Tanaman Hias Dobrak Pasar Dunia Lewat Platform, Mentan: Loncatan Bagus

Dengan adanya e-commerce www.minaquindonesia.com maka peluang pasar tanaman hias untuk menembus pasar internasional sangat terbuka lebar.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 29 Okt 2021, 10:15 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 10:15 WIB
FOTO: Permintaan Ekspor Tinggi, Harga Janda Bolong Tembus Ratusan Juta
Tanaman hias Monstera Adansonii Variegata atau Janda Bolong seharga Rp 150 juta ditunjukkan di Sawangan, Depok, Senin (5/10/2020). Tingginya permintaan ekspor ke Singapura, Jerman, Kanada, Belanda, Belgia, Inggris, AS dan Korsel menyebabkan mahalnya harga Janda Bolong. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi inovasi dan kreatifitas dari Minaqu Indonesia. Alasannya, perusahaan tanaman hias ini bisa menjadi akselerator dalam meningkatkan pemasaran pertanian Indonesia khususnya tanaman hias ke pasar global.

"Saya kira ini kesempatan dan loncatan cukup bagus. Saya sebagai menteri sesuai perintah Bapak Presiden untuk selalu mem-backup anak-anak milenial. Ade Wardhana dengan teman-teman Minaqu Indonesia adalah bagian dari kelompok-kelompok generasi baru yang kini berhadapan dengan tantangan di eranya," kata Syahrul saat meresmikan e-commerce Minaqu Indonesia.com, dikutip, Jumat (29/10/2021).

Syahrul mengungkapkan, potensi pasar komoditi tanaman hias di dunia sangat besar. Untuk itu, kehadiran e-commerce www.minaquindonesia.com maka peluang market tanaman hias untuk menembus pasar internasional sangat terbuka lebar. Selain itu, memudahkan akses informasi antara penjual dan pembeli di ruang yang lebih luas.

"Minaqu Indonesia membuktikan di hari Sumpah Pemuda ini kontribusi kepada bangsa, dengan menghadirkan ide, kreativitas dan inovasi baru memanfaatkan digital dan lain-lain. Saya kira dibeberapa provinsi, kota dan kabupaten juga terjadi hal seperti itu," kata dia.

CEO Minaqu Indonesia, Ade Wardhana berharap Minaqu bisa menyatukan para petani tanaman hias sehingga menjadi sebuah kekuatan guna meningkatkan pemasaran produk pertanian Indonesia ke berbagai negara di belahan dunia.

"Kami membangun ekosistem berkelanjutan yang fokus pada pengembangan sumberdaya manusia, produk dan bisnis skala global. Ekosistem tersebut kami implementasikan melalui program bertahap melalui pengembangan konsep yang dimulai dengan tanaman hias Indonesia," jelas Ade.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jangkau 60 Negara

FOTO: Mengolah Tanaman Duri Jadi Bisnis yang Menguntungkan
Pembudidaya tanaman hias merawat kaktus di Rumah Kaktus, Kota Tangerang, Banten, Jumat (2/4/2021). Berbagai tanaman seperti kaktus dan sukulen di tempat ini dijual dengan harga Rp 10 ribu hingga jutaan rupiah tergantung jenis dan ukuran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga kini, Minaqu Indonesia bergerak dan tumbuh bersama ribuan petani tanaman hias Indonesia, membangun pasar tanaman hias terbesar di Indonesia bagi para petani lokal

. Tak hanya itu, minaqu telah menjangkau pasar lebih dari 60 negara di dunia, 20 negara tercatat sebagai pelanggan dan tujuh negara diantaranya melakukan kontrak perdagangan seperti Amerika Serikat (Florida dan Seattle), Jerman, Cyprus, Korea Selatan, Canada, Inggris dan Nigeria.

Tahun ini, Minaqu Indonesia juga mendapatkan anugerah penghargaan sebagai Penggerak Usaha Hortikultura Inovatif Terbaik dari Kementerian Pertanian Indonesia.

"Minaquindonesia.com memiliki feature pendukung yang diadaptasi dari model bisnis matching dimana kami memasarkan produk yang sudah terkurasi melalui sistem standarisasi produk, memungkinkan melakukan pemesanan secara B2B dan B2C, pengelolaan pesanan, hingga optimalisasi pelanggan melalui program feature global community," pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya