Bangun Silicon Valley di Bekasi, Jababeka Gelar Pelatihan Startup

Fablab adalah sebuah inisiatif dari PT Jababeka Tbk dalam menciptakan ekosistem yang disebut Correctio sebagai Silicon Valley Jababeka.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 22 Des 2022, 22:14 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 22:14 WIB
20170714-Infrastruktur masa depan di Jababeka
Saat ini Jababeka juga tengah mempersiapkan kawasan-kawasan bisnis dan hunian seluas 180 hektar seperti Jababeka Golf City yang dirancang untuk mengedepankan konsep kenyamanan, keamanan, dan kemewahan.

Liputan6.com, Jakarta PT Jababeka TBK melalui Fablab Correctio Jababeka berkolaborasi dengan Diskominfosantik Kabupaten Bekasi dan Lyrid, perusahaan piranti lunak yang berbasis di Amerika Serikat (AS), dalam menggelar pelatihan startup selama tiga hari, pada 19-21 Desember 2022.

CEO Fablab Correctio Jababeka Iman Firmansyah menyampaikan, fablab adalah sebuah inisiatif dari PT Jababeka Tbk dalam menciptakan ekosistem yang disebut Correctio sebagai Silicon Valley Jababeka.

“Fasilitas ini, yakni Correctio dan Fablab diresmikan bersamaan pada bulan September lalu. Ini adalah wadah ekosistem yang kita bentuk, dimana pentahelix bisa berkolaborasi, yakni dari pelaku industri, akademisi, government, komunitas dan media untuk menciptakan value dari masing-masing stakeholder," terangnya, Kamis (22/12/2022).

Iman berharap, kegiatan Bootcamp Startup Accelerator yang merupakan kolaborasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi dengan Correctio Jababeka, bisa lebih menghidupkan ekosistem startup di Jababeka dan umumnya di Kabupaten Bekasi.

"Kami berharap, hadirnya pebisnis-pebisnis baru ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bekasi," ujar Iman.

Plt Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Diskominfosantik Kabupaten Bekasi, Bahrul Ulum, mengatakan Bootcamp StartUp Accelerator merupakan langkah awal Pemkab Bekasi mendorong tumbuhnya potensi ekosistem startup di Kabupaten Bekasi.

Ia meyakini, pelatihan ini akan mampu berkontribusi dalam pemulihan ekonomi berbasis digital yang telah masuk di berbagai sektor.

"Kondisi pasca pandemi mendorong kita semua untuk lebih kreatif dan inovatif didalam mencari solusi pemulihan sektor ekonomi. Kabupaten Bekasi berpotensi menjadi homebase bagi para startup di Indonesia dengan dukungan dan kolaborasi antara pemerintah, baik pusat, daerah dan sektor private. Tentu, hal ini, sangat mungkin tercipta sehingga dimungkinkan terjadi efek domino positif diantara para pelaku usaha" tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kawasan Industri Jababeka jadi Klaster Industri Net Zero Pertama di ASEAN

Pabrik-pabrik terkemuka di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang bergabung dengan Program Net Zero yang diinisiasi oleh World Economic Forum dan Accenture serta didukung oleh Accenture dan EPRI (Foto: Pertamina)
Pabrik-pabrik terkemuka di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang bergabung dengan Program Net Zero yang diinisiasi oleh World Economic Forum dan Accenture serta didukung oleh Accenture dan EPRI (Foto: Pertamina)

Pabrik-pabrik industri terkemuka di Kawasan Industri Jababeka di Cikarang-Indonesia terdiri dari Pertamina, Hitachi, Unilever, dan L'Oréal, berkolaborasi untuk menciptakan klaster industri net zero dan menjadi klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara.

Hal ini merupakan hasil konkret dari Task Force Energy, Sustainability & Climate (TF ESC) B20 dengan mendorong kolaborasi untuk klaster industri net zero pertama di Asia Tenggara.

Kelompok pabrik Jababeka tersebut menandatangani pernyataan bersama dan mengumumkan rencananya untuk menjadi klaster industri net zero pertama di Kawasan Industri Jababeka di Indonesia Net Zero Summit 2022, side event B20 Indonesia 2022. Klaster ini akan didukung oleh World Economic Forum dan Accenture sebagai bagian dari inisiatif Transitioning Industrial Clusters towards Net Zero yang bekerja sama dengan Accenture dan EPRI. 

Pasca penandatanganan, kelompok pabrik Jababeka berencana akan bersama-sama mengembangkan solusi dekarbonisasi di Kawasan Industri Jababeka. Di mana targetnya ialah mencapai emisi karbon nol bersih sebelum tahun 2050 untuk mendukung target net zero Indonesia pada tahun 2060.

Tujuan utama lainnya termasuk meningkatkan efisiensi operasional dan sirkularitas serta transisi dari energi fosil ke energi listrik bertenaga surya, dan sumber terbarukan lainnya. Tujuan-tujuan ini akan menjadi bagian dari upaya transisi energi B20 yang mendukung presidensi G20 Indonesia pada tahun 2022.

"Klaster industri net zero Jababeka akan dibangun di atas dasar yang telah kami letakkan sebagai kawasan industri selama lebih dari 30 tahun dengan perusahaan dari 30 negara untuk bertransformasi di masa depan, menggunakan teknologi dan digital dalam operasionalnya," kata Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

"Inisiatif tersebut, akan membantu perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara ini untuk mengambil peran utama dalam mengatasi meningkatnya permintaan konsumen akan produk berkelanjutan dan praktik bisnis yang bertanggung jawab," lanjut dia.


Emisi Karbon

Jababeka Residence
Plan Pembangunan Jababeka Residence

Presiden Direktur dan CEO Pertamina sekaligus Chair of the B20 Energy, Sustainability and Climate Change Nicke Widyawati mengatakan, meningkatkan penggunaan solusi energi terbarukan, penting untuk menurunkan emisi karbon dari aktivitas industri.

"Tetapi untuk mencapai dekarbonisasi membutuhkan kolaborasi antar banyak pemangku kepentingan, jadi, kami mencari perusahaan tambahan di Jababeka untuk bergabung dengan kelompok baru ini. Pertamina, sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia di Fortune Global 500, sangat ingin mendorong perjalanan dekarbonisasi ini sebagai perusahaan energi," tutur dia.

Alper Kulak, Direktur Supply Chain Unilever Indonesia, menambahkan, keberlanjutan harus menjadi bagian penting dari setiap strategi bisnis untuk memberikan kinerja yang unggul dan pertumbuhan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

"Unilever berharap bisa bermitra dengan pihak lain dalam ekosistem bisnis manufaktur ini, dalam upaya ini," ungkap dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya