Medco dan PLN Belajar Bareng Kembangkan Energi dari Hidrogen dan Ammonia

PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dan PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk studi pengembangan EBT.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Okt 2022, 19:31 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 19:30 WIB
PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dan PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) studi pengembangan sumber energi terbarukan. (Dok Medco)
PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dan PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) studi pengembangan sumber energi terbarukan. (Dok Medco)

Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) dan PT PLN (Persero) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk studi pengembangan sumber energi baru terbarukan (EBT). Pengembangan energi baru terbarukan ini guna mendukung program ketahanan iklim pemerintah.

Penandatanganan dilakukan pada Konferensi Indonesia State Owned Enterprise : Driving Sustainable and Inclusive Growth di Bali Nusa Dua Convention Centre dan disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN, Pahala Nugraha Mansury.

Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro menjelaskan, studi bersama ini mencakup pengembangan Hydrogen, Ammonia sebagai sumber energi, pengembangan Carbon Captured Utilization and Storage (CCUS) atau Carbon Captures Storage (CCS) serta pemanfaatan Well-Head Gas to Power.

“Penandatanganan ini adalah bagian dari strategi perubahan iklim kami untuk memperluas portofolio energi terbarukan Perseroan dan upaya mencapai emisi Net Zero untuk Scope 1, Scope 2 pada 2050, dan Scope 3 pada 2060 yang sejalan dengan program transisi energi pemerintah." kata Hilmi dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Medco memang mempunyai komitmen untuk menciptakan energi bersih. Sebelumnya, perusahaan telah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) 275 MW yang berlokasi di komplek industri Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau. Peresmian PLTGU ini merupakan pembangkit ramah lingkungan yang akan memasok listrik di Riau dan Sumatera.

PLTGU Riau dimiliki dan dioperasikan oleh PT Medco Ratch Power Riau (MRPR), perusahaan patungan antara PT Medco Power Indonesia dengan Ratch Group. PT MRPR telah mengoperasikan secara komersial PLTGU Riau sejak Februari 2022.

Acara peresmian ini dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo, Wakil Gubernur Provinsi Riau Edy Natar Nasution, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro dan Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Eka Satria.

PLN dan PTBA Percepat Pensiun PLTU Pelabuhan Ratu

Kerja sama antara PLN dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang sepakat menjajaki kemungkinan pengakhiran lebih awal salah satu PLTU, yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. (Foto:PLN)
Kerja sama antara PLN dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang sepakat menjajaki kemungkinan pengakhiran lebih awal salah satu PLTU, yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. (Foto:PLN)

PT PLN (Persero) berkomitmen untuk melakukan early retirement atau pensiun dini terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Komitmen ini tercermin melalui kerja sama antara PLN dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang sepakat menjajaki kemungkinan pengakhiran lebih awal salah satu PLTU, yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

Penandatanganan Principal Framework Agreement (PFA) yang merupakan sinergi BUMN tersebut diselenggarakan dalam rangkaian agenda Stated-Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali pada Selasa (18/10/2022).

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo mengatakan, PLN sudah menyiapkan peta jalan pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

"Total kapasitas PLTU yang akan dipensiunkan 6,7 GW sampai 2040, terdiri dari 3,2 GW dipensiunkan secara natural dan 3,5 GW dipensiunkan dini mengikuti kondisi," kata Hartanto pada acara tersebut.

Hartanto mengungkapkan, ada tiga opsi skema pensiun dini yang dipertimbangkan PLN untuk membiayai pensiun dini PLTU, pertama adalah write off from PLN's book, spin off with blended financing dan IPP refinancing.

"Dalam kerja sama dengan PTBA ini, kemungkinan proses pensiun dini PLTU akan dilakukan melalui skema spin off with blended financing dengan komitmen mempersingkat masa pengoperasian PLTU menjadi 15 tahun dari yang sebelumnya 24 tahun," ungkapnya.

 

Pendanaan

Selain itu Hartanto juga menegaskan bahwa dengan blended financing ini diharapkan akan didapatkan pendanaan dengan bunga yang lebih murah, sehingga dapat mempercepat penghentian operasi PLTU batu bara.

“Di sisi lain, melalui spin off ini PTBA dapat mengoptimalkan penggunaan batu bara dari tambang miliknya,” imbuhnya.

Selain pensiun dini, PLN juga akan mengoperasikan PLTU dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW. Inisiatif lainnya seperti biomass co-firing di beberapa PLTU juga akan dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang.

"Tak hanya mempensiunkan PLTU eksisting, sesuai peta jalan menuju NZE 2060, PLN juga tidak akan melakukan pembangunan PLTU, kecuali penyelesaian pembangunan saat ini yang sudah dalam tahap konstruksi," paparnya.

Pada roadmap PLN, percepatan pensiun dini PLTU sebesar 3,5 GW dapat dilakukan sebelum 2040, untuk PLTU dengan teknologi subcritical. Percepatan pensiun tersebut dapat dilakukan ketika kapasitas EBT pengganti sudah beroperasi, sehingga tidak menyebabkan peningkatan beban keuangan yang memberatkan pemerintah, dan adanya bantuan pendanaan dari komunitas internasional.

Infografis BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem
Infografis BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya