Perempuan Ikut Berperan dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Berbagai program sinergi pengembangan usaha syariah yang dilakukan BI bersama stakeholders ditempuh dengan melibatkan peran perempuan.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Apr 2021, 22:48 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2021, 22:48 WIB
ebinar Perempuan Tangguh yang Menginspirasi bagi Pembangunan Ekonomi Syariah Indonesia dalam rangka Hari Kartini 21 April 2021.
Webinar Perempuan Tangguh yang Menginspirasi bagi Pembangunan Ekonomi Syariah Indonesia dalam rangka Hari Kartini 21 April 2021.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memastikan dukungan terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Antara lain melalui pengembangan layanan bank syariah pelat merah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI). Dengan tujuan, mendorong inklusi keuangan bagi 130 juta penduduk yang masih belum terjangkau akses perbankan.

Hal itu ditegaskan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam webinar Perempuan Tangguh yang Menginspirasi bagi Pembangunan Ekonomi Syariah Indonesia dalam rangka Hari Kartini 21 April 2021.

Menurut Destry, pasar keuangan syariah di Indonesia terus berkembang, tidak hanya melalui perbankan syariah, tetapi juga melalui pasar modal, bahkan fintech syariah.

Inklusivitas pada EKSyar (cetak biru sistem pembayaran ekonomi dan keuangan syariah) menjadi nilai tambah, serta. mampu menjadi jembatan untuk mengurangi ketimpangan antara orang kaya dan miskin.

Pasalnya, hingga saat ini, masih ada 130 juta penduduk belum terjangkau oleh akses perbankan. "Bank Indonesia (BI) terus melakukan pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia salah satunya melalui pemberdayaan perempuan," ujar dia.

Berbagai program sinergi pengembangan usaha syariah yang dilakukan BI bersama stakeholders ditempuh dengan melibatkan peran perempuan.

Destry menyebut, saat ini perkembangan ekonomi syariah secara global terus meningkat. Berdasarkan laporan Refinitiv dan ICD, aset keuangan syariah global diproyeksi naik dari US$ 2,8 triliun pada 2019 menjadi US$ 3,69 triliun pada 2024 mendatang.

Hadir sebagai nara sumber webinar, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi, Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia, pimpinan Baznas Saidah Sakwan, Deputy Director Business Incubation Shariah KNEKS Indarwati Rifianingrum.

Serta Desainer penerima penghargaan Ibu Negara Kartini Award Amy Atmanto yang juga Pembina indistri kreatif dan Pengurus Pusat MES (Masyarakat Ekonomi Syariah).

Pertumbuhan aset keuangan syariah global dipastikan juga terjadi di Indonesia. Pertumbuhan yang pesat ini juga dilakukan melalui pemberdayaan perempuan.

“Menarik pula, BSI sebagai bank hasil penggabungan tiga bank syariah milik BUMN juga memiliki jumlah pegawai perempuan cukup banyak. Dari total hampir 20 ribu karyawan BSI, sekitar 40 persen diantaranya adalah perempuan. Porsi senior management perempuan 20 persen dan porsi BOD sudah 20 persen wanita,” kata Hery.

Karena itu pula, Hery Gunardi mengatakan, peran perempuan semakin diperhitungkan di Tanah Air. Baik dari sisi bisnis maupun keuangan, termasuk di perbankan syariah secara umum dan BSI khususnya.

Partisipasi perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di perekonomian, sosial, maupun politik, lanjut dia, bukan karena belas kasihan atau kuota yang ditetapkan oleh pemerintah atau unit usaha, namun karena kemampuan dan profesionalitas kaum wanita.

 

Nilai Belanja Fashion Muslim Dunia

Ilustrasi pakaian muslim
Ternyata style wanita berhijab di Jakarta, Aceh, dan Padang ada perbedaan ya, seperti apa ya gaya berhijabnya?

Dalam paparannya, Amy Atmanto menyampaikan mimpinya tentang Unicorn Modest Fashion Moslem Indonesia yang dilirik dunia.

Amy memamparkan belanja modest fashion ranking dunia terbesar saat ini adalah Turki dengan total belanja USD 29 miliar, UAE dengan spending USD 23 miliar di urutan kedua dan Indonesia dengan total spending USD 21 miliar berada pada urutan ke 3.

Sementara untuk ekspor, Tiongkok mencapai USD 10,6 miliar dan berada pada urutan pertama. Diikuti India senilai USD 3,1 miliar, kemudian Turki sebesar USD 2,3 miliar.

Tahun 2024 diperkirakan belanja Moslem dan clothing apparel akan tumbuh sebesar 6 persen mencapai USD 402 miliar.

Selain itu Indonesia juga merupakan pasar domestik ketiga terbesar dengan nilai belanja USD 21 triliun.

Saat ini pencarian Google dengan keyword “moslem fashion” Indonesia paling besar menembus 77 persen. Diikuti Malaysia sebesar 15 persen dan sisanya Inggris dan negara lain.

Dengan demikian, potensi ekspor yang besar ke Saudia Arabia, Pakistan, UAE, serta Eropa Selatan, Eropa Timur dan Asia Selatan terbuka lebar dan tak pelak memutuhkan dukungan investor, pemerintah dan perbankan.

“Pelaku Modest Fashion Indonesia harus terus berinovasi sehingga mampu menarik minat para angel investor agar tidak hanya berinvestasi pada start up dib idang aplikasi teknologi saja,” jelas dia.

"Prospek industri modest fashion di Indonesia dapat direalisasikan sampai munculnya Unicorn modest fashion Muslim pungkas Amy yang juga pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah Indonesia (MES).

Sebelumnya Menteri Keuangan selaku Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Sri Mulyani secara terpisah menyampaikan peranan perempuan yang menjadi wirausaha meningkatkan potensi kontribusi terhadap PDB yang sangat besar.

Dengan potensi kontribusi di sektor UMKM, sebesar 53,76 persen. UMKM dimiliki perempuan mencapai 97 persen, dengan kontribusi terhadap perekonomian cukup besar yaitu 61 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya