Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkor Marves) diwakili Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto melakukan penandatanganan tiga Letter of Intent (LOI) dengan 3 perusahaan alat kesehatan.
Kerja sama tersebut antara lain PT Tawada Healthcare mengenai kerja sama di bidang pengadaan dan pemanfaatan lahan untuk sarana produksi alat kesehatan dalam negeri.
Baca Juga
Kemudian, dengan PT Siemens Healthineers tentang kerja sama di bidang pendidikan dan alih teknologi alat Kesehatan, serta PT Binabakti Niagaperkasa tentang kerja sama di bidang alih teknologi alat kesehatan.
Advertisement
"Kerja sama ini akan bernilai sekitar Rp 110 Miliar," dikutip dari keterangan tertulis Kemenko Marves, Sabtu (4/12/2021).
Penandatanganan LOI ini adalah tindak lanjut dari kegiatan klarifikasi dan konfirmasi investasi alat kesehatan di Indonesia pada tanggal 22-23 November 2021 dalam rangka mewujudkan kemandirian alat kesehatan di Indonesia.
Ketiga perusahaan diatas merupakan perusahaan yang telah nyata menjalankan produksi alkes di Indonesia. Selain perusahaan-perusahaan tersebut, diharapkan masih ada sekitar 30-an perusahaan lagi yang segera menyusul untuk berinvestasi dan melaksanakan produksi alat kesehatannya di Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Buka Peluang Investasi
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah membuka peluang untuk investasi di bidang kesehatan.
"Belajar dari pengalaman penanganan Pandemi Covid-19, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada impor sehingga Industri kesehatan adalah salah satu area prioritas untuk Investasi," beber Menko Luhut.
Dengan dukungan untuk pengembangan industri kesehatan, dia yakin bahwa ragam ekspor akan meningkat dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah," tutur Menko Luhut.
Lebih jauh, diapun mencontohkan pengembangan industri hilir yang awalnya berasal dari ekspor bahan mentah yakni pngembangan baterai lithium (menggunakan mineral seperti nikel dan kobalt, dua komponen utama baterai EV).
“Ini sangat penting, kita sangat peduli mengenai ini. Karena kalau kita salah langkah, kita akan merusak generasi selanjutnya, dan saya tidak mau membuat kesalahan mengenai ini," sambungnya. Menko Luhutpun lantas berpesan kepada calon investor agar tidak takut untuk menanamkan investasi di Indonesia.
"Kita harus bangga jadi orang Indonesia, kita bukan negara second class, kita great country yang bisa menyelesaikan masalahnyasendiri. Jangan pernah mau dilecehkan orang lain," pungkasnya.
Advertisement