Madu Lanceng Gunungkidul, Madu Sehat dari Kelompok Tani di Desa Katongan

Madu Lanceng Gunungkidul baik bagi kesehatan tubuh karena mengandung vitamin, mineral, enzim protein, hormon, dan antibiotik alami.

oleh Gilar Ramdhani pada 21 Jun 2021, 19:00 WIB
Diperbarui 21 Jun 2021, 17:47 WIB
Madu Lanceng Gunungkidul, Madu Sehat dari Kelompok Tani di Desa Katongan
Foto: bukalapak/arif kurniawan.

Liputan6.com, Jakarta Alam hutan Indonesia yang luas dan kaya menjadikan negeri zamrud khatulistiwa ini menjadi rumah yang nyaman bagi lebah madu. Besarnya populasi dan budidaya lebah pun membuat Indonesia dikenal sebagai penghasil madu murni terbaik.

Ada banyak jenis dan merk madu murni yang ada di Indonesia. Pemberian nama madu bermacam-macam, bisa berasal dari spesies lebah, nectar bunga, si pemilik madu, nama daerah dan lain-lain. Misalnya Kelompok Petani Hutan di Dusun Ngrandu, Katongan, Nglipar, Gunungkidul yang membudidayakan spesies lebah Lanceng atau Klanceng, sehingga menghadirkan produk madu murni menyehatkan yang dikenal Madu Lanceng Gunungkidul.

Dikutip dari Dinas Perindag Gunungkidul, usaha Madu Lanceng Gunungkidul berawal dari Kelompok Hutan Rakyat (KTH) di yang diinisiasi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul di tahun 2005. KTH Madu di Ngrandu, Kelurahan Katongan, Nglipar mulanya mendapatkan pelatihan tentang budidaya madu lanceng, yang kemudian tiap anggota mendapatkan beberapa kotak / stub lebah madu.

Salah satu peserta pelatihan saat itu adalah Bapak Sugeng Apriyanto, yang mendapatkan 25 kotak lebah madu. Selama 2 tahun, Pak Sugeng dapat mengembangkan 25 stub lebah madu itu menjadi 300 stub. Madu yang dihasilkan murni dan juga berkualitas. Lebah madu menghisap nektar bunga kaliandra, mahoni, air mata pengantin, sawo, rambutan, bunga xanthos temon, dan sebagainya. Madu yang dihasilkan ada yang berasa manis, manis pahit, dan ada pula yang rasanya asam.

Madu Lanceng
Lokasi budidaya Madu Lanceng di Desa Katongan, Gunungkidul. (Foto: Disperindag Gunungkidul)

Saat ini, kelompok madu lanceng yang diketuai Bapak Sugeng telah menghasilkan ribuan liter tiap bulannya, bahkan produk yang dihasilkan bukan hanya madu murni saja, namun telah ada inovasi produk, antara lain produk bee pollen dan propolis. Untuk menghasilkan produk propolis, Bapak Sugeng beserta kelompoknya bekerjasama dengan Fakultas Farmasi UGM dalam pengolahannya karena belum memiliki alat dan belum menguasai teknologinya. 

Di samping menghasilkan produk untuk konsumsi, kelompok ini juga menyediakan sarang lebah lanceng dalam bentuk stub serta menerima siapapun yang hendak mengikuti pelatihan budidaya lebah madu, dengan biaya paket edukasi dan budidaya yang cukup terjangkau.

Pelatihan Budidaya Madu Lebah Lanceng
Foto: Pelatihan Budidaya Madu Lebah Lanceng (Facebook/madulancenggunungkidul tahun 2019)

Dikutip dari Merdeka.com, Lebah Lanceng yang juga punya sebutan Trigona SPP ini merupakan spesies primitif yang hanya menghasilkan madu dalam jumlah sedikit. Ia memiliki ukuran kecil, ramping dan hitam. Termasuk hewan liar dan tidak membuat madunya dengan cara tradisional dalam sisir madu heksagonal. Namun mereka menyimpan madunya dalam struktur hitam dan coklat kecil yang tidak beraturan, tercakup dalam propolis.

Keunikan dan Khasiat Madu Lanceng

Madu Lanceng Gunungkidul
Madu Lanceng Gunungkidul. (Foto: bukalapak/arif kurniawan)

Cita rasa dari madu lanceng ini terbilang unik dan berbeda dari madu biasanya. Madu lanceng berwarna agak gelap, tidak bening, serta perpaduan rasa agak manis, asam dan pahit. Dikatakan memiliki kisaran nutrisi dan nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lebah madu biasanya.

Madu Lanceng Gunungkidul baik bagi kesehatan tubuh karena mengandung vitamin, mineral, enzim protein, hormon, dan antibiotik alami. Selain untuk stamina, madu lanceng juga dapat digunakan sebagai terapi obat penyembuhan, antara lain gangguan pencernakan dan asam lambung, mencegah kanker dan stroke, serta berbagai penyakit lainnya.

Konsumsi madu lanceng secara rutin juga dapat melancarkan peredaran darah, memperkuat fungsi otak dan jantung, serta meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga baik dikonsumsi saat pandemi Covid-19 seperti ini.

Dengan mengonsumsi Madu Lanceng Gunungkidul, tidak hanya khasiat madu yang Anda dapatkan, tetapi juga turut mendukung budidaya lebah lanceng dan perekonomian Kelompok Petani Hutan di Ngrandu, Katongan. Dimana saat ini ada lebih dari 40 petani madu lanceng. Produk Madu Lanceng Gunungkidul ini bisa Anda dapatkan secara online melalui marketplace,  pasar.id, Rumah Kreatif BUMN dan sejumlah pertokoan di Gunungkidul.

Klaster Hidupku, Program Klaster UMKM Binaan BRI

Untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas, PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. melakukan program Klaster Hidupku. Madu Lanceng tercatat sebagai Klaster UMKM binaan BRI yakni BRI Unit Nglipar Kanca Wonosari.

Melalui program Klaster Hidupku, BRI membentuk financial close system, memudahkan akses pasar, promosi dan networking, menyediakan off taker serta pembinaan yang lebih terfokus

Salah satu bentuk nyata BRI dalam program Klaster Hidupku ini adalah dengan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro kepada nasabah. Selain memberikan kemudahan untuk mendapatkan KUR, BRI juga meningkatkan Kapasitas Usaha Mikro Kecil (UMK) program capacity building yang dilakukan pada Rumah Kreatif BUMN (RKB BRI). 

Melalui Rumah Kreatif BUMN, BRI berusaha memberikan peningkatan pengetahuan pengelolaan keuangan maupun peningkatan hasil produksi dan pemasaran kepada pelaku UMKM.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya