Contoh Soal Zakat Pertanian dan Jawabannya: Khusus Padi, Sawit, Jagung, hingga Lahan Sewa

Pahami contoh soal zakat pertanian dan jawabannya untuk berbagai komoditas, termasuk lahan sewa, serta cara menghitungnya yang mudah dipahami.

oleh Laudia Tysara Diperbarui 03 Mar 2025, 16:29 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 10:30 WIB
Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani memisahkan gabah saat panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mereka lebih memilih menggunakan tenaga manusia agar Kebersamaan mereka terhaga. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kali ini akan membahas contoh soal zakat pertanian dan jawabannya. Memahami perhitungan zakat pertanian sangat penting bagi para petani muslim di Indonesia, karena merupakan kewajiban agama yang juga berkontribusi pada kesejahteraan umat.

Perhitungan zakat pertanian melibatkan beberapa faktor, termasuk jenis irigasi, jenis tanaman, dan metode penghitungan yang sesuai syariat Islam. Memahami contoh soal dan jawabannya, diharapkan para petani dapat lebih mudah menghitung dan menunaikan zakat pertanian mereka dengan tepat.

Zakat pertanian merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki hasil panen melampaui nisab (batas minimal). Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau sekitar 653 kg beras. Kadar zakat bervariasi tergantung sistem irigasi; 5% untuk irigasi buatan dan 10% untuk tadah hujan. Perhitungan zakat melibatkan konversi hasil panen (misalnya, gabah ke beras) dan pertimbangan biaya perawatan, yang masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.

Landasan berzakat terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 267 dan hadits Rasulullah SAW kepada Mu'az bin Jabal. Ayat tersebut menekankan pentingnya berinfak dari harta yang baik dan menghindari harta yang buruk. Hadits tersebut menjelaskan kewajiban zakat dari harta orang kaya untuk disalurkan kepada fakir miskin.

Memahami contoh soal zakat pertanian dan jawabannya membantu petani muslim dalam menjalankan kewajiban ini dengan benar dan tepat waktu, sehingga zakat dapat memberikan manfaat maksimal bagi yang berhak menerimanya.

Berikut Liputan6.com ulas beberapa contoh kasus dan perhitungannya, Minggu (2/3/2025).

Contoh Soal Zakat Pertanian dan Jawabannya yang Paling Umum

Perhitungan zakat pertanian bergantung pada beberapa faktor, terutama jenis irigasi dan hasil panen. Jika menggunakan irigasi buatan (seperti sistem irigasi teknis), kadar zakatnya 5%; sedangkan jika menggunakan tadah hujan (alami), kadarnya 10%.

Nisab zakat pertanian adalah 5 wasaq atau sekitar 653 kg beras. Jika hasil panen berupa gabah, perlu dikonversi ke beras dengan mempertimbangkan persentase konversi (misalnya, 37,5%),i dirangkum dari berbagai sumber, termasuk buku Fiqih Ibadah dan laman resmi Baznas.

Contoh Kasus:

Pak Amir memiliki sawah 1 hektar yang ditanami padi dengan irigasi buatan. Biaya perawatan Rp 3.000.000. Hasil panen 6 ton gabah kering.

Pertama, tentukan jenis irigasi (buatan, 5%).

Kedua, tentukan nisab (653 kg beras).

Ketiga, konversi gabah ke beras (asumsi 37,5%): 6000 kg x (1-0.375) = 3750 kg beras. Hasil panen (3750 kg) > nisab (653 kg).

Keempat, hitung zakat: 3750 kg x 5% = 187,5 kg beras. Nilai uangnya dihitung berdasarkan harga beras saat panen.

Perlu diingat, ada perbedaan pendapat ulama mengenai pengurangan biaya perawatan dari hasil panen sebelum menghitung zakat. Sebagian ulama memperbolehkan, sebagian tidak. Konsultasi dengan lembaga zakat terpercaya sangat disarankan.

Perhitungan zakat pertanian juga mempertimbangkan konversi gabah ke beras, yang persentasenya bisa bervariasi tergantung jenis padi dan metode pengolahan. Angka 37,5% yang sering digunakan hanya perkiraan. Untuk perhitungan lebih akurat, konsultasikan dengan ahli pertanian atau lembaga zakat.

 

Contoh Soal Zakat Pertanian dan Jawabannya di Lahan Sawit

Pembukaan Lahan Sawit Jambi
Pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit tak hanya memicu dampak lingkungan, namun juga dampak sosial masyarakat. (Foto: B Santoso/Liputan6.com)... Selengkapnya

Zakat hasil perkebunan sawit berbeda dengan zakat pertanian padi. Sawit termasuk zakat perniagaan karena ditanam untuk tujuan jual beli. Cara menghitungnya berdasarkan rumus zakat perniagaan, bukan zakat pertanian. Informasi ini dirangkum dari konsultasi syariah dengan Ustadz Zul Ashfi Abu Fairouz di yatimmandiri.org.

Contoh Kasus:

Bu Ani memiliki kebun sawit dengan pengairan hujan dan biaya perawatan tinggi (pupuk 70%-80% biaya produksi). Hasil penjualan sawit Rp 100.000.000.

Zakat perniagaan dihitung: Biaya bibit + hasil penjualan x 2,5%. Biaya perawatan dapat dikurangi sebelum dikalikan 2,5%.

Jika setelah dikurangi biaya perawatan, nilai masih melebihi nisab, maka 2,5% dari nilai tersebut adalah zakat yang harus dibayarkan.

Perlu diperhatikan bahwa zakat perkebunan sawit termasuk zakat perniagaan, bukan zakat pertanian. Oleh karena itu, perhitungannya mengikuti aturan zakat perniagaan, yaitu 2,5% dari total keuntungan setelah dikurangi biaya operasional. Waktu pembayaran zakat perniagaan biasanya dilakukan setiap tahun sekali saat tutup buku.

Kesimpulannya, perhitungan zakat untuk komoditas seperti sawit berbeda dengan komoditas pertanian lainnya. Penting untuk memahami jenis zakat yang berlaku dan mengikuti aturan perhitungan yang benar. Konsultasi dengan ahli sangat disarankan untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan.

Contoh Soal Zakat Pertanian dan Jawabannya di Lahan Tanam Jagung

Kasad Maruli Simanjuntak dan Mentan Amran Sulaiman Panen Jagung
Kostrad TNI AD mengubah hampir seratus hektar lahan tidur menjadi area food estate kebun jagung untuk ketahanan pangan. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Zakat pertanian jagung termasuk zakat mal, dengan nisab 5 wasaq (sekitar 653 kg). Kadar zakat bergantung pada sumber pengairan: 10% untuk tadah hujan dan 5% untuk irigasi, dirangkum dari dompetdhuafa.org.

Contoh Kasus:

Pak Budi menanam jagung di lahan 2 hektar dengan irigasi tadah hujan. Hasil panen 1500 kg jagung kering. Karena hasil panen berupa jagung (bukan makanan pokok), perlu dikonversi ke nilai setara beras di daerah tersebut (misalnya, Rp 10.000/kg). Nilai total Rp 15.000.000.

Dikarenakan tadah hujan, kadar zakat 10%: Rp 15.000.000 x 10% = Rp 1.500.000.

Perlu diingat bahwa biaya operasional (pupuk, pestisida, dll) biasanya tidak mengurangi kewajiban zakat. Ada perbedaan pendapat ulama mengenai hal ini, namun pendapat yang lebih kuat adalah biaya operasional tidak mengurangi kewajiban zakat. Perhitungan zakat jagung juga mempertimbangkan konversi ke nilai setara beras, karena nisab zakat pertanian umumnya diukur berdasarkan beras.

Perhitungan zakat jagung mengikuti aturan umum zakat pertanian, dengan penyesuaian pada konversi nilai ke setara beras dan pertimbangan sumber pengairan. Konsultasi dengan lembaga zakat terpercaya dianjurkan untuk memastikan akurasi perhitungan.

Contoh Soal Zakat Pertanian dan Jawabannya di Lahan yang Disewakan

Zakat lahan pertanian yang disewakan memiliki pertimbangan khusus. Pemilik lahan umumnya tetap wajib zakat, kecuali ada perjanjian bagi hasil yang jelas. Jika lahan disewakan dengan imbalan uang, ada perbedaan pendapat ulama mengenai siapa yang wajib zakat, dirangkum dari baznas.go.id.

Contoh Kasus:

Pak Hasan menyewakan lahan 1 hektar kepada Pak Budi dengan bagi hasil 60:40 (Pak Hasan 60%). Pak Budi menanam padi dengan irigasi buatan, menghasilkan 8 ton gabah. Konversi gabah ke beras (37,5%): 8000 kg x (1-0.375) = 5000 kg beras. Pak Hasan mendapat 60%: 5000 kg x 60% = 3000 kg beras.

Dikarenakan irigasi buatan, kadar zakat 5%: 3000 kg x 5% = 150 kg beras. Nilai uangnya dihitung berdasarkan harga beras saat panen.

Perlu diingat, jika lahan disewakan dengan sistem bagi hasil, maka masing-masing pihak wajib membayar zakat dari bagian hasil yang mereka terima, jika telah mencapai nisab. Namun, jika lahan disewakan dengan sistem sewa uang, maka kewajiban zakat menjadi lebih kompleks dan perlu konsultasi dengan ulama atau lembaga zakat terpercaya.

Perjanjian yang jelas antara pemilik dan penyewa lahan sangat penting untuk menghindari kebingungan dan konflik terkait kewajiban zakat.

Perhitungan zakat lahan yang disewakan membutuhkan kejelasan perjanjian dan pemahaman yang mendalam tentang aturan syariat. Konsultasi dengan lembaga zakat terpercaya sangat dianjurkan untuk memastikan perhitungan yang akurat dan sesuai syariat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya