Hari Raya Nyepi, 84 Penerbangan dari dan ke Bali Setop Sementara

Sekurangnya 84 penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali akan dihentikan sementara selama pelaksanaan Nyepi.

oleh Athika Rahma diperbarui 12 Mar 2021, 20:56 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 20:45 WIB
Kemenparekraf Siapkan Program CHS Menyambut New Normal di Sektor Pariwisata, Apakah Itu?
Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. (dok. Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenparekraf/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali akan melakukan penghentian sementara operasional bandara selama 24 jam, yang dimulai pada Minggu, 14 Maret 2021 pukul 06.00 WITA hingga Senin, 15 Maret 2021 pukul 06.00 WITA. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1943 / 2021 Masehi yang jatuh pada hari Minggu, 14 Maret 2021.

Sekurangnya 84 penerbangan dari dan menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali akan dihentikan sementara selama pelaksanaan Nyepi.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi menjelaskan, untuk menghormati pelaksanaan ibadah ummat Hindu Bali pada Hari Raya Nyepi di tahun 2021 ini, operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali akan dihentikan sementara selama 24 jam.

"Koordinasi telah dilaksanakan dengan berbagai stakeholder terkait. Utamanya dengan maskapai penerbangan, tentunya dengan melakukan penyesuaian dengan tidak melakukan penjualan tiket penerbangan untuk rute dari dan menuju Bali selama pelaksanaan Nyepi," ujar Faik, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/3/2021).

Penghentian operasional bandara ini didasarkan melalui diterbitkannya Notice to Airmen (NOTAMN) Nomor 0357/21 NOTAMN yang berisi pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia terkait penghentian sementara operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali selama berlangsungnya Hari Raya Nyepi.

"Nyepi tahun ini merupakan pertama kalinya di mana hampir tidak ada penerbangan berjadwal rute internasional dari dan menuju Bali, tentunya akibat dampak dari pandemi global COVID-19. Meskipun demikian, maskapai di seluruh dunia telah mendapatkan informasi. Personel kami di Bandara I Gusti Ngurah Rai juga tetap stand by untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat, seperti emergency landing dan medical evacuation," tambah Faik Fahmi.

Dari data, diperoleh informasi bahwa sebanyak 41 penerbangan kedatangan dan 43 penerbangan keberangkatan akan berhenti beroperasi sementara selama 24 jam.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Maskapai Paling Terdampak

Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Maskapai Garuda Indonesia menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terdampak paling banyak, yaitu 23 penerbangan, dengan rincian 11 penerbangan tujuan Bali dan 12 penerbangan berangkat dari Bali, serta disusul oleh Citilink dan Wings Air, masing-masing dengan 18 dan 12 penerbangan terdampak.

Sedangkan untuk rute dengan penerbangan terdampak paling banyak adalah penerbangan dari/ke Bandara Soekarno-Hatta (CGK) dengan 31 penerbangan, disusul penerbangan dari/ke Bandara Juanda Surabaya (SUB) dengan 10 penerbangan. Bandara Internasional Lombok dan Bandara Komodo di Labuan Bajo berada di urutan ketiga, dengan jumlah penerbangan terdampak yang sama, yaitu 8 penerbangan.

Hari Raya Nyepi di tahun ini berdekatan dengan libur Isra' Miraj di hari Kamis (11/03) kemarin, yang juga berdekatan dengan akhir pekan. Untuk jumlah penumpang yang terlayani jelang akhir pekan ini, Angkasa Pura I mencatat pertumbuhan jumlah penumpang yang cukup konsisten.

Di tanggal 11 Maret kemarin, tercatat sebanyak 87.287 penumpang terlayani, tumbuh 4 persen dibanding penumpang di hari sebelumnya, Rabu (10/3), dengan 83.896 penumpang. Bahkan di tanggal 10 Maret, tumbuh sebesar 29 persen dibanding di hari sebelumnya, di mana di tanggal 9 Maret terdapat 64.903 penumpang yang terlayani.

"Untuk mengantisipasi peningkatan trafik dan lonjakan jumlah penumpang di periode libur kali ini, kami telah menerapkan beberapa kebijakan, di antaranya adalah dengan pengoperasian seluruh gate dan ruang tunggu keberangkatan jika terjadi trend lonjakan penumpang, penyiapan kursi single seat untuk penumpang sehingga physical distancing dapat terjaga, serta memastikan kesiapan pelayanan rapid test di setiap bandara," kata dia. 

"Tidak ketinggalan, personel kami selalu memastikan semua alur dan prosedur protokol kesehatan di bandara tetap terjaga, dengan tanpa mengurangi kualitas layanan atau level of service," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya