Genjot Layanan Digital, Bank Mandiri Pastikan Tak Ada Pengurangan Karyawan

Sumber daya manusia (SDM) PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan diberdayakan untuk dapat mengikuti perkembangan terkini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Jun 2022, 07:28 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2022, 07:28 WIB
FOTO: LPS Jamin Simpanan Nasabah Sampai Rp 2 Miliar
Nasabah antre untuk melakukan transaksi perbankan di KCU Bank Mandiri Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (26/2/2021). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan nasabah di bank hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank dengan syarat 3 T. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Labuan Bajo - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus mengoptimalkan layanan digital. Hal itu seiring dengan tren transaksi digital yang terus meningkat.

Meski begitu, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri, Thomas Wahyudi mengatakan perseroan tidak akan ada pengurangan jumlah karyawan. Dia menuturkan, sumber daya manusia (SDM) perseroan akan diberdayakan untuk dapat mengikuti perkembangan terkini.

"Dipastikan Bank Mandiri tidak ada pengurangan karyawan," kata dia dalam Media Gathering Bank Mandiri di Nusa Tenggara Timur (NTT), ditulis Jumat (17/6/2022).

"Jadi skillnya akan kita upgrade," imbuhnya.

Ke depan, SDM Bank Mandiri tidak akan lagi diarahkan ke posisi seperti teller bank atau customer service. Menyusul tren menyusutnya jumlah kantor cabang siring kian tingginya transaksi melalui kanal digital perbankan.

"Jadi fungsinya bukan yang kaya teller atau customer service, tapi lebih kepada advisor, cross selling, teman-teman akan kita karyakan lebih menjual lagi," kata dia.

Saat ini, perseroan konsisten mendorong pengembangan digitalisasi untuk memenuhi seluruh kebutuhan transaksi nasabah. Perseroan optimistis akselerasi pertumbuhan ekonomi digital akan semakin masif ke depan.

Hasil Sensus Penduduk 2020 yang dirilis pada 2021 lalu menunjukkan saat ini penduduk Indonesia didominasi Generasi Z dan milenial. Proporsi Generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi dan Generasi Milenial sebanyak 25,87 persen.

Menurut Thomas, hal itu selaras dengan tren transaksi masyarakat di masa mendatang yang akan semakin terdigitalisasi. Untuk itu, Bank Mandiri kian serius dalam mengakselerasi pengembangan layanan digital, dengan Livin' by Mandiri sebagai ujung tombaknya.

"Dalam mengembangkan layanan digital, Bank Mandiri berupaya menghadirkan produk layanan digital yang bersifat customer centric dan inovatif sehingga dapat secara cepat dan tepat menghadirkan fitur serta benefit kepada nasabah” kata dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Restrukturisasi Kredit Bank Mandiri Tinggal Rp 64 Triliun

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tinggi pada November 2020 dengan didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat tren restrukturisasi debitur terdampak COVID-19 yang kian melandai. Hingga akhir April 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri menjadi Rp 64 triliun.

Secara keseluruhan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga April 2022, nilai restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 telah menuju ke Rp 606,39 triliun. Posisi ini sudah jauh lebih rendah, dari level tertingginya di akhir tahun 2020 yang menyentuh Rp 1.000 triliun.

Hal ini menandakan, tingkat kemampuan membayar debitur terus membaik yang diikuti dengan peran perbankan yang mendorong perbaikan kualitas kredit.

"Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri telah mencapai puncaknya di sekitar kuartal II 2021 dan terus menunjukkan tren penurunan secara bertahap sampai dengan April 2022," kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Rohan Hafas dalam keterangan tertulis, Rabu (15/6/2022).

Artinya, bila dibandingkan dengan posisi tertinggi pada Juni 2021, posisi restrukturisasi Covid-19 di Bank Mandiri telah menurun sebesar Rp 32,48 triliun. Penurunan ini berasal dari kemampuan membayar debitur yang telah menunjukkan perbaikan.

Tren penurunan restrukturisasi Covid-19 juga tercermin dalam total rasio Loan At Risk (LAR) termasuk debitur terdampak Covid-19 Bank Mandiri yang mencapai level 16,4 persen pada April 2022. Posisi tersebut telah menurun dibandingkan periode akhir tahun 2021 yang menyentuh 17,75 persen.

"Untuk menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri secara intens melakukan monitoring termasuk melakukan Stress test secara berkala serta menerapkan early warning sign untuk memastikan posisi pencadangan berada di level optimal," imbuh Rohan.

Pada saat bersamaan, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit di akhir April 2022 yang berhasil tumbuh sebesar 12,2 persen secara yoy, jauh di atas rata-rata industri.

Kredit UMKM Bank Mandiri Sentuh Rp 109,04 Triliun hingga April 2022

Pemberdayaan UMKM Melalui Teknologi
Pengunjung mengunjungi salah satu stan pameran ivent Mekari di Jakarta, Kamis (25/4). Bank Mandiri berharap dapat memperkuat kapasitas UKM dalam mengembangkan bisnis melalui pemanfaatan teknologi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk terus mendorong perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan terus menyalurkan kredit ke sektor tersebut. Bank Mandiri juga mendorong agar UMKM bisa naik kelas bahkan hingga berorientasi ekspor.

SEVP Micro and Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso menjelaskan, penyaluran kredit UMKM Bank Mandiri tercatat Rp 109,04 triliun hingga April 2022. Realisasi tersebut meningkat sebesar 16,2 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan kualitas kredit yang terjaga.

"Komitmen Bank Mandiri terhadap pengembangan UMKM diwujudkan lewat penyaluran kredit UMKM yang terus meningkat," ujar Josephus, Selasa (31/5/2022).

Tidak hanya itu, Josephus juga menjelaskan jumlah debitur UMKM Bank Mandiri terus meningkat, bahkan tumbuh 10 persen secara year on year (YoY) di empat bulan pertama 2022.

"Realisasi ini menunjukkan bahwa ekosistem UMKM di dalam negeri telah pulih, dan terus tumbuh positif," ujarnya.

Bila dilihat berdasarkan sektor usahanya, sektor pertanian, perburuan dan sarana pertanian terus mencatat perbaikan. Termasuk sektor lain seperti perdagangan, restoran dan hotel, perindustrian serta jasa.

"Secara sektoral, bisnis UMKM terus menunjukan pertumbuhan yang konsisten. Kami optimis, kondisi ini akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat serta dukungan Pemerintah dan regulator dalam menopang pertumbuhan UMKM," imbuhnya.

Naik Kelas

Pemberdayaan UMKM Melalui Teknologi
Pengunjung mengunjungi salah satu stan pameran ivent Mekari di Jakarta, Kamis (25/4). Dalam ivent tersebut, Bank Mandiri berharap dapat memperkuat kapasitas UKM dalam mengembangkan bisnis melalui pemanfaatan teknologi digital. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tidak hanya dari penyaluran kredit, komitmen Bank Mandiri dalam mendukung sektor UMKM juga diwujudkan lewat pengembangan Rumah BUMN sebagai wadah pelatihan dan pembinaan yang menjadi bagian program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSL) Bank Mandiri.

Josephus menjelaskan, Rumah BUMN merupakan wujud pengayaan dari program Rumah Kreatif BUMN yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM.

"Langkah ini merupakan bagian dari inisiatif Bank Mandiri sebagai perusahaan BUMN untuk meningkatkan kelas bagi UMKM di Indonesia melalui empat tahapan yaitu Go Modern, Go Digital, Go Online dan Go Global," terangnya.

Sejak dijalankan pada 2017 lalu, Bank Mandiri telah mendirikan 22 Rumah BUMN (RB) yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah itu, total UMKM yang tergabung dalam RB Bank Mandiri mencapai 13.687 UMKM.

"Bank Mandiri secara aktif memberikan pelatihan serta pembinaan bagi pelaku UMKM. Salah satunya dengan memanfaatkan ekosistem digital seperti e-commerce dan sosial media untuk memperluas akses pasar serta daya saing UMKM lokal," pungkas Josephus.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya