Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) optimistis ketenagalistrikan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru) mampu lebih andal. Ini juga mengaca ke beberapa kejadian beberapa tahun lalu.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkap beberapa kejadian yang dimaksudnya. Diantaranya adalah kejadian blackout pada 2019 lalu.
Baca Juga
"Selama dua setengah tahun kita pelajari apa yang terjadi pada Blackout tersebut dan dari sana banyak sekali dan kemudian kita bangun strategi yang namanya anti Black Out," ujarnya dalam Apel Siaga Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Advertisement
"Hari ini kita dengan bangga mengumumkan sistem tenagalistrikan kita dari pelajaran Blackout 2019 itu menjadi jauh lebih handal," sambung Darmawan.
Untuk diketahui, blackout merupakan kejadian padamnya sejumlah wilayah akibat dari terganggunya gardu induk milik PLN. Tercatat, saat itu blackout terjadi di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga wilayah Bali.
Selain itu, pria yang karib disapa Darmo ini menyampaikan kalau pada 2020 lalu ada kejadian banjir. Dia mengisahkan kalau ini juga turut jadi pelajaran yang berharga.
"Nah dari pelajaran banjir di tahun 2020 kita bangun lagi kelistrikan PLN yang jauh lebih kokoh ada gardu induk yang mudah kebanjiran kita pertahankan dengan adanya tanggul-tanggul," tuturnya.
Â
Minim Pasokan
Lebih lanjut, Darmo menyampaikan minimnya pasokan batu bara ke pembangkit PLN juga jadi persoalan di awal 2021 lalu. Jika tak dikendalikan, maka pemadaman daa skala besar kemungkinan akan terjadi kembali.
Guna mengatasi hal tersebut, Darmo melirik solusi untuk memastikan pasikan batu bara ke pembangkit PLN. Salah satunya dengan menegaskan komitmen kerja sama dalam suplai batu bara secara jangka panjang.
"Lagi-lagi kita perbaiki sistem pasokan energi primer kita baik itu kontraknya yang tadinya hanya spot-spot berorientasi jangka pendek kita Ubah menjadi kontrak yang kokoh berorientasi jangka panjang," paparnya.
Â
Advertisement
Masa Siaga Nataru
Informasi, masa siaga Nataru PLN ditetapkan pada 19 Desember 2022 hingga 4 Januari 2023. PLN membangun sekitar 2.571 posko denhan 18.427 pegawai, 59.643 tenaga alih daya (TAD) yang terlibat.
Kemudian, perseroan juga menyiapkan 1.505 genset, 653 unit uninterupable power supply (UPS), 899 unit gardu bergerak (UGB), 16 unit trafo mobile, 37 unit ERS Standby, 160 unit crane, 3.296 unit mobil, dan 3.293 unit motor. Seluruhnya untuk mendukung kesiapan PLN dalam mengantisipasi berbagai kendala selama periode Nataru.
Tak terlewat, PLN juga menyiapkan keandalan untuk mendukung kendaraan listrik. Totalnya ada 559 SPKLU di 237 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan posisi di pulau Jawa paling banyak dengan 155 SPKLU. Serta menyebar hingga wilayah Bali, Sumatera, Sulawesi-Maluku-Papua, Kalimantan dan Nusa Tenggara.