Kementan Bantu Pertanian Sumbawa Barat dengan Alsintan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bantuan ini merupakan bagian dari upaya modernisasi pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2021, 11:39 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 11:39 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). (Foto: Kementan)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). (Foto: Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), memberikan dukungan untuk membantu pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Dukungan tersebut berupa bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Alsintan yang diberikan berupa 1 unit Combine Harvester, Corn Shelter 1 Unit, Power Threser 1 Unit dan Pompa Air 15 Unit.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bantuan ini merupakan bagian dari upaya modernisasi pertanian.

"Pertanian sudah tidak bisa dijalankan dengan cara konvensional. Saatnya kita menerapkan pertanian modern, seperti memanfaatkan alsintan. Dengan cara ini, kita akan siap menyambut era 4.0," jelas dia, seperti dikutip Kamis (4/3/2021).

Hal senada disampaikan Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy. "Pemanfaatan mekanisasi seperti penggunaan alsintan, adalah bagian dari upaya memodernisasi pertanian. Tujuannya tak lain untuk menggenjot produktivitas pertanian," jelas dia.

Dijelaskan Sarwo Edhy, dengan memanfaatkan alsintan proses pertanian akan jauh lebih cepat dan efisien.

"Dengan alsintan, proses olah tanah cuma membutuhkan waktu beberapa jam. Sedangkan dengan cara konvensional, olah tanah butuh waktu berhari-hari. Dan ini tentunya akan berpengaruh pada indeks pertanaman dan peningkatan produktivitas," tutur dia.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat, Suhadi, berharap alsintan ini dijaga dan dirawat dengan baik.

 

Saksikan Video Ini

Produksi Padi 2020 dan Potensi Januari-April 2021 Naik

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (dok: Kementan)

Badan Pusat Statistik (BPS) hari Senin (1/3) merilis secara resmi angka tetap produksi padi di Indonesia. Produksi padi pada 2020 sebesar 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG), mengalami kenaikan sebanyak 45,17 ribu ton atau 0,08 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 21,46 ribu ton atau 0,07 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 31,31 juta ton.

Terkait sebaran daerah sentra produksi beras, Kepala BPS, Suhariyanto menyebutkan dominan masih di beberapa provinsi di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. BPS mencatat kinerja produksi padi relatif terjaga sepanjang 2020 ini, dan yang perlu menjadi perhatian adalah variasi produksi antar provinsi dan kabupaten/kota.

Suhariyanto menyebutkan potensi produksi periode Januari–April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada subround yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.

Adapun potensi luas panen padi pada subround Januari–April 2021 tersebut mencapai 4,86 juta hektar atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta hektar (26,53 persen) dibandingkan subround Januari– April 2020 yang sebesar 3,84 juta hektar.

“Potensi Februari sampai April bisa berubah, namun potensi ini perlu diamati supaya kita bisa membuat perencanaan yang lebih baik. Setiap bulan akan kami update,” katanya, Selasa (2/3/2021).

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi merasa bersyukur atas pencapaian ini. Ia mengatakan pencapaian peningkatan produksi beras tahun 2021 merupakan hasil yang diperoleh dari strategi dan kebijakan yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mewujudkan komitmen membangun ketahanan pangan nasional.

Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menyediakan ketersediaan stok pangan utamanya produksi beras terbukti memberi hasil yang menggembirakan.

Terkait penurunan luas panen, Suwandi tak menampik bahwa ada beberapa faktor pemicunya seperti alih fungsi lahan maupun perubahan preferensi komoditas.

Namun demikian, produksi yang naik membuktikan bahwa upaya peningkatan produktivitas membuahkan hasil. “Bisa lewat perbaikan agroinput, mekanisasi dan penanganan pascapanen yang mampu menekan losses,” sebutnya.

Harapannya tahun ini ada berbagai terobosan, peningkatan produktivitas dan memajukan pertanian dengan penerapan teknologi benih, alsintan dan manajemen korporasi. Beberapa program telah jalan tahun ini seperti korporasi petani, perluasan areal tanam baru, kostraling serta food estate. “Semua bermuara di satu tujuan untuk meingkatkan produksi tanaman pangan serta mensejahterakan petani,” ujar Suwandi.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya