Mengulik Prospek Bisnis OVO Usai Ditinggal Tokopedia dan Lippo

Saham Tokopedia di OVO dikabarkan telah diambil alih oleh Grab Holdings yang sebelumnya telah menguasai 39,2 persen saham.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 18:31 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 17:15 WIB
Bareksa Bersama OVO Uji Coba Pembayaran Reksa Dana Pakai QRIS Code. Dok  Bareksa
Bareksa Bersama OVO Uji Coba Pembayaran Reksa Dana Pakai QRIS Code. Dok Bareksa

Liputan6.com, Jakarta - Dilepasnya 36,1 persen saham Tokopedia di PT Bumi Cakrawala Perkasa, penerbit dompet digital dengan brand OVO, dinilai bakal berdampak besar terhadap bisnis perusahaan pembayaran digital tersebut.

Pasalnya, sejak menjalin kerjasama bisnis dengan Tokopedia, mayoritas transaksi OVO berasal dari aktivitas jual beli di e-commerce terbesar di Indonesia tersebut.

“Keluarnya Tokopedia pasti akan berdampak pada bisnis OVO. Persaingan OVO di industri digital tentunya akan menjadi lebih berat dan tidak mudah. Apalagi Tokopedia sudah membangun kolaborasi bisnis yang sangat strategis dengan Gojek, sehingga posisi GoPay sebagai alat pembayaran akan menjadi lebih berkembang dan kuat di Tokopedia," kata Direktur Eksekutif ICT Institute dan Pengamat Ekonomi Digital, Heru Sutadi dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).

Perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works, dalam laporan terbarunya bertajuk 'Momentum Works Blooming Ecommerce in Indonesia' memproyeksikan nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) di Tokopedia sepanjang tahun 2020 mencapai sebesar USD14 miliar atau lebih dari Rp 200 triliun (asumsi kurs 14.300 per USD).

Dengan keluarnya Tokopedia dari OVO, maka pangsa transaksi digital di Tokopedia yang sebelumnya masuk ke OVO akan beralih ke GoPay. Hilangnya kesempatan ini dinilai akan berdampak terhadap valuasi OVO dan menjadi tantangan pada prospek bisnisnya.

Setelah adanya kombinasi bisnis antara Gojek dan Tokopedia yang membentuk GoTo, Tokopedia memang harus melepas kepemilikannya sahamnya di OVO. Hal ini terkait dengan regulasi dari Bank Indonesia (BI) yang melarang adanya kepemilikan atau controlling interest di lebih dari satu perusahaan jasa pembayaran.

Saham Tokopedia di OVO dikabarkan telah diambil alih oleh Grab Holdings yang sebelumnya telah menguasai 39,2 persen saham.

Selain Tokopedia, grup Lippo yang sejak awal mendukung kelahiran OVO di Indonesia juga melepas kepemilikan sahamnya. Sehingga pasca transaksi ini, sebanyak 90 persen saham OVO akan dikuasai Grab Holdings.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

OVO Pastikan Hadir di Tokopedia

4 Tahun Berlayar, OVO Bantu Tingkatkan 84 Persen UMKM di Masa Pandemi
OVO merupakan platform pembayaran digital yang mudah digunakan di kalangan masyarakat Indonesia

Sebagai informasi, sesuai peraturan Bank Indonesia perusahaan asing hanya boleh memiliki maksimal 85 persen kepemilikan di perusahaan jasa pembayaran. OVO dan Grab harus mencari pihak yang mau membeli saham OVO guna mematuhi peraturan.

Sementara, hengkangnya grup Lippo dan Tokopedia menciptakan tantangan bagi OVO untuk mencari mitra lokal lainnya yang idealnya memiliki ekosistem digital sehingga dapat mendorong bisnis pembayarannya.

“Kami menyambut komitmen besar dari Grab untuk OVO. Kami sedang dalam konsultasi dengan regulator untuk menyelesaikan proses restrukturisasi kepemilikan," jelas perwakilan OVO.

Sementara itu, Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit mengatakan, OVO akan tetap hadir di ekosistem Tokopedia sebagai salah satu metode pembayaran. Layanan tetap berlangsung seperti biasa.

“Barangkali ada kebutuhan belanja di Tokopedia, tetap dapat menggunakan OVO,” ujar Harumi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya