4 Miliarder Ini Terlempar dari Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia 2020, Siapa Saja?

Nominal harta miliarder super kaya Indonesia turun 1,2 persen menjadi USD 133 miliar, atau sekitar Rp 1.875,9 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Des 2020, 12:23 WIB
Diterbitkan 11 Des 2020, 10:15 WIB
banner infografis
Ilustrasi Miliarder (Liputan6.com/Deisy)

Liputan6.com, Jakarta - Forbes telah merilis daftar 50 orang terkaya Indonesia untuk tahun 2020. Dari daftar miliarder tersebut, lebih dari setengahnya mengalami penurunan kekayaan dibanding tahun sebelumnya.

Secara kolektif, nominal harta miliarder super kaya Indonesia di 2020 turun 1,2 persen dari torehan 2019 menjadi USD 133 miliar, atau sekitar Rp 1.875,9 triliun (kurs rupiah Rp 14.105 per dolar AS).

Imbasnya, sebanyak 4 miliarder yang tercantum dalam daftar orang terkaya Indonesia 2019 juga terlempar dari daftar di 2020. Pandemi Covid-19 membuat kegiatan usaha dan pendapatan keempat orang kaya ini mengalami penurunan tajam.

Mengutip laman Forbes, Jumat (11/12/2020), berikut daftar 4 miliarder yang terdepak dari jajaran orang terkaya Indonesia 2020:

1. Aksa Mahmud

Pendiri Bosowa Corp sekaligus politikus dari Partai Golkar ini sebelumnya bertengger di posisi 44 daftar orang terkaya 2019 dengan jumlah kekayaan sebesar USD 710 juta.

Selain sebagai pengusaha semen, Aksa Mahmud juga sempar menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 2004 di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

2. Kusnan dan Rusdi Kirana

Dua saudara kandung ini harus lengser dari posisi orang terkaya nomor 38 di 2019, setelah maskapai Lion Air yang dikendalikannya menderita gara-gara permintaan terbang yang anjlok selama pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Kusnan dan Rusdi Kirana tercatat memiliki kekayaan sebesar USD 835 juta pada 2019 lalu.

3. Donald Sihombing

Pengusaha konstruksi ini pun harus merelakan posisinya dalam jajaran orang terkaya Indonesia 2020 pada tahun ini. Donald Sihombing merupakan pemegang saham terbesar PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS).

Kekayannya mulai melejit setelah harga saham TOPS pada 2018 lalu melambung hingga Rp 990 per lembar saham. Membuat nilai kapitalisasi saham Totalindo sempat mencapai Rp 33 triliun.

Pada 2019 lalu, Donald Sihombing duduk di posisi 34 pada daftar orang terkaya Indonesia dengan nilai harta sebesar USD 970 juta.

4. Kardja Rahardjo

Pendiri perusahaan Pelayaran Tamarin Samudra ini harus rela melepas posisinya akibat pandemi Covid-19. Padahal, sebelum wabah virus corona menerjang, Kardja Raharjo dengan usaha layanan sewa kapal miliknya sempat berjaya.

Tahun lalu, ia duduk di posisi 31 orang terkaya Indonesia dengan kekayaan bersih USD 1,02 miliar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Hartono Bersaudara Masih Jadi Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes

Orang Terkaya Indonesia Yakin Bridge Bersinar di Asian Games 2018
Atlet bridge Indonesia, Bambang Hartono memberi keterangan pers di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/8). Orang terkaya Indonesia itu optimis mampu sumbang medali emas pada Asian Games 2018. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia pada 2020. Kendati pandemi Covid-19 membuat Indonesia masuk ke jurang resesi, beberapa orang terkaya di Indonesia masih mencatatkan kenaikan kekayaan.

Perekonomian Indonesia berkontraksi masing-masing 5,3 persen dan 3,5 persen (tahun ke tahun) di kuartal kedua dan ketiga 2020. Akibatnya, lebih dari setengah dari 50 orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan kekayaan dari tahun lalu.

Terlepas dari penurunan ini, kekayaan kolektif orang-orang super kaya di Indonesia hanya turun 1,2 persen dari daftar tahun lalu menjadi USD 133 miliar, melansir laman Forbes, Kamis (10/12/2020).

R. Budi dan Michael Hartono masih menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Mereka kini memiliki kekayaan USD 38,8 miliar. Posisi nomor 1 masih dipegang keduanya selama belasan tahun.

Keluarga Widjaja dari konglomerat Sinar Mas membukukan kenaikan kekayaan menjadi USD 2,3 miliar. Keluarga ini mampu mempertahankan status sebagai orang terkaya kedua di Indonesia.

Bisnis petrokimia yang lemah berdampak pada kekayaan Prajogo Pangestu. Hartanya turun 21 persen menjadi USD 6 miliar. Namun, dia masih mampu berada pada peringkat 3 untuk tahun kedua.

Selain itu, taipan media Eddy Kusnadi Sariaatmadja mencatatkan kenaikan kekayaan. Hartanya melonjak hampir 80 persen menjadi USD 1,4 miliar.

Saham perusahaannya, Elang Mahkota Teknologi (Emtek), melonjak dipicu penggunaan layanan e-commerce dan streaming.

Meningkatnya saham Emtek ikut membawa Susanto Suwarto untuk pertama kalinya berada di peringkat 50 daftar Forbes dengan kekayaan USD 475 juta. Insinyur elektronik dan telekomunikasi kelahiran Jakarta ini adalah satu dari tiga pendatang baru dalam daftar tersebut.

Pendatang lainnya, 2 saudara Wijono dan Hermanto Tanoko, yang mengendalikan perusahaan cat Avia Avian, memulai debut mereka dalam daftar dengan harta USD 700 juta.

Wajah baru ketiga, sebagai orang terkaya di Indonesia adalah bankir Jerry Ng. Dia mengakuisisi saham Bank Jago pada tahun lalu, yang kemudian berubah nama jadi Bank Artos.

Orang terkaya berikutnya yang mendapatkan untung saat pandemi adalah Irwan Hidayat, melalui bisnis jamu Sido Muncul.

Saham perusahaan naik karena penjualan produknya yang melonjak, seperti obat flu Tolak Angin yang populer. Kekayaan keluarganya naik 41 persen menjadi USD 1,55 miliar.

Namun ada juga nama yang harus terlempar dari daftar Forbes tahun ini. Mereka adalah 2 saudara Kusnan dan Rusdi Kirana. Bisnis maskapai penerbangannya Lion Air menderita karena pandemi.

Forbes menuturkan penentuan daftar orang terkaya di Indonesia ini memakai metode kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa saham, laporan tahunan dan analis.

Peringkat tersebut mencantumkan kekayaan individu dan keluarga, termasuk yang dibagikan di antara kerabat. Perusahaan swasta dinilai berdasarkan perusahaan serupa yang diperdagangkan secara publik.

Kekayaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar pada 16 November 2020, dan penyesuaian mungkin telah dilakukan untuk beberapa saham yang diperdagangkan tipis atau memiliki nilai publik yang rendah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya