Bareng UGM, Kemenperin Libatkan SMK Produksi Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose

Kemenperin berperan aktif mendorong pengembangan inovasi dalam upaya menciptakan alat kesehatan guna mendukung pencegahan Covid-19 di Indonesia.

oleh Andina Librianty diperbarui 23 Jan 2021, 20:43 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2021, 20:40 WIB
Mentristek dan Menko PMK Terima Alat Deteksi Corona Genose C-19 Buatan UGM
Alat GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) dijajal di Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Alat GeNose tersebut bisa dipesan kepada pembuatnya yakni UGM ataupun kepada pihak produksi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berperan aktif mendorong pengembangan inovasi dalam upaya menciptakan alat kesehatan guna mendukung pencegahan Covid-19 di Indonesia. Langkah strategis ini diharapkandapat mendongkrak produktivas sektor industri di tengah tekanan dampak pandemi saat ini.

Salah satu upaya yang diwujudkan adalah membuat alat pendeteksi Covid-19, yakni GeNose C19. Kemenperin melalui SMK SMTI Yogyakarta selaku unit pendidikan bekerja sama dengan PT Swayasa Prakarsa, yang merupakan unit usaha dari Universitas Gadjah Mada.

“Melalui kolaborasi dengan PT. Swayasa Prakarsa, SMK-SMTI Yogyakarta akan menyediakan tempat produksi dan tenaga operator dari siswa-siswa Kimia Industri dan Teknik Mekatronika guna memenuhi target pesanan GeNose C19 tersebut,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaIndustri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan di Jakarta, Sabtu (23/1/2021).

Arus menegaskan, pihaknya siap mendukung penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten melalui unit pendidikan vokasi di bawah binaan BPSDMI Kemenperin.

“Contohnya SMK-SMTI Yogyakarta yang berkomitmen dalam penerapan pelatihan berbasis kompetensi dalam rangka pengembangan SDMindustri melalui kerja sama tersebut,” jelasnya.

Menurut Arus, SMK-SMTI Yogyakarta memiliki SDM terampil untuk mendukung proses produksi GeNoseC19 secara massal.

“Diharapkan hasil karya mereka berkontribusi dalam membantu proses pelacakanpenderita Covid-19 serta mengurangi penyebaran penyakit Covid-19 dengan lebih cepat. Kegiatan inijuga sebagai pengalaman siswa-siswa dalam kegiatan produksi di industri manufaktur,” paparnya.

Kepala BPSDMI optimistis, inovasi yang dijalani melalui langkah sinergi ini dapat mendongkrak dayasaing Indonesia. “Untuk itu, Kemenperin terus memacu pengembangan SDM yang kompeten sesuaidengan kebutuhan sektor industri saat ini guna mendukung aktivitasnya yang lebih produktif, kompetitif, dan inovatif,” imbuhnya.

Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwapembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM yang berkualitas. Oleh karenanya,diperlukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi industri secara lebih masif.

“Pemerintah bertekad untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan SDM industri berbasis kompetensi,” ujarArus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peran SDM

Stasiun-stasiun Kereta Api (KA) akan mulai menyediakan alat pendeteksi Covid-19, GeNose pada 5 Februari 2021.
Stasiun-stasiun Kereta Api (KA) akan mulai menyediakan alat pendeteksi Covid-19, GeNose pada 5 Februari 2021. (Dok Kemenhub)

Menurutnya, SDM kompeten dan profesional akan menjadi kunci keberhasilan dari sebuah organisasi.

Untuk itu, BPSDMI Kemenperin telah melaksanakan berbagai macam pendidikan dan pelatihan berbasiskompetensi sebagai wujud nyata peran serta pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja kompetensesuai kebutuhan industri saat ini, sekaligus sebagai upaya meningkatkan daya serap tenaga kerja sertamempercepat pemulihan ekonomi nasional karena dampak pendemi Covid-19.

Lebih lanjut, melihat pesatnya perkembangan teknologi industri 4.0 saat ini, kebutuhan terhadap SDM terampil yang mampu beradaptasi dan dapat mengimplementasikan teknologi digital juga semakinmeningkat. Menyikapi hal tersebut, Kepala BPSDMI menegaskan pentingnya kesiapan SDM vokasi untukmemenuhi kebutuhan tersebut.

“Kemenperin memiliki tugas besar dalam meningkatkan kompetensi SDM di sektor industri terutamauntuk menghadapi revolusi industri 4.0. Hal ini sejalan pada program prioritas Making Indonesia 4.0sebagai strategi dan arah yang jelas guna memacu daya saing SDM industri nasional di kancah global,”terang Arus.

Salah satu yang telah dilaksanakan melalui program pendidikan vokasi yang link and match denganindustri. Selain menciptakan SDM industri yang terampil, langkah strategis ini juga bertujuan untukmendorong terciptanya inovasi dalam implementasi industri 4.0.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya