Sri Mulyani Gandeng BPKP Awasi Dana Otsus Papua dan Papua Barat

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana otsus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat masih belum optimal.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2021, 17:00 WIB
Bersama Carrie, Anak-Anak Papua Barat Bersihkan Pantai Raja Ampat
Aktivis AS, Carrie dan anak-anak membersihkan sampah plastik di bibir pantai Desa Sawandarek, Raja Ampat, Papua Barat (22/11/2019). Carrie mengajak anak-anak untuk membersihkan sampah setiap Jumat dengan berkunjung ke sejumlah desa atau pulau yang ada di Raja Ampat. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana otonomi khusus (otsus) Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat masih belum optimal. Hal itu terbukti dengan tidak semua masyarakat Papua merasakan dan bisa melihat implementasi dana otsus.

"Seluruh dana ini harusnya dirasakan oleh masyarakat papua dan mereka harus bisa melihat berapa dana yang diperoleh dan untuk apa saja penggunaannya," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komite I DPD RI secara virtual, Jakarta, Selasa (26/1/2021).

Dia menuturkan, laporan penggunaan dana otsus masih belum lengkap dan tepat waktu. Bahkan pelaporannya belum memuat capaian output rill. Kalau pun terlaporkan program, namun penyerapan anggaran tidak berkaitan dengan peruntukkan dana otsus.

"Kalaupun ada itu dananya sudah diserap tapi penyerapan anggaran tidak berkaitan dengan output dari perbaikan kualitas dari kesejahteraan atau penurunan kesenjangan terhadap rata-rata nasional," papar Sri Mulyani.

Maka, pemerintah pusat bersama aparat intern pemerintah pusat akan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sehingga bisa meningkatkan pengawasan dan memperkuat sinergi dalam realisasi penggunaan anggaran.

"Kami atau aparat internalnya akan melibatkan BPKP dengan meningkatkan pengawasan dan memperkuat sinergi dengan kementerian/lembaga yang melakukan program dengan menggunakan anggaran pemerintah pusat," turunya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Monitoring dan Evaluasi

Selain itu, pemerintah pusat juga menilai monitoring dan evaluasi (monev) penggunaan dana otsus masih belum memadai. Tercermin dari sulitnya mengukur capaian jangka panjang dan menengah.

"Kesulitan pelaksanaan monev khususnya terkait output dana otsus," kata dia.

Sehingga diperlukan sebuah strategi untuk merumuskan cara melakukan monev. Hal ini dilakukan demi kepentingan masyarakat papua. Sebab dana ini memang disediakan untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat papua.

"Maka strateginya dengan merumuskan pola monev yang efektif," kata dia mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya