Komdigi Ungkap 3 Bulan Lagi Indonesia Bakal Punya Peta Jalan AI

Kementerian Komdigi tengah menyusun peta jalan AI Indonesia yang ditargetkan rampung Juni 2025, fokus pada tata kelola dan pertumbuhan industri AI yang berkelanjutan.

oleh Agustinus Mario Damar Diperbarui 20 Mar 2025, 16:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 16:30 WIB
Wamenkominfo Nezar Patria
Wamenkominfo Nezar Patria saat acara buka bersama di Kantor Kominfo, Rabu (3/4/2024). (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), tengah berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan peta jalan AI atau kecerdasan artifisial. Rencananya, peta jalan AI ini ditargetkan rampung tiga bulan lagi.

Menurut Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria, peta jalan AI ini merupakan komitmen nyata pemerintah membangun tata kelola AI yang komprehensif dan mendorong pertumbuhan industri AI secara berkelanjutan di Indonesia.

Proses penyusunannya melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari organisasi hingga perusahaan swasta, memastikan peta jalan ini mencakup berbagai aspek penting.

"Diskusi sudah berlangsung di beberapa forum, termasuk juga kerja sama kita dengan beberapa organisasi dan beberapa company yang ikut mendukung," tuturnya dalam Forum Diskusi Masa Depan Tata Kelola AI di Indonesia seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Kamis (20/3/2025). 

Pemerintah juga mempelajari regulasi AI dari negara-negara maju sebagai referensi, mengakui pentingnya studi dan pemetaan untuk menentukan posisi Indonesia dalam perkembangan teknologi AI global.

Nezar Patria menekankan pentingnya regulasi yang berbasis insentif dan fleksibel. Hal ini dillakukan untuk mendorong inovasi tanpa memberatkan pelaku industri dengan beban kepatuhan yang tinggi.

"Kita tidak ingin juga menghambat inovasi-inovasi yang sedang dilakukan karena mengingat begitu dinamisnya watak AI ini ya," ujarnya melanjutkan.

Fokus pemerintah saat ini adalah menyelesaikan tantangan infrastruktur AI dan pengembangan talenta digital di bidang ini.

"Kita ada dalam early stage, dimana dua hal ini harus kita penuhi dulu sebelum kita bicara lompatan-lompatan ke depan," tuturnya menambahkan.

Promosi 1

Pentingnya Tata Kelola AI Indonesia

Kecerdasan Buatan
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Dok: intersystems.com... Selengkapnya

Pemerintah menyadari pentingnya membangun infrastruktur yang memadai dan mengembangkan talenta digital di bidang AI sebagai fondasi kuat sebelum melangkah lebih jauh.

Untuk itu, kebijakan yang inklusif akan diterapkan untuk meminimalisir biaya kepatuhan yang tinggi. Investasi besar-besaran pada pengembangan talenta AI menjadi prioritas, mengingat kecepatan perkembangan teknologi ini.

Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Kominfo, Aju Widya Sari, menekankan perlunya penyelesaian peta jalan AI dalam waktu singkat.

"(Kita punya) tiga tahun waktu yang paling fleksibel untuk menentukan langkah karena perkembangan AI sangat cepat. Sehingga peta jalan ini harus selesai kurang dari waktu itu," katanya.

Peta jalan ini nantinya akan menjadi acuan bagi kementerian dan lembaga terkait dalam merancang pengembangan, adopsi, dan pengawasan teknologi AI di sektor masing-masing.

Dengan demikian, diharapkan tercipta keselarasan dan sinergi dalam pengembangan dan penerapan AI di Indonesia.

Komdigi: AI akan Jadi Tulang Punggung Transformasi Digital Indonesia

Ketua Umum KORIKA, Hammam Riza bersama Sekretaris Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Aryo Pamoragung di acara Rakernas KORIKA. Credit: KORIKA
Ketua Umum KORIKA, Hammam Riza bersama Sekretaris Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Aryo Pamoragung di acara Rakernas KORIKA. Credit: KORIKA... Selengkapnya

Di lain kesempatan, kecerdasan buatan (AI) diproyeksikan menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia, khususnya dalam mewujudkan pemerintah digital.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Aryo Pamoragung, dalam Rapat Kerja Nasional Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA).

 Aryo memaparkan visi Indonesia Digital 2045 yang mencakup tiga pilar utama: pemerintah digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. Ia menekankan bahwa AI akan terintegrasi dengan teknologi lain seperti Internet of Things (IoT), Blockchain, dan Quantum Computing.

"AI akan menjadi tulang punggung transformasi digital Indonesia," ujar Aryo melalui keterangan resminya, Kamis (27/2/2025). Ia juga menyoroti potensi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 946 triliun pada tahun 2030.

Untuk mendukung inovasi AI, Aryo menekankan pentingnya sandboxing sebagai mekanisme pengujian dan regulasi adaptif. Pengembangan infrastruktur digital, termasuk 5G, fiber optic, dan keamanan data, juga menjadi prioritas.

Fokus Pengembangan AI

Ketua Dewan Pengawas KORIKA, Bambang Brodjonegoro, menambahkan bahwa pengembangan AI di Indonesia difokuskan pada sektor informasi, jasa keuangan, dan CRM/IRM.

Prioritas diberikan pada fintech, manufaktur, pendidikan, energi, dan smart city, sementara sektor kesehatan masih bergantung pada impor teknologi.

Bambang menyoroti tantangan utama dalam pengembangan AI, yaitu kesenjangan talenta digital yang diproyeksikan mencapai 3 juta orang pada tahun 2030. Ia menekankan perlunya tambahan 500 ribu talenta digital per tahun.

"Keamanan siber menjadi perhatian serius dengan meningkatnya serangan ransomware dan kebocoran data," tegas Bambang.

Oleh karena itu, tata kelola dan regulasi yang ketat diperlukan untuk melindungi infrastruktur digital nasional.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya