Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Mark Cuban membayangkan hal apa yang bisa dilakukan jika dirinya kembali ke masa lalu. Jika Mark Cuban bisa menjadi anak-anak lagi, dia akan melakukan dua hal sederhana untuk mempersiapkan dirinya menuju kesuksesan saat dewasa.
"Saat saya berbicara dengan anak-anak hari ini dan mereka bertanya apa yang akan saya lakukan jika saya berusia 12 tahun sekarang, jawaban saya selalu sama. Baca buku dan pelajari cara menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam segala bentuk dan cara yang bisa kamu lakukan," tulis pengusaha miliarder berusia 66 tahun itu di platform media sosial BlueSky, dikutip dari CNBC International, Senin (3/3/2025).
Baca Juga
Menurut Mark Cuban, AI adalah perpustakaan hidup yang bisa memberikan jawaban dan membantu siapa pun, di mana pun mereka berada. "Cukup dengan smartphone, rasa ingin tahu untuk bereksperimen, dan pola pikir untuk belajar," tambah Cuban dalam unggahan lanjutannya.
Advertisement
Bagian pertama dari nasihat Cuban bukanlah hal baru. Ia sudah lama menekankan pentingnya membaca. "Saya membaca segala sesuatu yang bisa saya dapatkan. Saya tidak peduli dari mana sumbernya," kata Mark Cuban, seraya menambahkan ia menghabiskan empat hingga lima jam sehari untuk membaca. Kebiasaan ini juga dimiliki oleh banyak pengusaha sukses lainnya, seperti Bill Gates dan Richard Branson.
Sedangkan untuk AI atau kecerdasan buatan, perubahan teknologi ini diperkirakan mempengaruhi 70% keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan saat ini pada 2030, menurut laporan LinkedIn’s 2025 Work Change.
Pemakaian AI
Namun, hanya sedikit anak muda di Amerika Serikat yang sudah memanfaatkannya—menurut laporan dari Harvard Graduate School of Education, Common Sense Media, dan Hopelab pada 2024, hanya 11% remaja Amerika Serikat berusia 14 hingga 22 tahun yang menggunakan AI generatif sekali atau dua kali dalam seminggu.
Cuban pernah membandingkan perkembangan AI dengan era awal komputer pribadi, terutama bagi calon pengusaha masa depan.
"Kamu tidak harus menjadi ahli AI untuk memulai bisnis, tetapi pada titik tertentu, kamu harus memahaminya.Sama seperti dulu dengan PC. Kamu tidak harus jago menggunakannya, tapi itu membantu. Lalu ada jaringan, internet, dan kemudian perangkat seluler," katanya dalam The Colin Cowherd Podcast pada 2022.
Menariknya, Cuban juga memiliki kepentingan finansial dalam mempopulerkan teknologi ini. Ia berinvestasi di beberapa perusahaan AI, termasuk mesin pencari DIRT dan Samaya AI.
Namun, ia juga tidak menutup mata terhadap kekurangannya. Dalam wawancara dengan Wired tahun lalu, ia bahkan mengatakan, seekor anak anjing lebih pintar dalam memecahkan masalah dibandingkan sistem AI saat ini.
Advertisement
Masa Depan AI
Menurut Cuban, anjing bisa merasakan masalah. Sedangkan mobil tanpa pengemudi tidak memahami apakah sesuatu itu berbahaya atau tidak. Jika belum pernah melihatnya, ia tidak akan tahu. Sementara anjing akan memahami.
"Saya pikir anak anjing yang cerdas masih lebih pintar dibandingkan AI saat ini atau dalam waktu dekat," ujar dia.
Dalam jangka panjang, masa depan AI dalam dunia bisnis masih belum pasti. Teknologi ini bisa menciptakan lebih banyak layanan berbasis AI atau sekadar membuat lebih banyak karyawan menggunakan chatbot untuk menyusun email atau presentasi awal mereka. Anak-anak bisa mengambil manfaat dengan lebih dulu memahami perkembangan ini.
Jika ia adalah remaja yang butuh uang tambahan, ia akan memulai bisnis sampingan dengan belajar cara menulis prompt AI.
"Kemudian, saya akan menawarkan jasa saya kepada bisnis, terutama bisnis kecil dan menengah yang belum memahami AI," kata Cuban.
"Tidak masalah jika saya berusia 16 tahun, saya tetap bisa mengajarkan mereka," pungkas Cuban.
Mark Cuban adalah seorang miliarder, pengusaha, dan investor yang dikenal luas sebagai pemilik tim NBA, Dallas Mavericks, serta sebagai salah satu panelis di acara Shark Tank. Ia lahir pada 31 Juli 1958 di Pittsburgh, Pennsylvania, dan memiliki latar belakang pendidikan di Indiana University Bloomington, tempat ia meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis.
Selain sukses di dunia bisnis, ia juga memiliki kehidupan pribadi yang stabil bersama istrinya, Tiffany Stewart, yang dinikahinya pada 2002, dan tiga anak mereka.
Kesuksesan finansial Cuban dimulai dari bisnis teknologi. Ia pertama kali membangun perusahaannya, MicroSolutions, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang software dan integrasi sistem. Bisnis ini ia jual ke CompuServe pada tahun 1990 seharga USD 6 juta.
Terobosan Besar
Namun, terobosan besarnya datang pada 1995 ketika ia mendirikan Broadcast.com, sebuah layanan streaming audio dan video yang kemudian dibeli oleh Yahoo! pada tahun 1999 dengan nilai mencapai $5,7 miliar dalam bentuk saham. Kesuksesan ini membuatnya masuk dalam jajaran miliarder dunia.
Setelah menjual Broadcast.com, Cuban menginvestasikan kekayaannya ke berbagai sektor, termasuk olahraga. Pada tahun 2000, ia membeli Dallas Mavericks seharga USD 285 juta. Di bawah kepemilikannya, tim ini mengalami transformasi besar dan berhasil memenangkan kejuaraan NBA pada 2011. Selain dunia olahraga, Cuban juga aktif sebagai investor di Shark Tank, di mana ia mendukung berbagai startup inovatif.
Seiring berkembangnya teknologi, Cuban juga menaruh perhatian besar pada kecerdasan buatan. Ia berinvestasi dalam berbagai perusahaan AI, seperti DIRT dan Samaya AI, karena meyakini teknologi ini akan memainkan peran besar di masa depan.
Selain berbisnis, ia juga dikenal karena filosofinya tentang kesuksesan, yang menekankan pentingnya membaca untuk memperluas wawasan, menguasai teknologi baru, serta bekerja keras dan berinovasi dalam bisnis. Dengan pendekatan visioner dan investasi yang cerdas, Cuban terus menjadi salah satu pengusaha paling berpengaruh di dunia teknologi, olahraga, dan media.
Advertisement
