Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pada tahun 2020, porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia masih berada di angka 11,2 persen.
Persentase ini mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang sebesar 9,8 persen. Pemerintah tengah menyiapkan berbagai langkah untuk mendorong peningkatan bauran EBT ini.
Baca Juga
"Untuk itu, diperlukan percepatan peningkatan pembauran EBT dengan fokus pemanfaatan EBT yang lebih cepat dengan harga kompetitif, mengingat negara-negara yang ada di bawah Indonesia (peringkat EBTnya) sudah menyiapkan program-program agresif untuk itu," jelas Arifin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (22/3/2021)
Advertisement
Arifin melanjutkan, salah satu langkah besar pemerintah untuk mengejar target bauran EBT 23 persen di tahun 2025 ialah dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik. Hingga tahun 2025, ditargetkan pembangkit listrik berkapasitas 101,6 GW, terdiri dari 72 GW kapasitas eksisting dan 29,6 GW sesuai draft RUPTL pemerintah.
Langkah-langkah terfokus lainnya ialah melakukan penambahan kapasitas EBT dengan fokus ke PLTS serta melakukan subsitusi energi primer dengan pemanfaatan B30, co-firing dan pemanfaatan RDF.
Kemudian, dilakukan pula konversi energi primer fosil, misalnya dari PLTD atau PLTU digantikan dengan PLT EBT, biogas dan pellet untuk memasak dan lainnya.
Langkah lainnya yaitu melakukan pemanfaatan EBT non listrik atau non BBN seperti briket/woodchip/pellet dan pengolahan dan pengeringan produk pertanian.
"Percepatan pengembangan EBT perlu mempertimbangkan realitas kebutuhan energi, keekonomian yang wajar dengan memberikan kesempatan pertama kepada energi terbarukan, meminimalkan intermittency factor," ujar Arifin.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jawa Tengah Target Penggunaan EBT Capai 21,32 Persen di 2025
Provinsi Jawa Tengah menargetkan bauran kebijakan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Jawa Tengah pada tahun 2025 mencapai 21,32 persen. Terus meningkat hingga 28,82 persen pada tahun 2050.
"Salah satunya ketercapaian bauran energi di tahun 2025 untuk EBT sebesar 21,32 persen dan tahun 2050 28,82 persen," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Wibowo dalam Webinar Central Java Solar Day, Jakarta, Selasa (16/2).
Sampai tahun 2020, realisasi bauran EBT di Jawa Tengah sudah mencapai 11,89 persen. Beberapa potensi EBT yang ada antara lain bersumber dari panas bumi, hidro atau air, bahan bakar nabati, biomassa, biogas, gas rawa dan energi surya.
Secara khusus, potensi energi surya di Jawa Tengah sebesar 2,05 KWH. Saat ini kondisi existing di Jawa Tengah yang sudah terpasang PLTS mencapai 5,6 MW yang berasal dari sektor industri, perkantoran, pondok pesantren, tempat pelelangan ikan dan rumah tangga.
"Kondisi existing di Jawa Tengah, kapasitas terpasang PLTS sebesar 5,6 MW yang berasal dari berbagai sektor," kata dia.
PLTS yang terpasang ini berupa one grade yang disambung dengan jaringan PLN. Semisal PLTS yang dipasang di perkantoran, pesantren dan industri. Selain itu ada juga berupa op grade yang berdiri sendiri seperti PLTS seperti yang sedang dari pompa air di Purworejo.
Sementara itu, untuk mendukung peningkatan penggunaan EBT, Pemprov Jawa Tengah sedang mengkampanyekan konsumsi energi sekunder. Caranya dengan mendorong masyarakat untuk membangu industri konversi energi.
"Guna mendukung target tersebut kami dorong kampanye besar-besaran untuk mengkonsumsi energi sekunder," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga mendorong pengembangan industri kendaraan motor berbasis listrik dan industri baterainya. Serta mendorong masyarakat mengganti LPG dengan gas bumi lewat jaringan gas.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement