PLN Group Siap Terapkan 60% Green Amonia di PLTU Jawa Unit 9 dan 10

PLN siap menerapkan pemanfaatan 60 persen green amonia sebagai bahan bakar pengganti batu bara di PLTU Jawa unit 9 dan 10 yang berada di Suralaya, Cilegon, Banten.

oleh Fachri pada 15 Nov 2022, 10:30 WIB
Diperbarui 15 Nov 2022, 10:26 WIB
PLN.
Penandatanganan MoU antara dua entitas bisnis di bawah PLN, yaitu PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiring) dengan PT Indo Raya Tenaga di Nusa Dua Bali pada Senin (14/11/2022). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Nusa Dua Dalam mendorong dekarbonisasi, berbagai upaya dilakukan oleh PT PLN (Persero) Group. Kali ini, BUMN kelistrikan tersebut siap menerapkan pemanfaatan 60 persen green amonia sebagai bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa unit 9 dan 10 yang berada di Suralaya, Cilegon, Banten.

Kesiapan tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara dua entitas bisnis di bawah PLN, yaitu PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiring) dengan PT Indo Raya Tenaga di Nusa Dua Bali pada Senin (14/11/2022). 

Melalui MoU ini, keduanya sepakat melakukan studi bersama terkait pemanfaatan 60 persen green amonia di PLTU Ultra Super Critical Jawa 9 dan 10 dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW) yang dilengkapi Selective Catalytic Reduction untuk melakukan penetralan karbon.

ESDM.
PLT Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana saat penandatanganan MoU antara dua entitas bisnis di bawah PLN, yaitu PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiring) dengan PT Indo Raya Tenaga di Nusa Dua Bali pada Senin (14/11/2022). (Foto: Istimewa)

PLT Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan bahwa pemerintah bersama PLN sedang berupaya mendorong dekarbonisasi untuk PLTU.

"Kita berpikir bagaimana caranya supaya terjadi dekarbonisasi di PLTU. Kita mengarah ke pemakaian hidrogen dan amonia yang saat ini saya kira perkembangannya pesat," ungkapnya.

PLN.
Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo saat penandatanganan MoU antara dua entitas bisnis di bawah PLN, yaitu PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN Enjiring) dengan PT Indo Raya Tenaga di Nusa Dua Bali pada Senin (14/11/2022). (Foto: Istimewa)

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo berharap kolaborasi ini akan menjadi pionir dan tonggak awal teknologi co-firing di PLTU Ultra Super Critical. Ia pun menjelaskan bahwa kolaborasi ini akan melingkupi pengembangan sistem dan komponen, co-desain, dan co-manufacturing untuk penyelesaian permasalahan energi kelistrikan. 

"Seperti kita ketahui, PLTU Ultra Super Critical memiliki kapasitas raksasa. Untuk itu kita di sini menjadi saksi komitmen PLN untuk penggunaan energi bersih. Di sini kita akan bersama-sama mengembangkan sistem untuk menyelesaikan permasalahan energi," ucapnya.

Selain itu, PLN juga menjalin kerja sama dengan PT Star Energy Geothermal (SEG) untuk penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Melalui kolaborasi ini, Hartanto Wibowo berharap bisa membangun sinergi produktif dengan sektor swasta dalam pengurangan emisi karbon sekaligus membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Kita membangun komitmen bersama dalam penggunaan energi bersih untuk mendukung transisi energi. Salah satunya dari penggunaan kendaraan listrik untuk operasional entitas di bawah Star Energy Gheotermal," tambahnya.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya