cafe juga menyesuaikan sesuai yang bisa terjangkau oleh pasar atau para wisatawan.

Ia menyarankan untuk ke depan masyarakat di sekitar Parapat bisa menyediakan satu atau dua kamar sebagai homestay. Sehingga masyarakat juga bisa menikmati dampak positif dari perkembangan pariwisata khususnya di Danau Toba.

"Saya juga menyarankan agar mereka para pemilik homestay untuk berkoperasi sehingga pendampingan dan pembinaan dari pemerintah akan lebih mudah," ujarnya.

Lebih lanjut Teten mengatakan untuk bisa menjadikan satu tempat sebagai destinasi wisata yang maju, diperlukan kerjasama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (Pemda).

"Tentu kita butuh kerjasama itu. Di Parapat ini menurut saya keterlibatan Pemda dalam estate manajemen saya kira perlu. Misalnya bagaimana penataan UMKM, tempat kuliner, arus lalu lintas dan sebagainya sehingga wilayah ini bisa menjadi destinasi wisata yang menarik," jelasnya.

Ia pun menjanjikan pihaknya dan juga Kementerian/Lembaga di Pusat akan mendukung Pemda dalam memajukan destinasi wisata di wilayahnya masing-masing khususnya di Parapat ini.

"Kami mungkin bisa membantu dari segi pelatihan SDM supaya benar benar penduduk Parapat ini bisa lebih bagus lagi dalam mengelola destinasi wisata. Kami juga akan mengajak Kementerian lain seperti Kementerian Pariwisata, Kementerian BUMN untuk mensupport Pemda dalam mengelola destinasi wisata," ujar Teten Masduki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya