Partisipasi Perempuan Meningkat di Pasar Keuangan Digital

Di era Kartini modern saat ini banyak tokoh perempuan Indonesia sudah menduduki posisi penting dan strategis.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Apr 2021, 21:06 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2021, 21:06 WIB
ebinar yang digelar IGICO Advisory dan D'ORIGIN Financial & Business Advisory dalam rangka peringatan Hari Kartini, bertema “Perempuan Tangguh di Era Digital.”
Webinar yang digelar IGICO Advisory dan D'ORIGIN Financial & Business Advisory dalam rangka peringatan Hari Kartini, bertema “Perempuan Tangguh di Era Digital.

Liputan6.com, Jakarta Partisipasi perempuan di pasar keuangan terus meningkat, di mana pendidikan menjadi salah satu kunci pemahaman literasi dan pemanfaat teknologi agar perempuan menjadi tangguh di era digital.

Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Destry Damayanti dalam webinar yang digelar IGICO Advisory dan D'ORIGIN Financial & Business Advisory dalam rangka peringatan Hari Kartini, bertema “Perempuan Tangguh di Era Digital.”

Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut yakni Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh K. Harmanda, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn, dan CEO MNC Sekuritas Susy Meilina.

Dalam pidato kuncinya, Destry mengatakan di era Kartini modern saat ini banyak tokoh perempuan Indonesia sudah menduduki posisi penting dan strategis.

“Kabar gembira dari hasil Laporan Tahunan Grant Thornton tahun ini yang menunjukkan Indonesia berada pada peringkat ke-7 sebagai negara dengan posisi manajemen senior perempuan paling banyak secara global.

Laporan tersebut, lanjut Destry, juga menunjukkan populasi perempuan sebagai chief financial officer (CFO) di Indonesia mencapai 56 persen pada tahun ini naik dari tahun lalu sebesar 48 persen.

“Pencapaian ini tentunya tidak lepas dari perjuangan Ibu Kartini agar perempuan diberikan kesempatan menempuh pendidikan dan mencapai kesetaraan dengan laki-laki,” tegasnya.

Di sisi investasi, Destry menjelaskan, perempuan memiliki peranan yang penting, di mana partisipasi kaum perempuan di pasar keuangan mengalami kenaikan khususnya melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN).

Sesuai data Kementerian Keuangan, kontribusi perempuan pada ORI terus meningkat. Pada penjualan ORI017 sebagian besar yakni 55,87% dari total investor adalah perempuan. Persentase tersebut meningkat jadi 57,82 persen pada ORI18.

Data terbaru dalam penerbitan Sukuk Ritel SR 014 juga didominasi oleh perempuan dimana 58,25% investornya adalah perempuan.

Sementara itu, Data KSEI per Maret 2021 menunjukkan investor perempuan di pasar modal sebesar 38,63 persen (Rp 206,15 triliun) masih di bawah laki-laki sebesar 61,37 persen.

“Pemanfaatan teknologi oleh perempuan masih dapat terus dioptimalkan dan memiliki ruang tumbuh yang masih besar. Sebagaimana tercermin pada Data International Finance Corporation dan USAID yang menyebutkan bahwa 47% Indonesia aktif berinternet, tetapi cenderung belum untuk hal-hal yang produktif,” ungkap Destry.

Dia menjelaskan pemanfaatan teknologi digital dapat terus ditingkatkan kepada para pelaku UMKM yang diketahui dimiliki 53,76 persen oleh perempuan dan jumlah karyawan perempuan mencapai 97 persen.

“Pendidikan menjadi salah satu kunci pemahaman literasi dan pemanfaat teknologi digital. Dalam hal ini, perempuan Indonesia memiliki modal yang cukup baik, sebagaimana ditunjukkan oleh data partisipasi perempuan Indonesia untuk pendidikan di setiap jenjang relatif berimbang,” paparnya.

 

Inklusi Keuangan

Survei Financial Inclusion Insights (FII) tahun 2018, menunjukkan bahwa kepemilikan rekening oleh perempuan sebanyak 55,6 persen dan ini menunjukkan adanya inklusi keuangan digital yang setara.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Aspakrindo Teguh K. Harmanda mengatakan jumlah investor perempuan di aset kripto di Indonesia saat ini sudah mencapai 20 persen dan banyak wanita yang telah memainkan peran utama serta sudah fasih tentang perdagangan kripto.

“Kesetaraan gender adalah perempuan dan pria tumbuh bersama. Bukan berkompetisi. Perempuan adalah faktor penopang ekonomi Indonesia selama masa pandemi, karena 50% transaksi terbanyak di masa pandemi adalah kebutuhan rumah tangga,” ujar Teguh.

Menurut Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, perempuan memiliki kontribusi yang besar dalam ekonomi nasional dan kesetaraan gender menjadi satu dari sembilan tujuan prioritas Sustainable Development Goals (SDGs) di BCA.

“Saat ini 56,7 persen kepala cabang di BCA diisi oleh perempuan. Kita juga lihat kesempatan perempuan mendapatkan promosi sebesar 64,1 persen dan sekitar 47,7 persen perempuan menempati posisi middle up di BCA,” ujarnya.

Di lain sisi, CEO MNC Sekuritas Susy Meilina menambahkan perempuan Indonesia diharapkan untuk terus belajar, terutama terkait perkembangan digital.

“Juga kita terus memampukan diri agar dapat memberdayakan orang-orang di sekitar guna berkontribusi bagi Indonesia,” tutup Susy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya