Harga Minyak Dunia Jatuh Tersandung Stok di AS

Kedua tolok ukur harga minyak dunia ditutup naik pada Jumat (22 Oktober) dengan kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut.

oleh Tira Santia diperbarui 28 Okt 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, New York - Stok minyak mentah AS naik lebih dari harapan dan ini mendorong harga minyak dunia turun. Bahkan persediaan bahan bakar dan tangki di pusat penyimpanan terbesar di negara itu semakin kosong.

Kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok minyak mentah AS memberi beberapa investor dorongan untuk menurunkan posisi beli setelah terjadi kenaikan terdalam pada beberapa pekan terakhir. Ini membawa patokan harga minyak mentah Brent dan AS ke tertinggi multi-tahun.

Melansir laman businesstimes, harga minyak berjangka Brent berakhir turun USD 1,82 atau 2,1 persen menjadi USD 84,58 per barel, setelah ditutup pada level tertinggi 7 tahun pada Selasa (26 Oktober).

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,99 atau 2,4 persen menjadi USD 82,66 per barel.

"Kami mengalami kemunduran yang wajar dalam aksi ambil untung lebih dari apa pun, tetapi masih USD 80 untuk (WTI) adalah angka yang kuat," kata Gary Cunningham, Direktur Riset Pasar di Tradition Energy.

Kedua tolok ukur harga minyak ini ditutup pada Jumat (22 Oktober) dengan kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut karena produsen utama menahan rebound pasokan dan permintaan setelah pelonggaran pembatasan pandemi.

 

Kondisi Stok

Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Departemen Energi AS mencatat jika persediaan minyak mentah naik 4,3 juta barel pekan lalu. Ini  lebih dari perkiraan kenaikan 1,9 juta barel.

Kemudian Stok bensin turun 2 juta barel, menurunkannya ke level yang tidak terlihat dalam hampir 4 tahun, karena konsumen AS bergulat dengan kenaikan harga untuk mengisi tangki kendaraan mereka.

Penyimpanan minyak di pusat pengiriman WTI di Cushing, Oklahoma, lebih terkuras daripada titik mana pun dalam 3 tahun terakhir. Dengan harga untuk kontrak berjangka yang lebih lama menunjukkan persediaan yang bertahan di level tersebut selama berbulan-bulan.

Harga minyak telah naik akhir-akhir ini karena ekspektasi bahwa negara-negara seperti China dan India akan menanggapi kekurangan batu bara dan gas alam dengan beralih ke produk turunan minyak mentah untuk pembangkit listrik dan pemanas.

Permintaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi minyak mentah secara keseluruhan lebih dari setengah juta barel minyak per hari.

Cunningham mengatakan bahwa ekspektasi mungkin berlebihan, tergantung pada keadaan ekonomi global.

"Ada reli di natgas sehingga ada banyak kekhawatiran tentang aset pembangkitan yang dialihkan kembali ke pembangkit berbasis minyak - itu adalah bagian besar dari reli dan sekarang beberapa di antaranya sedikit mereda," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya