Genjot Ekspor Lobster hingga Rumput Laut, KKP Kembangkan Kampung Budidaya

KKP fokus pada produk ekspor komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi

oleh Andina Librianty diperbarui 02 Mar 2021, 20:45 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2021, 20:45 WIB
Sejumlah lobster hasil tangkapan nelayan di pantai Selatan Garut, Jawa Barat.
Sejumlah lobster hasil tangkapan nelayan di pantai Selatan Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menegaskan komitmennya dalam pengembangan perikanan budidaya yang didukung oleh kajian ilmiah dan perencanaan bisnis yang matang. Langkah ini sekaligus untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan menambah pendapatan negara.

"Seperti yang kita ketahui, perikanan budidaya mendapat perhatian Bapak Presiden Joko Widodo, dan KKP mendapat mandat untuk mengoptimalkan produksi perikanan budidaya sebanding dengan potensi yang dimiliki," kata Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, dalam keterangannya pada Selasa (2/3/2021).

Trengggono memaparkan ada dua terobosan terkait perikanan budidaya. Pertama, KKP fokus pada produk ekspor komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu udang, lobster dan rumput laut.

Komoditas udang dipilih menjadi prioritas berdasarkan data ekspor 2020, yaitu jumlah ekspor udang Indonesia mencapai 239.227 ton dengan nilai USD 2,04 miliar.

Untuk peningkatan produksi dan ekspor udang, KKP akan memfasilitasi pengembangan shrimp estate yakni sistem budidaya dengan skala intensif, dengan target produksi berkisar 40 ton per hektare per tahun.

Komoditas lainnya yaitu lobster dengan jumlah ekspor 2020 mencapai 2.022 ton dengan nilai USD 75.25 juta. Lobster dikembangkan melalui korporasi budidaya yang diharapkan dampaknya dapat menyentuh masyarakat. Salah satu strategi yang dilaksanakan adalah membuat suatu model kawasan budidaya lobster.

Selanjutnya rumput laut. Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua setelah China, dengan jumlah ekspor 2020 sebesar 195.574 ton dan nilai mencapai USD 279,58 juta.

KKP mengupayakan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat dengan menggalakkan penggunaan bibit kultur jaringan, pembangunan kebun bibit, penyaluran penjemuran rumput laut, dan penyediaan gudang rumput laut yang menerapkan Sistem Resi Gudang. Sementara dari aspek hilir, akan dibangun pabrik pengolahan rumput laut, sehingga dapat mendorong ekspor produk turunan rumput laut.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terobosan Kedua

KKP Dorong Ekspor Hasil Tangkap Ikan Nelayan Tradisional
Nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan laut di Muara Baru, Jakarta, Kamis (29/3). Untuk mendorong ekspor komoditas perikanan KKP akan memberikan bantuan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Terobosan kedua adalah pengembangan kampung budidaya dengan konsep Corporate Farming. Kampung perikanan budidaya ini menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha perikanan budidaya, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah.

Beberapa yang dikembangkan adalah kampung bioflok lele, kampung bioflok nila, kampung kerapu, kampung kakap putih, kampung lobster, kampung rumput laut, kampung patin, kampung lobster dan kampung ikan hias.

"Akuakultur adalah jawaban untuk membangun sektor perikanan Indonesia yang memiliki aspek pembangunan yang terdiri dari teknologi yang menjadi motor, lingkungan, sosial ekonomi dan pasar yang menjadi pertimbangan komoditas unggulan. Dimana keterlibatan stakeholder perikanan budidaya berperan penting dalam mencapai kesejahteraan pelaku usaha budidaya," jelas Trenggono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya