Liputan6.com, Garut - Sepekan pertama ramadan 1446H/2025, produk sayuran impor Thailand telah membanjiri pasar Induk Ciawitali, Garut. Bagaimana status sebagai salah satu lumbung pertanian di Jawa Barat? “Wortel dan kentang itu impor itu dari Thailand, barang masuk melalui Medan, kemudian ke Induk (Kramat Jati) dan sampai ke sini,” ujar Asep Buhun, salah satu pedagang sayuran di wilayah pasar induk Ciawitali, Kamis (6/3/2025).
Menurutnya, masuknya sayuran impor Thailand bukan pertama kali, selain harga yang relatif bersaing, produk mereka terbilang bagus dengan kualitas super. “Mungkin sudah ada sekitar enam bulan atau setahu terakhir, biasanya kalau lokalan (produk pertanian lokal Garut) kurang, ya kami ngambil yang impor, lagian harganya tidak jauh berbeda,” ujar dia.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pantauan Liputan6.com, kondisi kentang dan wortel impor asal Thailand memang terlihat berbeda dibanding komoditas lainnya. Keduanya memiliki bentuk yang lebih besar, sementara warna wortel terlihat lebih merah bersih.
Advertisement
Seperti diketahui, selama ini Garut dikenal dikenal sebagai salah satu lumbung produk pertanian di Jawa Barat. Ragam produk pertanian tiap hari dihasilkan petani Garut untuk menyuplai wilayah Jabodetabek. Bahkan khusus jagung dan kentang, Kabupaten Garut tercatat sebagai yang tertinggi untuk produksi kedua komoditas itu.
Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Garut Ardhy Firdian menyatakan kekagetannya dengan keberadaan produk pertanian impor tersebut. “Kalau kami di Dinas Pertanian lebih fokus ke produksi makanya target utama meningkatkan produktivitas pertanian, jadi kami tidak mengetahui secara langsung soal perdagangan,” ujar dia.
Menurutnya, masuknya produk pertanian impor asal Thailand harus menjadi perhatian semua pihak, sehingga tidak mengganggu produktivitas petani asal Garut. “Kasihan petani asal Garut kalau produk mereka sudah masuk, memang perlu diselidiki lebih lanjut,” ujar dia.
Tidak hanya itu, kehadiran produk impor jangan sampai mematikan pertanian asal Garut, yang selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung pertanian di Jawa Barat. “Memang kalau soal kebijakan perdagangan ekspor-impor itu kewenangan pemerintah pusat, selama harganya masuk dan bisa bersaing ya tidak ada masalah,” kata dia.