Kisah Kartini Modern Salurkan Energi Bersih Gas Bumi

Awi bertanggungjawab mengoperasikan satu dari 12 Stasiun Pengisian Gas Bumi (SPBG) yang dikelola oleh Gagas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Apr 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2021, 20:00 WIB
Masnila Trisna atau yang biasa disapa Awi sudah hampir 5 tahun ini berkarir pada kegiatan penyaluran gas bumi. (Dok PGN)
Masnila Trisna atau yang biasa disapa Awi sudah hampir 5 tahun ini berkarir pada kegiatan penyaluran gas bumi. (Dok PGN)

Liputan6.com, Jakarta - Emansipasi perempuan yang digagas RA Kartini kini telah terwujud dan dibuktikan, dengan kesetaraan pada profesi yang tidak hanya dikerjakan kaum lelaki. Salah satunya pada kegiatan penyaluran gas bumi.

Masnila Trisna atau yang biasa disapa Awi sudah hampir 5 tahun ini berkarir pada kegiatan penyaluran gas bumi atau sektor hilir. Awi kini menjabat sebagai Sales Area Head Jakarta I PT Gagas Energi Indonesia (Gagas)yang merupakan bagian dari Sub Holding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Awi bertanggungjawab mengoperasikan satu dari 12 Stasiun Pengisian Gas Bumi (SPBG) yang dikelola oleh Gagas, Tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pengguna Gasku, Awi juga harus bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi gas bumi bagi pelanggan Gagas di sektor komersial dan industri wilayah Jakarta Barat hingga Tangerang melalui Gaslink.

“Walaupun jadi lupa rasanya pakai high heels karena selalu di lapangan, tetapi ada kebanggaan tersendiri melihat saya dan tim bisa menyalurkan energi baik untuk para pelanggan," kata Awi, di Jakarta, Rabu (21/4/2021).

Bukan hal mudah untuk dapat mengoperasikan SPBG dan tetap melayani kebutuhan pelanggan baik pelanggan transportasi, industri maupun komersial. Terutama di industri minyak dan gas yang saat ini masih didominasi oleh laki-laki.

Membuat Stasiun Pengisian Gas Bumi dapat beroperasi, kendala teknis dan operasional yang mungkin dihadapi, permasalahan sosial di lapangan hingga aspek komersial harus dikuasi oleh Ibu muda berusia 30 tahun ini. Selain itu, bagaimana memposisikan diri sebagai leader sekaligus teman bagi para anggota tim juga menjadi fokus utamanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menantang

Masnila Trisna atau yang biasa disapa Awi sudah hampir 5 tahun ini berkarir pada kegiatan penyaluran gas bumi. (Dok PGN)
Masnila Trisna atau yang biasa disapa Awi sudah hampir 5 tahun ini berkarir pada kegiatan penyaluran gas bumi. (Dok PGN)

Selain Awi, di SPBG paling timur yang dikelola oleh Gagas saat ini ternyata juga dinahkodai oleh seorang srikandi. Miranti Dyah Pramesti atau Miranti adalah sosok Srikandi Energi di balik SPBG Ngagel, Surabaya.

Miranti memimpin 20 orang pekerja di SPBG Ngagel dan bersama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan energi gas bumi untuk pelanggan Gagas di wilayah Surabaya, Gresik, Lamongan hingga Tuban.

Menurut Miranti, menjadi seorang Ibu dan wanita karir, memang cukup menantang. Terlebih bekerja di lapangan yang didominasi oleh laki-laki dan berkecimpung di dunia teknik yang awalnya cukup asing.

“Tetapi seperti kata-kata Kartini yang menginspirasi saya, 'AKU MAU' itu membuat kita mudah mendaki puncak gunung, dan 'AKU TIDAK BISA itu melenyapkan rasa berani, itulah yang membuat saya yakin mau dan bisa untuk terus berkarir disini tanpa melupakan kewajiban sebagai seorang Ibu” tuturnya.

Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah menyampaikan semangat Kartini yang dapat berkarya dengan segala keterbatasan yang dihadapi oleh perempuan saat itu sangat menginspirasi. Perempuan tidak perlu merasa terkekang atau merasa terintimidasi lagi dengan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin selama ini masih didominasi oleh pekerja laki-laki seperti industri minyak dan gas.

“Walaupun saat ini pekerja perempuan Gagas masih 32 persen dari total pekerja yang ada, tetapi kesempatan berkarir dan berkembang disini sama, bahkan 4 dari 8 posisi Vice President (VP) di Gagas saat ini dijabat oleh pekerja perempuan. Selain itu saya juga sangat mengapresiasi pekerja perempuan terlebih di kondisi pandemi saat ini, karena selain bekerja dengan segala keterbatasan dan protokol yang harus dipatuhi di lapangan, mereka juga memiliki kewajiban untuk tetap menjaga keluarga di rumah” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya