Liputan6.com, Jakarta - Eiger Adventure, produsen perlengkapan petualang alam kini tengah jadi trending di media sosial (medsos), khususnya Twitter. Penyebabnya, Youtuber @duniadian mengaku mendapat surat keberatan yang tak mengenakan dari merek asal Bandung tersebut.
Adapun alasan Eiger melayangkan surat keberatan karena mereka tidak menyukai kualitas video yang diunggah sang Youtuber. Selain itu, mereka juga tidak menyukai adanya suara yang mengganggu dalam video, dan keberatan dengan lokasi yang digunakan oleh pengunggah video.
Baca Juga
Pakar Marketing Yuswohady menilai, Eiger semustinya sadar zaman saat ini sudah memasuki era horizontal marketing. Dimana setiap konsumen bebas ngomong apapun tentang brand yang dipakainya melalui berbagai chanel yang tersedia.
Advertisement
"Tiap orang sekarang kan punya media sendiri, punya stasiun TV sendiri. Punya koran sendiri dalam bentuk blog. Kalau TV via YouTube, radio via podcast. Jadi artinya mereka ngomong apapun itu punya power yang luar biasa karena dia bisa jangkau audience yang besar," kata Yuswohady kepada Liputan6.com, Jumat (29/1/2021).
Menurut dia, sebuah brand harusnya bisa beradaptasi dengan kondisi baru ini. Sehingga jika menerima kritik atau review, pihak bersangkutan seyogyanya punya kemampuan teknis untuk memberi penilaian.
"Mustinya dia punya background orang gunung dan sebagainya. Artinya ketika dia melakukan review itu cukup kredibel. Itu lebih bagus. Tapi event enggak kredibel pun kan tetep enggak bisa melarang orang ngomong. Review tuh ada yang bagus ada yang jelek," tuturnya.
"Jadi brand itu harus legowo di masa horizontal ini. Di-review bagus Alhamdulillah, kalau jelek ya enggak boleh marah, sejauh review ini benar," ujar Yuswohady.
Yuswohady lantas menyoroti surat keberatan yang dilayangkan Eiger. Jika memang Eiger menganggap kualitas video buruk yang dibuat reviewer bisa menurunkan nilai brand-nya, semustinya mereka tidak perlu memberikan surat keberatan yang justru kurang persuasif.
"Artinya apa, brand itu harus yang adaptif dan ngalah. Jadi intinya, brand musti harus legowo ketika dia dikatakan bagus atau enggak bagus. Kalau ada perbedaan persepsi, maka jangan dibawa ke ranah publik. Karena kalau di ranah publik itu bola liar," imbuhnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Youtuber Kaget Dapat Surat Protes Usai Review Produk
 Eiger Adventure atau Eiger termasuk salah satu produsen kebutuhan perlengkapan para penggiat petualangan alam terbuka asli Indonesia yang mendunia. Bagi Anda yang suka naik gunung, Eiger pastinya bukan nama asing. Bahkan, di kalangan awam maupun penyuka traveling, Eiger termasuk merek perlengkapan favorit.
Namun, Eiger kali ini ramai dibahas dan menjadi trending di media sosial, terutama Twitter, karena seorang Youtuber yang mengaku mendapatkan surat keberatan yang dilayangkan pihak merek asal Bandung.
Alasannya karena Eiger tidak menyukai kualitas video yang diunggah oleh Youtuber tersebut. Selain itu, mereka juga tidak menyukai adanya suara yang mengganggu dalam video. Selain itu, pihak Eiger juga merasa keberatan dengan lokasi yang digunakan oleh pengunggah video.
"Halo @eigeradventure. Jujur kaget saya dapat surat begini dari anda. Lebih kaget lagi baca poin keberatannya. Saya kan review produk gak anda endorse. Kalau anda endorse atau ngiklan boleh lah komplen begitu. Lha ini beli, gak gratis, lalu review pake alat sendiri," tulis akun @duniadian dalam cuitannya pada Kamis, 28 Januari 2021.
Ia juga mengaku kecewa karena pihak Eiger menilai kualitas videonya masih buruk tidak seperti Youtuber terkenal lainnya. "FYI saya ini konsumen setia EIGER sejak lama. Tapi okelah kalau anda keberatan, saya terima keberatannya dan saya mohon maaf. Tapi permintaan untuk menghapus, sory gak bisa," cuitnya lagi.
Youtuber tersebut bahkan berjanji tidak akan membeli dan mereview produk dari Eiger. Cuitan tersebut langsung mendapatkan beragam respons dari warganet. Meski tidak sedikit yang menyayangkan adanya hal ini, beberapa di antaranya tidak mempermasalahkan langkah Eiger. Ada juga yang menyoroti tanggal pembuatan surat tersebut.
"Gua cuma baca doang tersinggung. boomer," tulis Youtuber Reza Arap. "Asli, sebagai Youtuber pemula saya ga ikut dikirim surat tapi ikutan kesel. Bikin video itu effort, mulai dari beli lampu, nyiapin script trus belum lagi ngedit dan upload. Sumpah jadi males ama merk," komentar akun @DiazAnanda.
"Gak tau bener atau salah ya, tapi surat yang nomor 108 kalau dari nomor suratnya untuk surat terbit bulan Desember 2020, sedangkan surat yang nomor 19 untuk surat yang terbit bulan Januari 2021. Aku sek salah kali ya," tulis akun @Rizcover.
Advertisement
Tanggapan Eiger
Yang cukup menggelitik, momen ini seperti dimanfaatkan oleh pesaing Eiger, Arei Outdoorgear atau Arei. Mereka sepertinya ingin ikut merebut perhatian warganet dengan mengunggah konten terbaru di akun Instagram resminya pada hari yang sama.
Kalau Eiger melayangkan ‘Surat Keberatan’, pihak Arei justru membagikan 'Surat Keringanan' untuk para pelanggan setia mereka yang disebut dengan Areingers.
Tidak hanya itu, isi atau butir surat Arei pun seakan merespons kecaman warganet terhadap Eiger. Arei mengatakan, siapa pun berhak mereview produknya sesuka hati, dengan cara apapun, dengan kamera apapun, dan lokasi di mana saja boleh.
Warganet pun ramai berkomentar dengan menyinggung hebatnya marketing di tengah polemik kompetitor. "Marketingnya jos ni. Pindah ke sini aja kagak baperan. Seharusnya kritik sebagai masukan buat memperbaiki kualitas produknya. Namanya produk ada plus minusnya," komentar seorang warganet.
Lalu, apa tanggapan Eiger? Mereka akhirnya memberi pernyataan resmi sekaligus mengklarifikasi tentang surat keberatan tersebut. Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Kamis, 28 Januari 2021, PT Eigerindo Multi Produk Industri merilis pernyataan resmi yang disampaikan langsung oleh Ronny Lukito sebagai CEO.
"Atas nama perusahaan PT Eigerindo Multi Produk Industri (MPI), sebagai perusahaan yang menaungi merk EIGER Adventure, dengan rendah hati kami menyampaikan permintaan maaf sebeasr-besarnya kepada masyarakat atas masalah yang terjadi," bunyi awal pernyataan tersebut.
Terkait dengan hal tersebut, mereka menyampaikan beberapa hal, yaitu:
1. Surat yang diunggah melalui akun twitter @duniadian benar dikirimkan oleh tim internal kami.
2. Kami sadari, apa yang kami lakukan tidak tepat dan salah. Sejatinya maksud dan tujuan awal kami adalah untuk memberikan masukan kepada reviewer agar lebih baik lagi. Tetapi sekali lagi, kami menyadari bahwa cara penyampaian kami salah.
"Sekali lagi kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Eigerian. Semoga Tuhan selalu menyertai niat baik kita," demikian penutup surat pernyataan dari pihak Eiger.