Danau Toba jadi Tuan Rumah F1 Powerboat, Apa Untungnya Bagi Indonesia?

F1 Powerboat atau FI H20 World Series akan diselenggarakan di Danau Toba, Sumatera Utara, pada 24-26 Februari 2023 mendatang.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Jan 2023, 14:40 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2023, 14:40 WIB
F1 Powerboat atau FI H20 World Series akan diselenggarakan di Danau Toba
F1 Powerboat atau FI H20 World Series akan diselenggarakan di Danau Toba, Sumatera Utara, pada 24-26 Februari 2023 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta F1 Powerboat atau FI H20 World Series akan diselenggarakan di Danau Toba, Sumatera Utara, pada 24-26 Februari 2023 mendatang. Dibalik itu, terdapat enam keuntungan yang akan diperoleh Indonesia dari ajang tersebut.

Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kemenkomarves Kosmas Harefa, menyebut yang pertama, yaitu promosi kepada target pasar wisatawan nusantara dan mancanegara.

"Hal ini mengingat kegiatan F1 Powerboat akan disiarkan secara LIVE di stasiun televisi nasional maupun internasional, yang kita harapkan menjadi ajang promosi yang nilainya luar biasa," kata Kosmas dalam acara Genposting: F1 Powerboat, Perkuat Potensi Wisata Danau Toba, Rabu (25/1/2023).

Keuntungan kedua, ajang ini bisa membuka kesempatan bagi para pengusaha lokal untuk mengambil manfaat ekonomi dari penonton F1 Powerboat. Ketiga, membuka peluang masuknya para investor untuk membuka usaha baru dan membuka lapangan pekerjaan.

"Suksesnya even ini, dengan pergerakan ekonomi yang besar. Ini akan merangsang para investor untuk berinvestasi di sana, termasuk melihat peluang akomodasi ke depan," ujarnya.

Selanjutnya, keuntungan keempat, yaitu adanya peningkatan traffic wisatawan baik pada pra, during, dan pasca penyelenggaraan. Kelima, lokasi premium di Balige untuk perhelatan acara besar seperti konser, pernikahan, olahraga air dan sebagainya.

"Satu hal yang penting, penataan kawasan yang nilainya tidak sedikit lebih dari Rp 30 miliar kita gelontorkan melalui PUPR untuk menata kawasan penyelenggaraan event ini, tidak hanya kita bangun untuk kepentingan even ini, tapi kita ingin setelah event ini ada kegiatan-kegiatan besar yang bisa digelar di sana, maka sustainability ekonominya berputar," jelasnya.

Oleh karena itu, Kemenkomarves meminta kepada In Journey agar membangun komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten agar tempat tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan besar lainnya.

Keenam, keuntungannya akan ada peningkatan waktu tinggal dan spending wisatawan yang hadir dengan spot-spot wisata premium di kawasan Danau Toba.

 

F1 Powerboat Kembalikan Kejayaan Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Turis Eropa

Danau Toba
Foto udara yang diambil 4 April 2019 ini menunjukkan Danau Toba dari kawasan Sigapitan, Sumatera Utara. Danau terbesar di Asia Tenggara yang dikelilingi tujuh kabupaten di Sumatera Utara tersebut luasnya hampir dua kali ukuran Negara Singapura. (GOH CHAI HIN / AFP)

Pada Februari 2023 mendatang, akan diselenggarakan F1 Powerboat atau FI H20 World Series di Danau Toba, Sumatera Utara. In Journey mengungkapkan, dipilihnya Danau Toba untuk memperkenalkan wisata dan budaya Indonesia di kancah dunia.

"Kita semua tahu kalau danau Toba salah satu dari lima DPSP, dengan pemilihan danau Toba juga untuk memperkenalkan budaya, salah satunya suku Batak," kata Head of Strategic Marketing and Customer Experience in Journey, Ricky Wirjan, dalam acara Genposting: F1 Powerboat, Perkuat Potensi Wisata Danau Toba, Rabu (25/1/2023).

Lebih lanjut, dibandingkan dengan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), sejak dulu Danau Toba sudah banyak dikenal masyarakat. Sementara, destinasi wisata lainnya seperti Mandalika, merupakan destinasi wisata baru.

"Kalau kita dengar naman Danau Toba ini sudah dikenal cukup lama selain Bali orang pasti sudah tahu, selebihnya destinasi baru. Mandalika baru kedengaran 2-3 tahun terakhir, apalagi Likupang banyak yang salah kira, kirain di NTT padahal di Sulawesi Utara. Tapi kalau Danau Toba sudah puluhan tahun." ungkapnya.

Apalagi Danau Toba pada tahun 1970 dikenal sebagai destinasi wisata orang Eropa. Artinya, Danau Toba merupakan destinasi yang sudah cukup lama dikenal, tapi potensinya belum optimal. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan kembali potensi Danau Toba perlu diadakan event besar, salah satunya "F1 Powerboat".

"Supaya Danau Toba ini mengembalikan potensinya agar dikenal di mata internasional, cara dikenal mata Internasional kalau kita pasang iklan di billboard luar negeri mungkin tidak selalu optimal, tapi kalau bikin event gebrakan internasional," ujarnya.

Dia mencontohkan, penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Lombok. Semua negara menjadi tahu destinasi wisata Mandalika berkat ajang Balap motor Internasional tersebut. Hal yang sama juga diharapkan melalui ajang F1 powerboat yang akan dilangsungkan di Danau Toba.

"MotoGP seluruh dunia sudah tahu Mandalika, dan ini sama sekarang Danau Toba kita bangkitkan lagi potensinya menyelenggarakan F1 Powerboat, karena potensinya Danau Toba itu air, tidak mungkin membangun sirkuit," pungkasnya.

Kemenhub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Jelang F1 Powerboat di Danau Toba

Danau Toba
Ilustrasi Danau Toba

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub)menyiapkan konektivitas hingga rekayasa lalu lintas menjelang gelaran balap perahu motor dunia atau F1H2O di Danau Toba. Gelaran F1 Powerboat itu sendiri bakal dilaksanakan pada 24-26 Februari 2023 mendarang.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Hendro Sugiatno menyampaikan sejumlah dukungan dari Ditjen Hubdat untuk memperlancar terselenggaranya F1H2O. Sejumlah dukungan yang diberikan misalnya konektivitas dan rekayasa lalu lintas selama masa pelaksanaan event akbar itu di Balige.

“Dukungan dari Ditjen Hubdat yaitu berupa jalur transportasi dari /ke lokasi kegiatan, simulasi perjalanan 3 unit kontainer berdimensi 40 feet dari Pelabuhan Belawan hingga Balige, serta penyusunan rekayasa lalu lintas. Hingga saat ini dilaporkan bahwa jalur transportasi dari dan ke lokasi kegiatan menggunakan jalur untuk lintas kontainer dari Pelabuhan Belawan ke Balige dan akan mendapatkan pengawalan dengan perkiraan waktu perjalanan selama 7 jam dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam,” kata Dirjen Hendro dalam keterangannya, Selasa (17/1/2023).

Dirjen Hendro menyatakan pihaknya siap mendukung kelancaran penyelenggaraan F1H2O di Indonesia sebagai salah satu ajang olahraga internasional. Ia menjelaskan bahwa selanjutnya pihaknya akan melakukan survei lapangan bersama dengan Kementerian PUPR.

Termasuk mengenai simulasi perjalanan kontainer untuk meminimalisir adanya hambatan dan memeriksa kerusakan jalan yang berpotensi menghalangi perjalanan.

“Sementara penerapan rekayasa lalu lintas akan dilakukan di sekitar area venue F1H2O yaitu menuju dan keluar Balige. Sementara juga akan disusun peta potensi pergerakan mobilitas darat menuju kawasan Balige," kata dia.

"Dari Dishub Toba akan membantu dalam hal evaluasi dan menyusun MRLL di area venue F1H2O. Selanjutnya juga akan dievaluasi terkait kantong-kantong parkir yang difokuskan di jalan Lumban Silintong,” paparnya. 

Rekayasa Lalu Lintas

Ilustrasi Keindahan Alam Indonesia
Keindahan Danau Toba. (Bola.com/Pixabay)

Selain itu dari Direktorat Lalu Lintas Jalan Ditjen Hubdat akan menyusun rencana alur kedatangan wisatawan dari berbagai jalur masuk menuju Balige. Sehingga tetap dapat dipastikan kondisi lalu lintas aman dan lancar saat penyelenggaraan event tersebut.

“Untuk mendukung akses wisata dan kedatangan wisatawan, akan dilakukan penambahan dan integrasi antar-moda dari daerah terkait dari/menuju Balige untuk mendukung angkutan dari dan ke Balige. Kemenhub, Pemprov Sumut, maupun Pemkab Toba akan bersama-sama membuat rencana penambahan dan integrasi antarmoda dari/menuju Balige dari beberapa daerah lainnya. Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah II Provinsi Sumatera Utara juga menyatakan saat ini sudah terdapat pelayanan DAMRI, bila diperlukan dapat dilakukan penambahan dan penyesuaian untuk mengakomodir acara,” urainya.

Dari segi kehadiran prasarana, dalam pelaksanaan F1H2O didukung dengan keberadaan Pelabuhan Balige, Tigaras, Ajibata, Ambarita, Muara, Tongging, Simanindo, dan Bakara yang saat ini telah beroperasi.

“Untuk moda angkutan juga beroperasi KMP di Danau Toba dan siap untuk melayani wisatawan. Sebanyak 5 sarana kapal pendukung seperti KMP Asa-Asa, KMP Jurung-Jurung, KMP Kaldera Toba, KMP Pora-Pora, dan KMP Ihan Batak,” pungkas Dirjen Hendro.

  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya