Liputan6.com, Jakarta Digitalisasi penting dilakukan oleh pelaku bisnis. Menurut Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Ilham Akbar Habibie, digitalisasi dapat membantu bisnis di berbagai macam lini, yang pada akhirnya akan berdampak pada pelayanan yang lebih baik.
Baca Juga
“Digitalisasi substansinya adalah teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki modus dan proses kerja secara keseluruhan, baik dari segi biaya, kecepatan dan juga kualitas. Jadi dengan adanya teknologi digital kita mendapatkan satu kualitas layanan yang lebih baik.” ujar Ilham Habibie dalam sambutannya pada acara penganugerahan TOP DIGITAL Awards 2022, di Jakarta dikutip Senin (19/20/2022).
Advertisement
Ilham Habibie yang juga merupakan anak dari Presiden RI ke 3, BJ. Habibie, menyebut kebijakan pemerintah yang mengharuskan siaran televisi pindah dari analog menuju digital, adalah bentuk digitalisasi. Ilham Habibie mengatakan masyarakat mendapatkan pelayanan yang lebih baik melalui siaran digital. Saat Indonesia dilanda pandemi, digitalisasi juga memberi manfaat yang banyak untuk semua pihak.
Lebih lanjut Ilham Habibie menjelaskan, bahwa digitalisasi juga penting bagi para pelaku bisnis untuk menyongsong era Revolusi Industri 4.0, dan meningkatkan daya saing di kancah global.
Pada acara penganugerahan tersebut, PT Kideco Jaya Agung (Kideco) anak perusahaan energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk, meraih penghargaan pada ajang TOP DIGITAL Awards 2022 yang berlangsung pada 15 Desember 2022 di hotel Raffles Jakarta. Dalam ajang ini Kideco berhasil meraih 2 penghargaan yakni TOP DIGITAL Implementation 2022 level star 5 dan TOP LEADER on Digital Implementation 2022.
Infrastruktur Teknologi
Direktur Utama PT Kideco Jaya Agung, M. Kurnia Ariawan usai menerima penghargaan menyampaikan, pihaknya percaya bahwa digitalisasi penting untuk dilakukan para pelaku bisnis, termasuk di industri tambang. Dia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan infrastruktur teknologi di Kideco.
"Implementasi teknologi digital ini konsisten Kideco kembangkan, dan penggunaannya terpadu di semua lini untuk mencapai optimalisasi kinerja, dalam menjalankan kegiatan operasional tambang," ujar M. Kurnia Ariawan.
Senior Manager Business Process Improvement & Technology (BPI-T) PT Kideco Jaya Agung, Iwan Sutedi, menambahkan, pertumbuhan teknologi telah menuntut semua pihak untuk beradaptasi, termasuk Kideco.
“Kideco senantiasa terus melakukan transformasi dan inovasi digital demi menjawab tantangan di era revolusi industri 4.0, dan merupakan sebuah dedikasi atas kerja keras seluruh karyawan Kideco dalam menghadapi tantangan di masa depan.” ujarnya.
Advertisement
Ilham Habibie: AI, Big Data, dan Machine Learning Bikin Digitalisasi Lebih Bernilai
Sebelumnya, dalam menyikapi situasi pandemi covid-19 dan meningkatkan kinerja di era new normal, inovasi dan akselerasi transformasi digital perlu dilakukan semua pelaku industri, lembaga, dan pemerintah.
Hal tersebut juga sekaligus sebagai upaya mempersiapkan diri memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan meningkatkan daya saing di kancah global. Dalam keynote speech-nya di ajang penghargaan Top Digital Awards 2022, Ilham Akbar Habibie selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional, menilai pentingnya transformasi digital, baik di sektor bisnis maupun pemerintahan.
"Tidak bisa dipungkiri kalau kita sudah sepenuhnya masuk ke era digital. Namun demikian, semenjak kita melalui pandemi, kita merasakan dampak sepenuhnya dengan adanya keterbatasan kita dalam bergerak, bekerja, dan bertemu dengan yang lain. Ternyata, banyak hal bisa disubstitusikan dengan digital,” kata Ilham Habibie, dikutip Sabtu (17/12/2022).
