Pemerintah Kebut Pembangunan National Logistic Ecosystem di 8 Pelabuhan

Pelabuhan Batam Center di Kepulauan Riau baru saja diresmikan. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan utama untuk mengembangkan ekosistem logistik nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2021, 14:40 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2021, 14:40 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pelabuhan Batam Center di Kepulauan Riau baru saja diresmikan. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan utama untuk mengembangkan ekosistem logistik nasional.

"National Logistic Ecosystem ini sudah ada pertama di Batam yang sudah diresmikan," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Jakarta, Kamis (10/6/2021).

Luhut melanjutkan, pemerintah saat ini juga tengah membangun National Logistic Ecosystem di 8 pelabuhan dengan tujuan yang sama. Pelabuhan tersebut nantinya akan dibuat terintegrasi agar memudahkan proses pengiriman logistikk.

"Muaranya ini semua terintegrasi karena akan membawa efisieni," kata dia

Selain itu, Luhut juga ingin dalam program tol laut, kapal-kapal pulang pergi dengan membawa muatan penuh. Maka, dia meminta agar Pemerintah Daerah turun tangan dan mengoptimalisasikan kinerja daerah agar ada barang dari daerah yang dijadikan komoditas ke luar wilayah.

Caranya, bisa dengan mengoptimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi atau UMKM dan UKM bisa menjual produk ke luar daerah.

"Saya minta optimasi daerah 3TP (terdepan, terpencil, tertinggal dan perbatasan) agar mengisi muatan dari petani, peternak, pengrajin dan masyarakat lainnya," kata dia.

Luhut ingin semua pihak bisa bekerja sama untuk mendorong kesuksesan program ini. "Saya titip kita ayo lakukan pekerjaan ini, tidak mudah dan susah kalau kita kompak melakukannya," kata dia mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembentukan National Logistic Ecosystem Amanah UU Cipta Kerja

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerapan ekosistem logistik nasional atau National Logistic Ecosystem (NLE)  di seluruh pelabuhan dan bandara akan menciptakan efisiensi. Hal ini akan mendorong Indonesia lebih kompetitif. 

"Kalau NLE ya berarti seluruh Indonesia, yang tadi Pak Menko (Luhut) sudah menyampaikan akan diberlakukan di semua Port dan Airport," terang Sri Mulyani  dalam acara Konferensi Pers Launching Batam Logistic Ecosystem (BLE), Kamis (18/3/2021).

Bendahara Negara ini bilang, dengan memperluas jangkauan National Logistic Ecosystem di seluruh pelabuhan dan bandara Indonesia maka diyakini akan berdampak positif terhadap ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Menyusul adanya aksi nyata untuk menyederhanakan regulasi terkait perizinan berusaha aktivitas ekspor dan impor.

"Ini berarti kita akan ekspansi. Sehingga efisiensi ekonomi nasional akan muncul," terangnya.

Pembentukan National Logistic Ecosystem juga dinilai sebagai amanah dari Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Mengingat semangat UU yang sempat menuai polemik ini bertujuan untuk mendorong kemudahan perizinan berusaha sekaligus penciptaan iklim investasi di dalam negeri yang kondusif.

"Jadi, ini salah satu bentuk untuk meningkatkan kepastian berusaha dan daya tarik untuk berinvestasi," ucap dia mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya