Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman marah besar kepada para pejabat Perum Bulog yang ada di wilayah Kalimantan Selatan. Hal ini karena Bulog tidak aktif menyerap gabah petani padahal sedang panen raya.
Saat menghadiri panen raya dan serap gabah di Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada Selasa 18 Maret 2025, Mentan Amran mendengar keluhan seorang petani yang mengutarakan bahwa Bulog diwilayahnya jarang turun ke lapangan dan sulit dihubungi, padahal mayoritas petani tengah memasuki musim panen.
Advertisement
Baca Juga
“Saya kecewa dengan Bulog hari ini. Petani menunggu kepastian harga di sawah, tapi Bulog malah menunggu di gudang. Ini nggak bisa dibiarkan! Semua sektor harus bergerak cepat, nggak ada alasan. Bulog wajib serap gabah any quality, dan kalau ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik minggir!” kata Amran dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).
Advertisement
Sinergi
Mentan menegaskan bahwa Kalimantan Selatan, khususnya Tanah Laut, memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Untuk itu, ia meminta jajaran TNI, Polri, dan pemerintah daerah agar bersinergi dalam menjaga dan mengembangkan sektor pertanian di wilayah ini.
“Saya titip Pak Dandim, Pak Wakapolda, kita jaga bersama daerah ini. Potensinya luar biasa, jangan sampai ada yang main-main!” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa bantuan pertanian harus diberikan kepada daerah yang benar-benar serius meningkatkan produksi. “
Ada daerah yang nggak serius? Sudah, jangan dikasih dulu. Fokus dulu ke daerah yang serius! Bantuan kita terbatas, jadi harus tepat sasaran. Kalau ada yang setengah-setengah bantuannya, nanti saja!” sindirnya.
Mentan Amran juga mengingatkan bahwa seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian harus bekerja dalam satu kesatuan. Jika ada satu sektor yang bermasalah, baik itu irigasi, pupuk, atau Bulog, maka semuanya akan ikut bermasalah.
“Kalau ada yang nggak mau kerja, suruh minggir! Ini nggak pakai tawar-menawar. Kalau di bawah saya ada yang nggak becus, saya hitung jam buat ganti orangnya. SK bisa saya tanda tangan dalam lima menit! Jadi jangan main-main kalau kerja untuk rakyat!” tegasnya.
Kawal Sektor Pupuk
Mentan juga menyoroti bagaimana ia selama ini mengawal sektor pupuk dengan ketat agar penyalurannya berjalan optimal.
“Saya kejar siang malam! Direkturnya tahu, Subuh saya telepon, tengah malam saya telepon! Sekarang sudah mulai jalan dan saya apresiasi. Tapi sektor lain juga harus seperti ini. Kalau Bulog masih menunggu di gudang, sementara petani menunggu di sawah, ya nggak ketemu!” lanjutnya.
Dengan ketegasan dan langkah cepat yang diambil Mentan Amran, diharapkan penyerapan gabah petani dapat berjalan lancar, harga tetap stabil, dan produksi pertanian di Kalimantan Selatan meningkat pesat.
Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dan siap mengambil tindakan tegas demi kesejahteraan petani.
Profil Mentan Amran
Andi Amran Sulaiman, seorang pengusaha sukses dan bangsawan Bugis, kembali mengemban amanah sebagai Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Setelah sebelumnya menjabat pada periode 2014-2019 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Amran kembali dipercaya untuk memimpin Kementerian Pertanian dalam Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Ia lahir pada 27 April 1968 di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dan perjalanan hidupnya hingga mencapai posisi puncak ini sungguh inspiratif.
Amran Sulaiman bukan hanya seorang politikus, tetapi juga seorang akademisi dan pengusaha ulung. Sebelum terjun ke dunia politik, ia memimpin Tiran Group, sebuah konglomerat yang berbasis di Makassar dan beroperasi di Indonesia Timur.
Keberhasilannya di dunia bisnis membuatnya dikenal sebagai salah satu menteri terkaya dalam sejarah Indonesia. Pendidikannya yang kuat di bidang pertanian, dengan gelar sarjana, magister, dan doktor dari Universitas Hasanuddin, turut mendukung keahliannya dalam memimpin Kementerian Pertanian.
Jabatannya sebagai Menteri Pertanian bukan tanpa tantangan. Ia pernah menargetkan swasembada pangan dalam empat komoditas utama (beras, jagung, kedelai, dan gula) dalam waktu tiga tahun, serta perbaikan sistem irigasi di 11 provinsi.
Target yang ambisius ini berhasil ia lalui dengan berbagai strategi dan inovasi. Keberhasilannya bahkan membuatnya bertahan dari dua perombakan kabinet pada tahun 2015 dan 2016, menunjukkan kepercayaan Presiden terhadap kepemimpinannya.
Bahkan hingga Februari 2025, survei LSI menempatkannya di lima besar menteri dengan tingkat kepuasan publik tertinggi.
Advertisement
Latar Belakang dan Pendidikan
Amran Sulaiman menghabiskan masa kecilnya di Barru dan Bone, Sulawesi Selatan. Ia merupakan anak ketiga dari dua belas bersaudara. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di Bone, ia melanjutkan pendidikan tinggi di bidang pertanian di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1993, magister pada tahun 2003, dan doktor pada tahun 2012, semua dari Unhas. Selain itu, Amran juga tercatat sebagai dosen di Unhas dan memiliki beberapa hak paten di bidang pengendalian hama.
Pendidikan dan pengalamannya yang luas ini menjadi bekal berharga dalam memimpin Kementerian Pertanian. Ia mampu memadukan teori dan praktik, menghasilkan kebijakan yang efektif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Komitmennya pada sektor pertanian terlihat jelas dari berbagai program yang ia terapkan selama menjabat sebagai Mentan. Ia juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan petani dan selalu mendengarkan aspirasi mereka.
Karier Politik dan Prestasi
Puncak karier politik Amran Sulaiman adalah jabatannya sebagai Menteri Pertanian. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Pertanian berhasil mencapai berbagai prestasi membanggakan. Ia fokus pada peningkatan produksi pangan, perbaikan infrastruktur pertanian, dan pemberdayaan petani.
Salah satu target yang berhasil diraih adalah peningkatan produksi pangan. Amran Sulaiman berhasil mendorong peningkatan produksi berbagai komoditas pertanian, yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Selain itu, ia juga fokus pada perbaikan infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan usaha tani.
Komitmennya dalam pemberdayaan petani juga patut diapresiasi. Amran Sulaiman selalu berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung. Ia juga mendorong penggunaan teknologi modern di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Advertisement
Penghargaan dan Pengakuan
Segala jerih payah dan dedikasinya dalam memajukan sektor pertanian di Indonesia telah membuahkan berbagai penghargaan bergengsi. Di antaranya adalah Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden RI (2007), Penghargaan FKPTPI Award (2011), dan Bintang Mahaputera Adipradana (2020).
Penghargaan-penghargaan ini membuktikan dedikasi dan kontribusi Amran Sulaiman yang luar biasa bagi kemajuan pertanian Indonesia. Ia menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Kiprahnya sebagai Menteri Pertanian telah meninggalkan jejak yang signifikan bagi sektor pertanian Indonesia. Ia telah membuktikan bahwa dengan komitmen, kerja keras, dan inovasi, Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Amran Sulaiman, dengan latar belakangnya yang kaya dan pengalamannya yang luas, diharapkan mampu membawa sektor pertanian Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang. Kembalinya beliau sebagai Mentan tentu menjadi angin segar bagi para petani dan seluruh masyarakat Indonesia.
