Liputan6.com, Jakarta Imbas terbakarnya kilang minyak Saudi Aramco diakibatkan serangan rudal kelompok Houthi, menyebabkan harga minyak mentah dunia melonjak di atas USD 120 per barel pada akhir pedagangan Jumat waktu setempat.
“Harga minyak mentah Brent menetap 1,36 persen lebih tinggi pada USD 120,65 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 1,39 persen menjadi mengakhiri hari di USD 113,90. Keduanya sempat diperdagangkan di wilayah negatif di awal sesi,” dikutip dari laman CNBC.com, Minggu (27/3/2022).
Gumpalan asap besar terlihat di atas fasilitas minyak di kota Saudi Jeddah pada hari Jumat (25/3). Menurut beberapa laporan media, kelompok Houthi Yaman mengklaim mereka telah menyerang situs Saudi Aramco dengan rudal.
Advertisement
Associated Press menyatakan, terlihat kobaran api di depot minyak. Lokasi kebakaran terjadi di dekat Pabrik Massal Jeddah Utara yang terletak di tenggara bandara internasional kota. Sementara itu, sumber Reuters mengatakan fasilitas Saudi Aramco telah terkena serangan.
Houthi yang didukung Iran mengklaim mereka berada di balik serangan, hal itu disampaikan juru bicara militernya. Mereka juga menggunakan drone untuk menyerang kilang Ras Tanura dan Rabigh, Serangan tambahan tidak dapat dikonfirmasi, menurut Reuters.
Kendati begitu, pihak berwenang Saudi mengkonfirmasi serangan terhadap fasilitas Aramco akhir pekan lalu, dengan pemberontak Houthi menggunakan rudal dan drone untuk menargetkan setidaknya enam lokasi di seluruh kerajaan, termasuk depot bahan bakar Aramco dan pabrik gas alam cair.
"Tidak ada cedera atau kematian, dan tidak ada dampak pada pasokan perusahaan ke pelanggan," kata CEO Aramco Amin Nasser.
Ribuan Serangan Rudal
Houthi telah melakukan ribuan serangan rudal dan pesawat tak berawak lintas batas ke Arab Saudi pada tahun-tahun sejak Riyadh meluncurkan serangan udara di Yaman, yang telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman.
Ternyata, Aramco telah mengalami serangan besar terhadap fasilitasnya pada tahun 2019, ketika serangan terhadap fasilitas Abqaiq dan Khurais memotong sekitar setengah dari produksi minyak kerajaan dalam satu hari.
Abqaiq, di provinsi timur Arab Saudi, adalah fasilitas pemrosesan minyak terbesar di dunia dan pabrik stabilisasi minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan lebih dari 7 juta barel per hari. Khurais adalah ladang minyak terbesar kedua di negara itu dengan kapasitas untuk memompa sekitar 1,5 juta barel per hari.
Serangan-serangan itu pada 2019 adalah yang terbesar pada infrastruktur minyak Saudi sejak invasi Saddam Hussein ke Kuwait pada 1990, ketika militer Irak menembakkan rudal Scud ke kerajaan itu.
Advertisement