Sandiaga Uno Minta Desa Wisata Beri Pengalaman Unik ke Wisatawan

Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno mendorong desa wisata hadirkan alternatif wisata yang menawarkan pengalaman yang unik bagi wisatawan melalui produk lokal dan atraksi daerah.

oleh Tira Santia diperbarui 20 Apr 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2022, 13:00 WIB
Sandiaga Uno
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, saat membuka acara Sosialisasi Sadar Wisata secara daring bagi lebih dari 800 pelaku pariwisata di 8 Desa Wisata, di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Selasa (19/4/2022)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno mendorong desa wisata hadirkan alternatif wisata yang menawarkan pengalaman (experience) yang unik bagi wisatawan melalui produk lokal dan atraksi daerah.

Hal ini disampaikan saat membuka acara Sosialisasi Sadar Wisata secara daring bagi lebih dari 800 pelaku pariwisata di 8 Desa Wisata, di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Selasa (19/4/2022) kemarin.

“Covid-19 berdampak signifikan khususnya bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita perlu mendorong pariwisata berbasis kualitas yang menawarkan experience atau pengalaman unik yang membawa kenyamanan bagi para wisatawan. Desa Wisata menjadi salah satu alternatif wisata alam yang dapat menghadirkan keunikan, melalui ciri khas produk lokal dan atraksi daerah,” ucap Sandiaga.

Merujuk pada Data Grab di tahun 2021 lalu, yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan di Desa Wisata di masa pandemi naik sebesar 30 persen, Sandiaga mengatakan, sektor pariwisata telah membuka lapangan kerja dan peluang usaha baru, dan menjadi alternatif ketahanan ekonomi Indonesia di masa pandemi.

Ia berharap melalui Gerakan Sadar Wisata dan Sapta Pesona yang telah menjadi landasan pembangunan sektor kepariwisataan selama ini dapat terus dikedepankan dengan standar indutsri pariwisata melaui 3 elemen yakni, Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE atau penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

“Saya berkali-kali ke Samosir dan merasakan keindahan alamnya jadi mari kita kita lengkapi dengan pelayanan prima. Saya mengapresiasi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi seluruh stakeholder pariwisata yang dengan prinsip 3 G, Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama) dan Gaspol (Gali Semua Potensi Online) bekerja sama membangkitkan kembali pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia,” terang Sandiaga.

Acara sosialisasi yang berlangsung di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, berlangsung selama dua hari pada tanggal 19 dan 20 April 2022, meliputi delapan desa wisata yaitu Desa Simanindo, Desa Huta Siallagan, Desa Tuk Tuk Siadong, Desa Thomok Parsaoran, Desa Situngkir, Desa Siogungogung, Desa Huta Tinggi dan Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.

Peserta sosialisasi terdiri dari para pelaku pariwisata mulai dari pengelola homestay, pedagang kuliner, penjual souvenir, pemilik sanggar seni budaya, pemilik kapal dan pekerja garda depan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Samosir.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kepercayaan Wisatawan

Sosialisasi Sadar Wisata
Acara Sosialisasi Sadar Wisata secara daring bagi lebih dari 800 pelaku pariwisata di 8 Desa Wisata, di wilayah Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Selasa (19/4/2022)

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf RI, Frans Teguh, menekankan pentingnya meraih kepercayaan wisatawan melalui Prinsip Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), dan Pelayanan Prima.

Frans mengatakan, Sosialisasi Sadar Wisata sangat penting guna mempersiapkan masyarakat di sekitar destinasi termasuk desa atau kampung wisata dalam menyambut pengunjung, agar mendapatkan pengalaman berkesan.

“Untuk memperkuat model pengelolaan desa wisata saat ini harus dapat mempertahankan kearifan lokal dan menawarkan pengalaman holistic (menyeluruh) dengan pilihan aktivitas wisata yang memberi pengalaman otentik dan nilai nilai budaya setempat agar para wisatawan merasa betah dan mau berkunjung kembali,” jelas Frans

Frans menegaskan harapan untuk terus dapat berkolaborasi dalam membangun komitmen dan kredibilitas daerah wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman, aman dan percaya.

“Kita ingin benar-benar menghadirkan standar pelayanan yang baik melalui penyediaan fasilitas wisata dan SOP yang memadai dari destinasi wisata yang dikunjungi,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Samosir, Teti Naibaho dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas terpilihnya delapan Desa Wisata di Kabupaten Samosir untuk penyelenggaraan kampanye Sadar Wisata ini.

“Selamat Datang di Samosir, Negeri Indah Kepingan Surga, pelaksanaan acara sosialisasi ini sangat tepat waktu karena sebentar lagi kami akan bersiap-siap memasuki masa liburan dan akan banyak wisatawan datang berbondong-bondong datang ke sini," tutur dia.

Menurut Teti acara ini menyegarkan kembali pengetahuan warga di Kabupaten Samosir di masa pemulihan sektor pariwisata khususnya dalam melayani kunjungan wisatawan yang meliputi unsur unsur Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE.

 

Pendapatan Asli Daerah

Ilustrasi Danau Toba
Ilustrasi Danau Toba. (Photo by Irfannur Diah on Unsplash)

Menurut Teti, meski sektor pariwisata telah banyak mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), banyak pelaku pariwisata di Samosir masih sangat minim dalam pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung, baik dari sisi jumlah maupun kapasitasnya.

Sementara saat ini, Kabupaten Samosir telah memiliki 54 Desa Wisata, 310 homestay, 65 pengelola sanggar wisata dan budaya, 20 situs budaya yang telah menjadi obyek wisata, dan juga mengembangkan 8 destinasi wisata pantai.

Sosialisasi Sadar Wisata ini bersifat berkelanjutan, yaitu kedepan akan dilakukan pelatihan terkait potensi produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata lainnya yang diharapkan dari masing-masing desa dapat lahir local champion atau penggerak dalam pengembangan di desa wisata masing-masing.

Dimulai pertengahan Maret 2022 lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kegiatan sosialisasi merupakan bagian dari rangkaian Kampanye Sadar Wisata yang akan berlangsung di 65 desa wisata dari enam Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) Indonesia selama tahun 2022-2023, yang meliputi Lombok (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara); dan Labuan Bajo/Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur).

 

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya