Rasio Kredit UMKM Bank BRI Capai 80,12 Persen

BRI akan tetap fokus dan mempertahankan porsi kredit UMKM yang kini telah mencapai dikisaran 80,12 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Jun 2021, 17:45 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2021, 17:45 WIB
Dirut BRI Sunarso
Dirut BRI Sunarso

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan, pihaknya akan tetap fokus dan mempertahankan porsi kredit UMKM yang kini telah mencapai dikisaran 80,12 persen.

“BRI tetap fokus kepada UMKM, di mana porsi kredit terhadap UMKM mencapai 80,12 persen dan ini artinya sudah sangat baik, karena kita dari dulu sulit sekali mencapai 80 persen dan sekarang kita jaga bawa porsi kredit terhadap UMKM itu 80,12 persen,” kata Sunarso dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (14/6/2021).

Memang kata Sunarso, portofolio kredit UMKM BRI terus mengalami peningkatan pada kuartal-I tahun 2021 mencapai 80,12 persen. Ini meningkat dari periode sebelumnya kuartal I-2020 yang hanya 77 persen.

Lebih lanjut dia mengungkapkan sejak awal pandemi Covid-19, akumulasi kredit yang direstrukturisasi BRI sampai dengan April 2021 sebesar Rp 227 triliun, dengan sisa outstanding sebesar Rp 185,29 triliun.

“Oleh karena itu karena masih ada yang kita masih menunggu kira-kira hasil restrukturisasi kita ini sukses atau gagal atau perlu di restru ulang segala macam, maka kemudian manajemen mengambil keputusan untuk mencadangkan,” ujar Dirut BRI itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dana Pencadangan

Direktur Utama BRI Sunarso
Direktur Utama BRI Sunarso saat Press Conference Laporan Kinerja Keuangan BRI Triwulan 1 Tahun 2021, Selasa, 25 Mei 2021.

Disamping itu, per April 2021, BRI telah mencadangkan total Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp 73,11 triliun dengan NPL Coverage 251,39 persen (Rp 27 triliun).

Sisa CKPN sebesar Rp 44 triliun dicadangkan untuk mengcover loan at risk sebesar Rp 256,62 triliun. Sedangkan probability of default sebesar 15 persen, sehingga pencadangan BRI sudah mencukupi.

“Kenapa BRI mencadangkan sedemikian besar? karena masih ada yang disebut loan at risk yang belum benar-benar sembuh sehingga itu kita harus cadangkan, singkatnya jika terjadi apa-apa memburuk, maka kemudian banknya masih tetap diselamatkan, simpanan masyarakat masih tetap dijaga karena kita mencadangkannya cukup,” ungkapnya.

Demikian, Sunarso menyebut, khusus untuk restrukturisasi covid-19, BRI telah mencadangkan Rp 21,48 triliun di April 2021 atau naik Rp 7,9 triliun dari akhir tahun 2020.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya