Kementan Imbau Mitigasi Selalu Disiagakan Guna Antisipasi Bencana

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa petani dituntut untuk menjaga lahannya agar terhindar dari kerugian.

oleh stella maris diperbarui 01 Nov 2022, 19:40 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2022, 19:21 WIB
Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyiapkan kebijakan dan strategi mitigasi kekeringan tahun 2020.

Liputan6.com, Kepahiang Dampak bencana pada lahan pertanian, dapat diminimalisir dengan cara menyiapkan mitigasi. Hal tersebut dijelaskan Kementerian Pertanian kepada para petani di Kepahiang. 

Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa petani dituntut untuk menjaga lahannya agar terhindar dari kerugian.

"Petani harus bisa menjaga lahan agar tidak sampai merugi. Artinya, dibutuhkan mitigasi. Karena bagaimana pun pertanian tidak boleh bermasalah," kata Mentan SYL, Selasa (1/11).

Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil, menjelaskan jika ada beberapa mitigasi yang bisa dilakukan.

"Misalnya menyiapkan alsintan seperti pompa yang dapat dimanfaatkan saat lahan tergenang. Namun, mitigasi terbaik adalah mengasuransikan lahan pertanian," katanya.

Dijelaskan Ali, asuransi menjadi mitigasi terbaik karena memberikan kepastian ke petani.

"Kepastian itu berupa ganti rugi yang akan diberikan saat terjadi gagal panen di lahan sawah. Ganti rugi itu bisa dimaksimalkan untuk modal tanam kembali," terangnya.

Kementan menyampaikan hal tersebut menyusul terjadinya banjir bandang yang diakibatkan meluapnya permukaan Air Sungai Kemumu yang menerjang wilayah Desa Pagar Agung, Kecamatan Bermani Ilir, Kepahiang, belum lama ini.

Banjir itu tidak hanya merendam kurang dari 81 rumah warga, tapi juga telah merendam lahan pertanian warga sekitar.

Dikatakan Kades Pagar Agung, M Fiwar Doni, sedikitnya ada 2 hektar (Ha) lahan persawahan warga dan puluhan bidang lahan perkebunan serta puluhan ekor ternak yang juga ikut menjadi korban dari peristiwa tersebut.

Akibatnya lanjut Fiwar Doni, ada 2 Ha lebih lahan persawahan milik warga dipastikan gagal panen.

"Kami masih melakukan pendataan, karena beberapa hari yang lalu, kami fokus untuk melakukan recovery pasca bencana. Sehingga pendataan baru bisa kami mulai saat dalam dalam waktu dekat ini," ucap Fiwar Doni.

Hasil pendataan sementara yang sudah dapat dilakukan pihaknya, sambung Kades setidaknya ada 2 Ha lahan persawahan warga yang dipastikan mengalami gagal panen karena mengalami kerusakan saat kejadian banjir tersebut.

Selain itu Fiwar Doni juga mengatakan bahwa ada beberapa bidang lahan perkebunan serta ada puluhan hewan ternak seperti yang dikabarkan hilang terbawa derasnya arus banjir.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya