Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas tengah berdiskusi dengan sejumlah negara guna menambah ketersediaan stok kedelai impor, khususnya untuk produksi tahu dan tempe.
"Banyak sebenarnya, ada 11 negara yang memproduksi kedelai yang sedang negosiasi,"kata Buwas di Gudang FKS Multi Agro Bekasi, Senin (18/4/2022).
Namun, ia tak ingin sembarang memilih bakal menjalin kontrak dengan negara mana saja. Pemerintah akan terlebih dulu berdiskusi dengan pihak produsen tahu dan tempe.
Advertisement
"Jadi nanti akan saya uji coba contoh-contoh itu kedelai kepada para pengrajin, ini cocok enggak dengan harga relatif murah? Kalau nanti dia cocok, ya sudah kita datangkan," ungkapnya.
Saat ini, pengadaan impor kedelai masih bergantung dari Amerika Serikat saja. Tapi, Buwas enggan selamanya hanya bersandar nasib pada Negeri Paman Sam saja.
"Umpamanya hari ini bisa masuk 100 ribu ton dari Amerika. Tapi belum tentu bulan depan bisa 100 ribu ton. Mungkin ada masalah panen, produksi, dan lain-lain. Jadi kita harus ada alternatif, sehingga pengrajin tempe tahu dijamin barangnya ada," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
11 Negara Selain AS
Oleh karenanya, Perum Bulog kini tengah menjajaki kontak dengan 11 negara selain Amerika Serikat. Sebelum mencapai kesepakatan, kedelai impor tersebut akan terlebih dulu diuji kecocokannya untuk produksi tahu tempe.
"Nanti akan kita uji sampelnya, diujikan ke temen-temen pengrajin tempe tahu, ini bagus untuk tempe tahu atau kedua-duanya. Beberapa negara diantaranya India, Brazil, Argentina. Ada beberapa negara, termasuk juga Australia," terangnya.
Untuk alasan impor, Buwas memaparkan, petani kedelai lokal belum akan bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga terpaksa pemerintah harus mendatangkan kedelai impor, utamanya saat ini dari Amerika Serikat (AS).
"Kenapa kita datangkan dari Amerika? yang pertama, yang sudah siap yang dari Amerika. Kedua, karena ini speknya yang dibutuhkan para pengrajin tahu tempe," bebernya.
"Jadi Bulog mendatangkan dan membeli ini tidak sembarangan asal kedelai. Kita tanya dulu pengarjin tempe/tahunya. Pengrajin itu yang suka seperti apa, baru kita mendatangkan," tandasnya.
Advertisement
Produsen Tahu Tempe Bakal Ketergantungan Kedelai Impor AS Selama 4 Bulan
Perum Bulog memulai program penyaluran kedelai subsidi hasil impor kepada produsen tempe tahu selama 4 bulan, mulai dari April-Mei 2022. Adapun pagu maksimal 200 ribu ton per bulan, atau total 800 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, jumlah kebutuhan kedelai impor saat ini masih jauh dibawah angka target maksimal.
"Kita harus menyiapkan sebenarnya 200 ribu ton kedelai per bulan selama 4 bulan. Tapi yang dibutuhkan hanya 52 ribu ton (per bulan)," kata Buwas dalam acara pelepasan kedelai impor di Gudang FKS Multi Agro Bekasi, Senin (18/4/2022).
Buwas memperkirakan, petani kedelai lokal belum akan bisa memproduksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga terpaksa pemerintah harus mendatangkan kedelai impor, utamanya saat ini dari Amerika Serikat (AS).
"Kenapa kita datangkan dari Amerika? yang pertama, yang sudah siap yang dari Amerika. Kedua, karena ini speknya yang dibutuhkan para pengarjin tahu tempe," ungkapnya.
"Jadi Bulog mendatangkan dan membeli ini tidak sembarangan asal kedelai. Kita tanya dulu pengarjin tempe/tahunya. Pengrajin itu yang suka seperti apa, baru kita mendatangkan," imbuhnya.
Dia pun menjamin stok kedelai asal Negeri Paman Sam tersebut sudah mencukupi, tinggal disalurkan pada kisaran harga Rp 10.250 per kg, lebih rendah dari harga keekonomian Rp 12.000 per kg.
Proses penyaluran tinggal dilakukan sesuai daftar kebutuhan, melalui Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti). Untuk menjamin ketersediaan dalam jangka menengah panjang, Buwas pun tengah bernegosiasi dengan negara lain untuk mendapat tamabahan suplai kedelai impor.
"Ini bukan berarti kita ambil dari Amerika terus, tidak. Ada beberapa negara yang sudah kita jajaki, nanti kita coba di laboratorium mana yang paling cocok dan sesuai dengan yang diinginkan temen-temen dari pengarjin tahu tempe," tuturnya.
Bulog Sebar 100 Ton Kedelai Subsidi Asal AS di Jawa Barat
Perum Bulog melaksanakan pengadaan dan penyaluran perdana kedelai subsidi kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) di Jawa Barat. Pada kegiatan ini, Bulog mendistribusikan 100 ton kedelai impor asal Amerika Serikat (AS).
Penyaluran yang dilaksanakan melalui salah satu gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro Bekasi pada Senin (18/4/2022). Kegiatan ini langsung dihadiri oleh DirekturUtama Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin.
Pada penyaluran perdana ini diberangkatkan sejumlah 8 truk yang mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Kuningan.
Budi Waseso mengatakan, kenaikan harga kedelai akan berdampak pada tempe dan tahu selaku salah satu pangan sumber protein yang murah dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.
"Sararan dari program ini adalah pengajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM. Program penyaluran kedelai ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia," kata pria yang akrab disapa Buwas ini di Bekasi, Senin (18/4/2022).
Untuk itu, ia melanjutkan, pemerintah telah menugaskan Bulog untuk menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar. Diberikan selisih Rp 1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti sasaran.
Advertisement