Menurutnya, digitalisasi substansinya adalah teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki modus dan proses kerja secara keseluruhan, baik dari segi biaya, kecepatan, dan juga kualitas.
“Saya kasih contoh, kita ini baru beralih dari analog TV ke digital, itu harapannya ke depan adalah signalnya tentu lebih bagus, kemudian kita juga bisa dapat lebih banyak channel, dan para pelanggan (pemirsa) dapat layanan yang jauh lebih baik daripada dengan analog. Jadi, dengan adanya teknologi digital kita mendapatkan satu kualitas layanan yang lebih baik,” ujarnya.
Bicara soal digitalisasi, kata Ilham Habibie, berarti juga akan menyinggung soal data dalam bentuk digital.
“Kita mungkin sering mendengar semboyan yang mengatakan bahwa ‘data is the new oil’. Dalam hal ini, data akan punya nilai jika data tersebut berada dalam bentuk digital," ia menambahkan.
Menurut Ilham, dengan digitalisasi, data memiliki potensi untuk bisa diolah dan bisa menjadi sesuatu yang punya nilai berlebih.
"Itu (data) yang sebetulnya sama seperti minyak. Jika kita produksi minyak dalam bentuk mentah, dia tidak punya nilai, tetapi harus melalui proses untuk menjadi bahan bakar, plastik, menjadi pupuk, dan sebagainya," .
Untuk mengolah data agar memiliki nilai seperti halnya minyak, Ilham juga menyinggung mengenai peran penting teknologi Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Machine Learning untuk mengetahui pola-pola yang ada pada data tersebut.
”Kadang kita sudah melihat polanya, dan kita dengan cepat bisa mengerti datanya, tapi terkadang datanya terlihat sangat acak sehingga kita memerlukan satu mesin untuk mengerti pola atau membuat pola terlebih dahulu. Dengan demikian kita dapat mengerti bagaimana kita harus menginterpretasikan data,” Ilham memungkaskan.
Studi: 57 Persen Pengambil Keputusan TIK Akan Tingkatkan Adopsi AI
Di sisi lain, perusahaan manajemen TIK bagian dari Zoho Corporation, ManageEngine, mengumumkan hasil studi globalnya yang bertajuk "TIK di Tempat Kerja: 2022 dan Selanjutnya".
Terungkap, menurut hasil studi tersebut, 78 persen pembuat keputusan TIK (IT Decision Maker-ITDM) menyatakan organisasi mereka telah berhasil menuntaskan desentralisasi infrastruktur TI.
Tim TIK pada dasarnya memainkan peran penting dalam mendorong penciptaan nilai dan inovasi di semua departemen Karena organisasi bertujuan untuk meningkatkan operasi bisnis mereka.
Lebih lanjut dalam laporan tersebut, 72 persen ITDM mengakui bahwa desentralisasi bermanfaat dalam menjadikan peran TIK di organisasi lebih dikenal atau diakui.
Sementara 66 persen mengatakan bahwa itu akan mendorong pertumbuhan profesionalitas melalui peningkatan keterampilan.
Namun, para responden juga memaparkan bahwa kekhawatiran utama saat memulai proses demokratisasi TIK adalah tentang upaya mempertahankan tingkat keamanan TIK (58 persen), tingkat kualitas (50 persen) dan struktur peraturan (43 persen).
Saat dimintai sikap tentang bagaimana TIK akan berkembang dalam lima tahun ke depan, 57 persen ITDM menyebut bahwa organisasi mereka akan meningkatkan adopsi solusi-solusi berbasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning, Big Data, dan Cloud.
Selain itu, 63 persen ITDM merasa perlu untuk memfokuskan tim mereka guna memastikan operasional teknologi secara lancar dan efisien di dalam organisasi mereka.
Advertisement