Liputan6.com, Jakarta PT Bank Bukopin Tbk akan segera berganti nama pada tahun 2021. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rebranding perusahaan, terutama setelah 67 persen sahamnya diambil alih oleh bank asal Korea Selatan KB Kookmin Bank.
Direktur Utama Bank Bukopin Rivan A. Purwantono mengatakan, perusahaan tengah berfokus pada transformasi untuk membuat perusahaan berkinerja lebih baik.
"Jadi nanti akan ada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada 22 Desember tahun ini untuk rencana perubahan nama perusahaan," ujar Rivan dalam konferensi pers virtual, Senin (30/11/2020).
Advertisement
Setelah diputuskan saat RUPS, nama baru tersebut baru bisa digunakan pada semester 1 tahun 2021. Perlu diskusi lebih lanjut terlebih dahulu dengan regulator terkait penggantian naman ini.
Rivan melanjutkan, sejak pengambilalihan saham oleh KB Kookmin Bank, perusahaan memiliki kinerja yang lebih positif, khususnya dalam hal permodalan, perbaikan proses internal, dan pengawasan.
Per 30 September 2020, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) meningkat menjadi 16,34 persen dari 12,59 persen (year to date). Adapun total ekuitas naik 17,27 persen seiring tambahan modal Rp 3,9 triliun dari dua Aksi Korporasi yang dilaksanakan Bukopin dalam waktu relative singkat, yaitu Penawaran Umum Terbatas V pada Juli 2020 dan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada 2 September 2020.
Kehadiran KB Kookmin Bank di Bank Bukopin yang kini lebih kuat sebagai PSP juga turut memperkuat pengawasan perusahaan yakni dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Korea Financial Services Commision (FSC) secara tidak langsung.
“Seluruh pencapaian ini turut meningkatkan kepercayaan investor, nasabah, dan publik,” kata Rivan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Disuntik Kookmin Bank, Bukopin Dapat Limpahan Dana dari Nasabah Korsel Rp 1,6 Triliun
Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk (BPKP), Rivan Achmad Purwantono mengatakan, terjadi lonjakan pembukaan rekening dari perusahaan dan individu asal Korea Selatan di Bukopin hingga Rp 1,6 triliun per November 2020. Capaian positif ini tak lepas dari peran KB Kookmin Bank yang menjadi pemegang saham pengendali (PSP) perseroan.
"Hanya 2 bulan, dana simpanan dari pembukaan rekening asal perusahaan Korea Selatan dan individu mencapai Rp 1,6 triliun per November ovember 2020. Ini support luar biasa, dimana perubahan baru langsung mendapatkan kepercayaan dari nasabah Kookmin Bank yang menjadi pemegang saham pengendali (PSP)," katanya dalam webinar Perkembangan Kinerja dan Strategi Bank Bukopin, Senin (30/11/2020).
Bos Bukopin mengungkapkan, bahwa tren positif itu tak lepas dari kemampuan bisnis KB Kookmin Bank yang telah teruji. Sehingga, perseroan menilai kerjasama ini sebagai kesempatan baik untuk dilakukannya transformasi secara menyeluruh yang didukung dan didampingi oleh KB Kookmin Bank.
"Kita belajar banyak dari kesuksesanmereka dalam melakukan transformasi di KB sendiri di tahun 2001, tetap stabil melalui krisis ekonomi, sehingga berhasil menjadi bank terbesar di Korea Selatan. Keahlian ini yang menjadi penambah optimisme kita dalam melanjutkan proses tranformasi di Bukopin, meskipun tantangan pandemi terus menguji," tambah Rivan.Chief Strategic Officer Bank Bukopin, Ji Kyu Jang menambahkan, berbagai hasil transformasi di Bukopin yang dilakukan sejauh ini sudah mulai terlihat. Kendati baru berjalan tiga bulan.
"Proses transformasi yang berjalan sejak Agustus lalu secara bertahap akan mengubah perusahaan menjadi bank baru yang lebih baik dan transparan. Sehingga hingga dapat mencapai visi menjadi lembaga keuangan pilihan pertama diIndonesia,"ungkap Jang.
Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi untukmemperkuat fundamental bisnis. Misalnya, di bidang pemasaran, KB Kookmin Bank sebagai PSP akan mendorong penguatan basis nasabah Bank Bukopin, termasuk kekomunitas Korea.
"Saat ini terdapat sekitar 2.000 perusahaan dan 30.000 warga Korea Selatan di Indonesia yang potensial menjadi nasabah Bukopin," jelas dia.
Selain itu, KB Kookmin Bank juga akan berperan aktif dalam proses transformasi Bank Bukopin dengan turut mengembangkan sektor Ritel termasuk UMKM di Indonesia. "Hal itu karena kedua sektor itu selama ini menjadi portofolio terbesar Bukopin," tutupnya.
Advertisement