Liputan6.com, Jakarta Sebagai langkah untuk mendorong para petani mendapatkan nilai tambah dan daya saing pasca panen, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan siap memperkuat hilirisasi sub sektor perkebunan dengan memberikan fasilitas alat pasca panen.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP), Ditjen Perkebunan, Kementan, Dedi Junaedi mengatakan hilirisasi yang terkait pasca panen sangat diperlukan untuk mendorong pekebun mendapatkan nilai tambah dan daya saing.
Baca Juga
Dikutip dari Mediaperkebunan, belum lama ini Ditjen Perkebunan telah memfasilitasi alat pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan kepada kelompok tani, seperti petani atsiri di Solok, Sumatera Barat.
Advertisement
“Tahun ini bantuan peralatan tidak banyak karena adanya Covid 19,” katanya kepada Mediaperkebunan.
“Hilirisasi difokuskan di tingkat kelompok tani agar menghasilkan bahan baku berkualitas. Sedangkan dukungan pasca panen dilakukan agar petani atau pekebun punya nilai tawar dan menghasilkan end produk bernilai tinggi,” jelas Dedi.
Petani Melakukan Penyulingan Sereh Wangi
Petani sereh wangi di Solok, Sumatera Barat (Sumbar) tak sekadar melakukan budidaya sereh wangi di lahan marginal saja. Bahkan, untuk mendapatkan nilai tambah, petani sereh wangi yang tergabung dalam Kelompok Tani Agribisnis Atsiri Kota Solok, Sumbar, juga melakukan hilirisasi sereh wangi melalui penyulingan sereh wangi dan menjual minyaknya ke eksportir.
Ketua Kelompok Tani Agribisnis Atsiri Kota Solok, Djanuardi mengatakan, sereh wangi yang ditanam petani disuling sendiri dengan memanfaatkan ketel. Lama penyulingannya 7-8 jam untuk ketel isi 1 ton daun sereh wangi.
“Ukuran ketel yang digunakan petani macam-macam, sesuai kebutuhan. Umumnya yang dipakai volumenya 500 kg-1 ton. Rendemen minyak yang dihasilkan 0,8-1 persen,” ujar Djanuardi.
Djanuardi yang juga Ketua Perhimpunan Petani dan Penyuling Minyak Atsiri (P3MA) Sumbar mengatakan, setelah melalui proses penyulingan, tiap 1 ton daun sereh wangi mampu menghasilkan 8-10 kg minyak sereh wangi.
(*)
Advertisement