Orang Terkaya Dunia Elon Musk Buka-bukaan Masalah Penghambat Mobil Listrik Tesla

Perusahaan pembuat mobil listrik tersebut telah dipaksa untuk memperhitungkan banyak masalah rantai pasokan pada tahun 2021 ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mei 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2021, 14:00 WIB
Tesla Perkenalkan Truk Pikap Listrik Canggih
CEO Tesla, Elon Musk, memperkenalkan Cybertruck di studio desain Tesla di Hawthorne, California (21/11/2019). Truk Pikap ini dibekali dua motor Listrik dengan sistem penggerak menggunakan konfigurasi semua roda atau yang biasa disebut 4WD. (AP Photo/Ringo H.W. Chiu)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu orang terkaya dunia, Elon Musk mengatakan jika perusahaan pembuat mobil listrik tersebut dipaksa untuk memperhitungkan banyak masalah rantai pasokan pada tahun 2021 ini.

Mengutip dari Insider, Rabu (19/5/2021), Elon Musk mengatakan perusahaannya telah mengalami "kesulitan besar" dengan rantai pasokannya selama kuartal terakhir. 

"Kami telah mengalami beberapa tantangan rantai pasokan paling sulit yang pernah kami alami dalam menjalankan Tesla," kata dia.

CEO tersebut mengatakan kekurangan cip semikonduktor global, yang telah mengguncang industri otomotif, serta penundaan pelabuhan telah berdampak pada tujuan besar manufaktur.

Pada bulan Februari, Tesla telah menghentikan sementara produksi Model 3 di pabrik perakitan mobilnya di California.

Dengan alasan masalah rantai pasokan yang disebabkan oleh penumpukan di pelabuhan dan badai salju parah yang memperlambat pengiriman darat.

Kekurangan semikonduktor global telah mendatangkan malapetaka pada perusahaan teknologi dan otomotif.

Pada Januari, Bloomberg melaporkan kekurangan cip dapat menyebabkan perusahaan mobil kehilangan pendapatan hingga sebanyak USD 61 miliar.

Banyak perusahaan pembuat mobil terpaksa menutup pabrik dan memprioritaskan model mobil paling menguntungkan yang mereka hasilkan sebagai akibat dari kekurangan tersebut.

Chip komputer menyumbang sekitar 40 persen dari biaya mobil baru, menurut laporan dari Deloitte, dan digunakan dalam navigasi, bluetooth, dan sistem deteksi tabrakan.

Musk juga mengatakan perusahaan tersebut mengalami masalah dalam meningkatkan produksinya di China karena pandemi. Pembatasan akibat COVID-19 di negara tersebut telah mempersulit Tesla untuk mendatangkan insinyur untuk pabriknya.

Penundaan pelabuhan dan kekurangan kapal kontainer global juga berdampak pada pasokan manufaktur Tesla di AS.

Saksikan Video Ini

Hadapi biaya ekspedisi yang tinggi

Tesla Model 3
Tesla Model 3, mobil listrik ketiga Tesla siap dikirim ke konsumen. (Carscoops)

Zach Kirkhorn, kepala keuangan Tesla, mengatakan perusahaan menghadapi biaya ekspedisi yang tinggi, meskipun ada "pekerjaan luar biasa" dari tim dan pemasok perusahaan dalam menjaga pabrik tetap berjalan.

"Kami terus berupaya mengatasi ketidakstabilan rantai pasokan global, terutama di sekitar semikonduktor dan kapasitas pelabuhan," jelas Kirkhorn.

Penundaan pelabuhan dan kekurangan kapal kontainer global telah membuat banyak perusahaan mundur dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini dikarenakan kendala tersebut telah mendorong biaya pengiriman lebih tinggi dan menyebabkan kekurangan barang. 

Penundaan di pelabuhan California selatan saja telah menyebabkan hampir 20 kapal menunggu berminggu-minggu untuk berlabuh dan dapat dibongkar.

Awal tahun ini, Nike, Costco, Toyota, Honda, dan Samsung mengatakan hal yang sama. Masalah rantai pasokan merugikan bisnis mereka pada kuartal terakhir ini dan kemungkinan akan berdampak ke depan. 

Minggu lalu, beberapa perusahaan, termasuk Procter & Gamble dan Coca-Cola, mengumumkan akan menaikkan harga guna mengatasi kenaikan biaya pengiriman yang sedang dihadapi.

Secara keseluruhan, Tesla memiliki kuartal yang menguntungkan, setelah mengumumkan telah menjual mobil terbanyak dalam sejarahnya. Selama tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan telah mengirimkan sebanyak 184.877 kendaraan, jumlah yang sebagian besar didorong oleh permintaan yang kuat untuk kendaraan listrik tersebut di China.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya